Tahu kan ya Mbak Darsem? TKI yang lolos dari hukuman pancung di Arab Saudi sana kan ya? Lha, tiga hari yang lalu kalok ndak salah, nDaru nonton tipi dan liyat Mbak Darsem di salah satu setasiun tipi swasta nasional. Menurut pemberitaan setasiun tipi itu, Mbak Darsem kok kesannya kurang konsisten gitu. Dulu, pas dapet uang sumbangan dari pemirsa setasiun tipi swasta itu yang mencapai 1,2 M, dia bilang mau menyumbangkan sebagian uangnya ke keluarga Ruyati, TKI yang dihukum pancung di Arab Saudi, trus untuk beramal sodakoh, dkk. Kemaren pas tau yang disumbang cuma 20 juta, si setasiun telepisi swasta merasa apa yang disumbangkan Darsem endak sebanding dengan apa yang sudah dia dapet. Bahkan, ia dituduh bergaya hidup wah sekarang.
Wah, nDaru ngakak tenan. Kalok menurut nDaru sih, lha setasiun tipi swasta nasional itu yang lebay. Mereka terlalu reaktip menghadapi kasus Darsem. Sejak awal uang itu tujuannya untuk membantu pembebasan Darsem, tapi ternyata sudah dibayar oleh pemerentah. Lha, terus kalok duitnya itu glondongan dikasi Darsem ya sudah pasti resikonya bakal dipakek buat Darsem buat ngapain saja dong. Coba setasiun tipi swasta nasional itu mikir panjang. Jangan dikasih glondongan, tapi dibikinken usaha melalui duit itu misalnya, seperti yang dibilang oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos), Andi Zainal Abidin di situs ini.
Ndaru jugak setuju dengan apa yang dibilang Pak Dirjen, uang yang lain kan bisa buat membantu TKI yang lain, jadi jangan dikasih semua. Lha, kalok sekarang udah terlanjur dikasihken Darsem ya jadi haknya Darsem dong. Jadi, dia mau ngapain saja dengan duit itu ya terserah dia. Kita toh ndak tahu masalah apa yang dihadapi oleh dia, dia butuh apa, utang brapa, dsb.
Ngasih bantuan sih boleh-boleh saja, malah sangat mulia, tapi mbok ya caranya itu yang edukatip. Kalok menurut gamblehan nDaru sih, setasiun tipi swasta nasional itu terlalu terburu-buru, bahkan sudah masuk ke gejala pengen nyarik popularitas. Ini lho saya bisa mengajak masyarakat membantu TKI. Hanya segitu kah? Cara seperti itu malah tidak mendidik. Jadi sekarang, ya jangan protes.