Rabu, 30 Juni 2010

(sok) Nginternasiyonal Simelekete

Istilah ituh keluar dari mulutnya Jumi, temen nDaru yang lagi hobi ngomong simelekete. Jadi pas kami nongkrong di burjo semalem, dia bilang sebel dengan budaya baru orang-orang Indonesiya yang (sok) ngringgris, (sok) nginternasiyonal, tapi sebenernya mereka adalah profil yang sedang dijajah mental secara subversif oleh gambaran serba hebat budaya barat. Entah ituh adalah budaya ato sebenernya jenis penyakit baru. “Coba Ru, situ bayangin. Ada satu fakultas yang sekarang lagi kedanan untuk diakui sebagai akademisi yang nginternasiyonal. Ada jadwal khusus ngomong boso linggis, datengin bule untuk ngajar mahasiswanya, dan ngangkat dosen bahasa linggis jugak karena kata spion sayah, dosen ituh pernah ngajar Bahasa Indonesiya di negara kumpeni sanah”.

Lha yang bikin nDaru tambah melongo lagi, fakultas ituh bukanlah fakultas yang mengajarkan bahasa tapi bidang lain yang sebenernya endak ada hubungannya secara langsung dengan pengajaran Bahasa Inggris. Dan, sekarang mereka sedang berkoar-koar untuk go international. Salah satu usaha untuk menuju cita-cita mulia itu adalah dengan menginggrisken segala kegiatan kampus.

nDaru memang bukan dari akademisi kampus ya, tapi kalok liyat fenomena ituh nDaru jugak menyayangkan gejala nginternasiyonalnya. Mau jadi nginternasiyonal ato nginggris ituh sah-sah saja kok. Bagus malah. Cuman, yang disayangkan adalah konsep nginternasiyonal-nya. Nginternasiyonal yang seperti apa? Kebanyakan, yang Jumi bilang dan nDaru liyat adalah standar internasiyonal dilihat cuman karena pelakunya fasih ngomong bahasa linggis. Asal sampeyan cas cis cus boso linggis, sampeyan sudah jadi orang internasiyonal. Lha, aneh to?

Padahal, apa yang mereka kerjakan ituh endak jawuh dari anak kecil yang ngiler pengen makan es krim sundae-nya KFC di pinggir jalan karena tergoda melihat gambar si es krim yang sangat menggiurkan. Setelah selese menikmati manisnya es krim ya sudah, selese. Sama jugak dengan tetangga nDaru yang ngebet punyak Blackberry cuman karena banyak orang pakek. Nginternasiyonal, buwat nDaru pribadi adalah lebih ke bagaimana sebagai manusiya kita melek terhadap apa yang terjadi di seluruh belahan dunia. Selain ituh, kita mampu mentoleransi ide, pandangan, dan pendapat yang beragam. Kita mampu berkomunikasi dan berbagi informasi dengan mereka yang punyak bahasa beda dengan kita, tapih endak berarti kita jadi ikut-ikutan cara hidup dan cara pikir orang dari negara lain.

Lagipula, kalok memang mau jadi akademisi yang sejati, kenapa endak mengabdikan tenaga dan pikiran untuk masyarakat Indonesiya laen yang berada di daerah terpencil atok masyarakat lain yang masih belum menikmati pemerataan informasi dan pengetahuan? nDaru lebih salut ke mereka yang mau pulang ke daerahnya setelah kuliyah laluh bekerja disana. Coba kita bayangken. Udah lulus jadi S1, membantu orang-orang yang jawuh dari peradaban, tapi tetep punya pengetahuan yang luas. Ituh lebih terhormat daripada cuman pengen nginggris.

Lagipula, kalok mau keren-kerenan karena bisa bahasa asing, mbok belajar Bahasa Latin sekaliyan atok bahasanya suku Bushmen yang susah buanget ituh. Lha, kalok Bahasa Inggris, lha udah banyak orang yang bisa bahasa ituh, endak surprais.

Jumat, 25 Juni 2010

Nyari Kerja ato Nyari Duit?

Posting nDaru kali ini samasekali bukan mau mendiskreditkan profesi PNS, nDaru tau kok banyak PNS yang juga banyak bekerja giat dengan gaji yang sak upril, yang nDaru sebut di postingan ini adalah oknum PNS yang mungkin ndak baek buat ditiru. Tapi tetep ndaru mintak maap kalok ada yang kesentil, ndak sengaja je :D



Kemaren pas nDaru nglayat di kadang cerak, nDaru ketemu sama bulek yang udah dari taon King Kong ndak ketemu. Komentar pertama yang keluar dari mulutnya adalah betapa sekarang nDaru kelihatan tambah cungkring, koyo biting mlaku gituh. Terus nDaru ditanyak kerja dimana sekarang dan nDaru nyebut nama Universitas Nganu. Bulek ituh agak kaget dan komentar, “Ooo..lha swasta nduk. Kamu bakal diperas abis-abisan, cobak kayak bulek ini lho, kan PNS. Kerja jugak ndak berat-berat banget dan gaji juga dijamin”. Komentar begituh mbikin nDaru pengen mbledug di tengah suasana duka yang dirasakan sampe-sampe nDaru mbatin, “Woo lha pantes badanmu jadi kek King Kong bedakan bulek!”. nDaru udah sering denger komentar begituh ya. Tapi karena kemaren suwasananya sedang berbeda, jadi ya Tuhan ampuni sayah, sayah ngenyek bulek sayah sendiri.



Jawuh sebelum nDaru lulus kuliyah, nDaru sudah sering akrab mendengar doktrin (yang lagi-lagi) menggiring jadilah PNS, bukan karena jadi PNS kamu ituh berjuwang atas nama negara atok jadilah PNS karena kamu berkarya untuk negaramu. Tapi, yang sering nDaru denger jadilah PNS karena kamu bakal hidup dengan nyaman. Dan maap, lebih kasar lagih adalah jadilah PNS karena kamu cumak perlu datang, duduk menunggu kerjaan yang bisa dikerjakan sambil menutup sebelah mata, laluh dapet gaji tinggi. Ituh yang mbikin nDaru sebel, tapi nDaru endak mbenci PNS-nya, cuman benci dengan mereka yang malah menurunkan citra PNS dengan polah tingkah yang semrawut. Dan, cara mereka menganjurkan nDaru untuk jadi PNS malah tambah memperkuat pola pikir salah yang sejak dari duluh sudah dibikin, yaitu PNS=ENAK, SWASTA=SENGSARA,



Orang-orang tadi memandang kerja cuman endak lebih dari nyarik uang buwat makan, mbeli baju, dan kalok bisa mbeli BMW. nDaru endak yakin kalok mereka pernah mikir, dari sekian waktu yang sudah berlaluh apakah sayah sudah mengerjakan sesuatu, apakah sayah sudah mempersembahkan sesuatu, minimal bahwa mereka bertanggungjawab terhadap kemampuan dan bakat sekaligus latar belakang pendidikan yang dimilikinya. Sama kek critanya Juminten, temen nDaru ituh, ada salah satu setaf di tempat kami kerja yang tiap hari dateng cuman duduk, bukak fesbuk, nyetel lagu sekenceng2nya, persis kek orang njuwal CD bajakan di pinggir pasar. Dan dia dapet gaji yang lebih lebih lebih tinggi. Dia mungkin bisa merasakan begitu enak, tapi nDaru endak yakin kalok dia bahagia lahir dan batin.



Duluh, pas nDaru memutuskan untuk pindah dari salah satu pabrik minyaknya negara ke Universitas Nganu inih, nDaru meyakini bahwa nDaru hidup bukan dari gaji nDaru, tapi dari pekerjaan nDaru. Memang, duit ituh perlu, tapi nyatanya dengan gaji yang kurang dari separo dari gaji nDaru di pabrik minyak itu, nDaru bisa hidup dan menghidupi hidup nDaru sendiri. nDaru merasa lebih merdeka buwat mengerjakan banyak hal dan lebih lagih berkarya, mengaplikasikan apa yang nDaru punyak buwat banyak orang.



nDaru jugak belajar dari si Juminten, temen nDaru yang endak selese menerima kemalangan ituh (hehehe). Kecintaan dia pada pekerjaannya melebihi kecintaan pada institusi dan orang-orang di sanah membuat dia mampu mensyukuri tiap kejadian. Meskipun jengkel ngajar mahasiswa-mahasiswa tengil, dapet email dan telepon gelap dari mahasiswa, dan masih endak dianggep sama atasan karena ndak doyan duwit haram, ya ndak sepenuhnya haram sih, suam-suam kuku lah, Juminten selaluh bilang, “Untung sayah ketemu mereka, jadi sayah tawu ituh endak baek”. Juminten jarang dapet bonus. Bonus yang dia terima murni karena pekerjaan regulernya. Lha, tapi dia bisa ngontrak rumah dan menghidupi anjing-anjingnya. Sementara temen-temennya yang kerja sambil numpang di ketek bapaknya ya masih jadi anak simbok yang mungkin nyebrang jalan aja perlu dituntun.



Kamis, 17 Juni 2010

Pornografi Ndak Oye

nDaru sebenernya ogah ikut2an nulis blog soal sekandalnya Luna Maya dkk itu. Tapi kok lama-2 jengah jugak liyat berita di tipi2. Sudah hampir 2 minggu lho, kita disuguhi berita sekandal itu. Dan banyak hal yang mbikin nDaru jadi ndak respek sama orang2 yang tereak2 di jalan itu.

Setelah kasus video intim Ariel-Luna Maya-Cut Tari meledak, masyarakat pun jadi heboh. Tiap kali nDaru mencet remot tipi, selaluuuu kasus ituh yang dibahas. Dari yang dipanggil polisi, pemeriksaan, sampe mrembet2 ke profil personal tiap pemain video ituh. Wartawan pun semakin garang memburu tiga artis ngetop ituh. Malah, kasus ini katanya menarik perhatian Lady Gaga sama Paris Hilton. Wes to, bener2 luar biyasa popularitasnya.

Berbeda dari kasus-kasus video porno dan sejenisnya, kasus inih mendapat perhatian yang luar biasa pula dari aparat. Sampeyan pasti tahu, begitu video intim ituh meluas, banyak sekolah yang merazia siswa-siswinya, banyak pulak warnet yang kena razia polisi. nDaru jugak kadang ketar ketir nunggu kapan giliran t4 ndaru mbagi2 benwit itu dirazia. Begitu kedapetan ada yang menyimpan video mesum ituh langsung dicangking ke polisi. Entah kalok anak2 sekolah. Mentok ya diceramahi gurunya dan jadi tamu istimewa kepsek di ruangannya. Reaksi ke pemain video intim ituh jugak lumayan keras. Ada pemda yang memboikot nama-nama artis ituh, pokoknya endak boleh tampil di daerah tertentu dengan alesan perilaku mereka merusak moral masyarakat. Masyarakat yang mana ya? nDaru ini merasa jadi masyarakat tapi ndak merasa kalok moralnya lagi dirusak? Kalok sampeyan liyat di tipi, kasus inih jadi semacam tonggak baru bagi negri kita tercinta buwat menolak pornografi di segala aspek kehidupan berbangsa.

Hadah..nDaru jadi geleng2 kepala ya, endak ngerti pola pikir bangsa inih mau kemana gituh. Kalok menolak pornografi ya jelas nDaru setuju. Tapi, reaksi atas kasus video intim Ariel-Luna Maya-Cut Tari ituh yang bikin nDaru mringis. Banyak pihak yang ngunek-nguneke perilaku tiga artis ituh, dari yang endak punyak moral, merusak moral bangsa, teroris moral dsb. Moral bangsa yang seperti apa kalok kita renungkan? Jangan lupa, menurut Metro TV, sebuah survey internasiyonal mencatat bahwa Indonesiya inih meraih angka tertinggi download video bokepnya Miyabi se-duniya. Apakah yang tukang maki2 ituh endak pernah donlot videonya Miyabi? Kalok emang begituh ya silaken. Tapi ya mbokyao, jangan menghakimi dengan semena-mena. nDaru bukannya mau membela Ariel-Luna Maya-Cut Tari lho ya. Tapi, tampaknya perlu sikap proporsiyonal dalam menghadapi manusiya yang pasti endak sempurna.

Lalu, kenapa ketika kasus inih muncul, barulah orang2, dari pihak LSM, sekolah, polisi, bahkan pemerintah rame2 bertindak? Bagaimana dengan nasib ratusan ribu video porno laen yang didonlot secara bebas sebelumnya? Bagaimana jugak dengan pelakunya? Apakah mereka dibiarkan bebas begitu saja, lolos dari caci-maki dan razia? Di Indonesia ini dalam 10 tahun terakir terproduksi video hot sebanyak lebih dari 800 buah rekaman saru lho. Kalok mau razia, kenapa baru sekarang? Kemaren2 kemana? Oke, sekarang pemda mencekal artis2 ituh, tapi di lain pihak mereka mengijinkan para penyanyi dangdut amatir bernyanyi sekaligus berjoget erotis di daerah2 mereka. Bahkan ketika para wakil rakyat itu kampanye, hiburannya yang bau2 ndangndutan joget erotis. Ya to? Trus itu yang sok2an mau nuntut Luna Maya dkk itu, itu lho yang pengacara kondang suaminya artis, ha dulu dia juga pernah selingkuh lho. Apa ndak muna itu namanya?

Kalok memang mau bersikap tegas kepada aksi pornografi ya yang konsisten dong, jangan cuma mengurusi masalah yang sarat dengan popularitas. Mumpung artis populer trus ditanggepi dengan serius begituh? Lha kalok mau razia ya razia dengan serius, sistemnya ada dan yang dirazia jugak semua pihak. Kalok mau blokir situs pornografi ya mestinya Kemenkominfo membuat sistem blokiran yang bagus, kan orang-orang di sanah pada pinter2. Dan, satu lagih, seharusnya pemerintah membuat undang-undang yang lebih tegas, bukan yang malah menimbulkan persepsi yang berbeda-beda, ada batasan yang jelas dan sanksi yang tegas.

Jadi, daripada sekarang memaki-maki endak jelas, lebih baik bersikap konsisten, komplet dari pusat sampek daerah. Mari menolak pornografi dengan konsisten, bukan tebang pilih!

Jumat, 11 Juni 2010

The Leader in My Dream

Di postingan ini, nDaru mau nggambleh pakek Bahasa Inggris biyar dikira nginternasiyonal. Siapa tawu ketiban sampurnya Miss Unipers. Silakan siapken kamus Anda.


You may have updated news that Obama delays his coming to Indonesia (again). Last March when this first Afro-American president confirmed his delay, he was not only saying “No, I won’t come, Indonesia.” He stayed with his cabinet to struggle the legalization of the new Health Bill by the congress. And, now he also decides to stay with his people due to the tragedy of oil split on the Mexico Bay. Consequently, he has to cancel his visit to Indonesia and Australia, such risky decision for his foreign diplomacy since many believe that those two countries would be the bridge for Obama’s popularity in accordance with his global profile.

Well, I have to give salute to this president, because he proves his own commitment and legacy as a president. Obama himself shows how a real leader should be. He chooses to stay with a bunch of trouble bravely, instead of touring to other countries that contribute his famous much. He may have chosen to leave his country, give the command to the vice president to take a lead in the problem, and say to the press, “I am leaving for the future of America’s diplomacy. People, out there, should know that America is not against Moslem, America loves them, etc.” On the other hand, he didn’t.

Let’s look at what had happened here. Several months ago when Indonesian people were on the highest temper of facing Century scandal, where was the president? He didn’t do something that comfort his people quickly and just let the people argue and mock to each other. Even, he went to Australia for special occasion, receiving the Doctor Hounaris Causa, when many held big demonstration in front of the palace. Personally, I don’t like demonstration, I don’t suggest you yelling and screaming in public either. Yet, I do understand that Indonesian people don’t have any “better” way to voice their opinion, question, disappointment, and hope. You may have seen that even when they yelled and screamed, the government didn’t listen to them, how if they had only kept silent? Perhaps, the government didn’t even notice if there were people on the road.

As part of ordinary people, I don’t know what the president is doing and what he has done. And, frankly, I don’t like the president either. However, as an Indonesian citizen, I may have the right to have a care president, a leader who is willing to listen to the people. I am envy with those American people. They have a leader who puts the problem of the country in his first concern. They have a leader who doesn’t only think of what he should do to get the sympathy and popularity, a nice label of an ideal president.

However, I do understand that they’re just two different persons. Obama came from low-class society, even marginal society. I spent several years in America to stay with my Babe and I do understand how the people there treat the different skinned-people differently. Perhaps, the background contributes much effect on Obama’s leading way. On the other hand, our president came from military background. He may have had the same sad childhood with Obama, yet when he grew up in the military world, he had everything easily. You have to remember that he was the star in the military.

Well, may I hope to have a leader who is willing to listen to?

Rabu, 02 Juni 2010

Miss Simelekete

Sebenernya, nDaru sudah dari duluh sebel setengah mati sama konsep ajang mis-misan, dari Miss Universe lah, Miss World, Miss Timbuktu, Miss Uganda, Miss kempis laennya. Gara-gara nonton Miss Indonesiya semalem di tipi, nDaru jadi keingetan sebel nDaru yang ituh. Ya memang, kalok Anda punyak duwit, silaken mau bikin kontes mis ato mister. Mbikin ajang seperti ituh memang hak tiap manusiya dan bagian dari budaya jugak, tapi yang bikin nDaru sebal adalah standar yang diciptakan untuk diberikan kepada seorang perempuan yang berhak dipanggil “Miss”. Dan, maap Ndaru musti bilang kalok standar yang dibikin ituh konyol!


Lhaaa, gimana endak konyol cobak. Standar yang dipakek untuk menilai kontestan mis-misan adalah tiga be: brain, beauty, dan behavior. Eh, katanya yang terakhir inih ada satuh be yang laen. nDaru lupa be apa, tapi ya mesti be yang bagus, endak mungkin brewokan ya..hihihihihi. Sayangnya, beauty yang ditentukan sama panitiya adalah mereka yang bertubuh bongsor seperti cagak listrik, berambut panjang, dan punya alis yang ditato. Cobak Anda liyat, apa ada kontestan mis-misan yang bertubuh bantat, gemuk, jerawatan atok punyak pipi bitol ß chubby total? Endak to.

Laluh, masalah brain, panitiya bilang kontestan diharuskan punyak wawasan yang luas dan mampu menghadapi tiap persoalan dengan semart. Cobak Anda liyat gaya embak-embak ituh menjawab pertanyaan dewan juri. Mereka lebih mirip kayak orang menghapal teori yang sedang beretorika tanpa melihat konteks pertanyaan dengan cerdas. Ha terus brain yang dimaksud yang seperti apa.


Masalah behavior inih jugak endak kalah bikin geregetan. Behavior semacem apa yang seharusnya dimiliki oleh Miss Indonesiya yang katanya mewakili profil perempuan Indonesiya sejati begituh. Apakah yang bisa lenggak-lenggok di panggung, terus menyunggingkan senyum sampek bibirnya kering, ato yang bicaranya mendayu-dayu lucu? Ada yang dengan bangga dari awal sampek akhir ngomong terus pakek Bahasa Inggris, padahal ditanyanya pakek Bahasa Indonesia. Apa terus kelihatan keren kalok bisa ngomong Bahasa Inggris? Lha katanya ituh ajang Miss Indonesiya, masak endak merasa malu malah ngomong pakek bahasanya kumpeni. Seharusnya, Miss Indonesiya ituh ya berbahasa Indonesiya, ato malah lebih bagus ngomong pakek bahasa daerah.


nDaru jadi inget omongan si Jumi, temen nDaru yang endak kalah sebal dengan fenomena orang-orang norak yang ngrasa keren kalok Berbahasa Inggris. Harusnya Miss Indonesiya ituh ya Indonesiya sekali, bisa Bahasa Indonesiya, tahu persoalan Indonesiya apa, bisa bahasa daerah, kenal sama budaya negrinya sendiri, bukan mereka yang kelihatan wah karena blesteran dan nggambleh pakek boso londo. Ituh napa nDaru ikutan mangkel dengan hasil pemilihan Miss Indonesiya tahun lalu. Bukannya mau mendiskriminasi orang ya, lha tapi Miss Indonesiya kok ngomong Bahasa Indonesia aja endak bisa dan harus dibantu penerjemah. Ya ampun, Gusti!


Laluh, Miss Indonesiya ituh yang seperti apa? Kalok ajang ituh bertujuan untuk mencari profil yang bisa menggambarkan dan mempromosikan Indonesiya banget, ya mbok standarnya ditinjau ulang. Ajang mis-misan semacam ituh malah banyak mendiskriminasikan perempuan. Kalok Anda bertubuh tinggi, pinter make-up, bisa Bahasa Inggris, dan lebih lagi blesteran, kinclong lah pokoknya, Andalah yang bisa jadi calon Miss Indonesiya. Tapi, kalok Anda ituh endak suka dandan, bertubuh pendek, dari ndeso sana yaaaa endak bisa jadi Miss Indonesiya. Anda mungkin bakal bilang bahwa tulisan ini hanya pelampiasan dendam nDaru yang endak bisa ikutan ajang2 mis2an..Ya ndak pa2 kalok anda mikir seperti itu. Mungkin memang benar adanya, tapi anda musti inget, banyak lagi wanita2 indonesia ini yang lebih jelek dari nDaru, yang lebih pendek dari nDaru, dan lebih siyal dari nDaru, dan nDaru yakin mereka banyakan yang ndak ikutan ajang itu daripada yang ikutan.


Yah, nDaru toh sadar. Ajang mis-misan ituh endak jawuh dari fenomena bisnis yang memajang perempuan sebagai alat penarik perhatian publik. Makanya, mis-misan simelekete!