Kamis, 27 November 2008

hidup dan segala dinamikanya


Akhirnya, setelah menunggu beberapa bulan ndaru dapet kabag baru di kerjaan ndaru, setelah kabag lama meninggal, selama beberapa waktu ndaru menjadi ymt kabag. Betapa pengalaman itu sungguh amat sangat berharga buat ndaru, kekmana rasanya menjadi leader dalam sebuah tim, ato kekmana stress ngadepin kerjaan yang musti slese dalam jangka waktu tertentu, blon lagi membuat evaluasi dan administrasi yang bejibun dan bikin pala penuh ma statistik. Dan tiba saatnya buat kembali ke jabatan awal, pekathik network hahahaha. Sebenernya banyak yang mau dukung ndaru buat menduduki posisi itu, tapi ndaru memilih buat engga' ngambil kesempatan itu, bukannya munafik, tapi yaaaa, ndaru mrasa blon mampu, baru 3 bulan jadi kabag aja udah stress, apalagi jadi tetap, wah bisa brindil jidat ndaru.

Hari-hari baru pun berjalan dan banyak hal yang terjadi. Ternyataaaaaa, unit kerja ndaru dapet kabag yang lumayan konservatif<---------benr gak sih nulisnya? Seseorang yang sangat mengagungkan nilai2 senioritas dan ke hirarkian. Dulu, pas dipimpin oleh (alm) Pak Bunga --nama samaran--, semua serba fleksibel, Pak Bunga ini punya kerjaan sambilan di luar dan juga mengajar sebagai dosen tamu di beberapa fakultas di t4 ndaru kerja. Alhasil, dia sibuk banget dan kadang seharian dia gak bisa ngantor, tapi semua kerjaan menjadi lancar karena beliau sangat percaya sama anak2 buahnya, bahkan kami diijinkan mendengkul tanda tangan beliau jika memang dirasa mendesak dan bersifat urgent, asal beliau diberitahu. Semua krocuk2 diijinkan membuat keputusan segera bila diperlukan, baru kemudian memberi tahu beliau, langkah2 apa yang barusan kami kerjakan. Naaaaaaaaa, sekarang kami dapet kabag yang kek ndaru sebutin diatas, semua lalulintas keputusan, logistik dan segala hal yang menyangkut pekerjaan harus melewati sang kabag. Semua serba kaku, kita mo beli kabel aja musti nunggu dia yang lagi rapat lah, lagi urus ini itu dkk.

Ya begitulah hidup, orang baek kadang gak selalu jadi baek, niatan kita mungkin baek, tapi orang laen menganggapnya sebagai bentuk pengkianatan pekerjaan. Kadang ada kalanya kita dihadapkan pada situasi dimana kita musti memilih, setia ke korps (kawan2) ato mengacuhkan mereka demi sebuah pekerjaan. Balik lagi ke sudut pandang orang yang berbeda2, sejarah pan udah membuktikan kekmana Raymond Westerling yang di Indonesia di gudak2 jadi penjahat perang, tapi di negaranya sono pas balik disambut bak pahlawan. Didalam hidup toh mau gak mau kita ketemu ma orang2 yang menyebalkan dan kadang bikin emosi kita naek, tapi yaaaa, kita adalah pahlawan, minimal dalam cerita dan mimpi kita sendiri.

Rabu, 26 November 2008

Go with the flow


Tadi malem, ndaru nganterin tetangga ndaru babaran alias lahiran. Jam 11 malem mana ujan grimis, duingiiiin banget. Singkat cerita, setelah nyampe di sebuah rumah bersalin, akhirnya, tetangga ndaru ini melahirkan seorang bayi laki2 yang lucu banget. A cute little boy has just begun his life. Beberapa waktu yang lalu, inanguda ndaru juga abis lahiran, bayinya juga cowo', lucu banget, pipinya tembem rambutnya kriwul2, kek bayinya Andi F. Noya.

Kita semua gak tau apa yang bakal terjadi ma bayi2 itu, jangankan kita, bahkan orang tua bayi2 itupun gak tau tar gedean bayinya mo jadi apa. Apalagi anak kita, kadang kita sendiri gak tau apa yang bakalan tjadi besok pada kita. Orang tua cman bisa berdoa dan berharap bakal jadi apa anaknya kelak, kita jg cman bisa bikin rencana buat besok. Rencana yang kadang bakal kacau karena faktor X. Hidup emang kadang gak peduli ma rencana yang udah kita bikin susah-susah. Kita udah persiapkan semua rapi jali mo pacaran misalnya, eh ujan. Ya mungkin bisa jalan sih, tapi kan ya jadi mengurangi antusiasme hehehe.

Ya..begitulah hidup, apa yang kita pengin gak selalu jadi kejadian. Kita cman bisa pasrah dan go with the flow, tapi toh ya trus gak bisa nglokro dan pasrah sepasrah-pasrahnya. Cman seenggaknya gak jadi putus asa dan jadi males2an. Toh alam semesta gak buta, siapa2 yang mau usaha dan tekun toh pasti ada hasilnya. Kata orang, bersyukurlah klo kita gagal, soalnya jadi bisa belajar dari kegagalan entu. Makin sering gagal kan makin banyak belajar. hehehehe

Ndaru pernah nglokro, males dan bawaannya BT mulu, trus waktu itu ndaru liat anak kecil lagi maen balon sabun, keknya asiiik banget. Padahal klo dipikir, apa sih bagusnya glembung sabun kekgitu? gada apa2nya ketimbang senapan airsoftgun kan? Cman aer+sabun trus ditiup2, tapi kok anak2 itu pada asik banget maennya. Senyum mereka seakan2 mengingatkan ndaru buat menikmati hidup. Emang sih cman gelembung sabun, tapi klo dinikmati kan ya asik juga. Emang sih ujan dan idup kita gak kek konglomerat, rumah masih nyicil, masih ngarep BBM gak naek2, dan masih banyak kekhawatiran2 hidup yang laen yang kadang nongol di jidat kita. Tapi apa kita musti larut dalam kekhawatiran itu? Napa gak senyum aja dan menikmati segala yang ada di hidup kita apa adanya???

Senin, 24 November 2008

journey is destination


Maren pas mengunjungi inanguda di kampung sebrang, ndaru naek maskapai penerbangan nasional kampung sebrang. Yah, klo mo banding2an kualitas pelayanan dan akomodasinya sih jauuuh lebih baek dibanding Garuda. Tapi bukan itu yang mo ndaru gacorin. Tapi semboyan ato jargon yang ndaru baca di seat-nya. Journey with us is your destination. Mereka ingin mengesankan bahwa ketika mereka menumpang pesawat perusahaan mereka, seolah2 perjalanan itu menjadi bagian dari tujuan kita. Mereka pengin penumpang pesawat bener2 menikmati perjalanan dengan menggunakan pesawat mereka.

Begitu juga dengan peziarahan hidup kita. Orang bilang bahwa kita hidup di dunia ini adalah sebuah perjalanan yang panjang, apa yang kita tuju itu kadang absurd. Banyak orang bilang bahwa tujuan hidup ini adalah mencapai kebahagiaan, lha kebahagiaan itu kekmana? Dengan materi yang berlimpah kah? Dengan kesehatan kah? Ato dengan istri yang banyak kah? hehehe... Mungkin kita punya sebuah impian buat memotivasi hidup kita. Ketika dapet, pasti ada impian laen yang menghuni pikiran kita. Berkembang, berkembang dan terus berkembang. Tar klo udah dikubur baru, brenti..hihihi.

Dalam sebuah kesempatan, ndaru ikutan sebuah seminar yang bertema motivasi diri. Dalam seminar itu, ndaru disuruh bikin short term goal, dan long term goal in life, target2 dan tujuan hidup. Yang lebih parah, ndaru disuruh bikin dream book. Visualisasi dari impian2 ndaru, jadi di dream book ini ndaru disuruh nempel gambar mobil yang ndaru pengin, rumah yang ndaru pengin kira2 gbrnya kekmana. Dan masih banyak hal2 yang mungkin ndaru penginin.

Hehe, dari sekian banyak peserta, cman ndaru yang gak bisa bikin dream book itu. Bukannya ndaru gak percaya sama kekuatan dari mimpi, toh kadang di dunia ini banyak hal2 yang dimulai dari mimpi. --pergi ke bulan misalnya-- tapi ndaru takut, kadang sebuah impian bisa membutakan hati dan perasaan kita. kita menjadi target oriented, dan mengabaikan apa yang menjadi proses dari target itu. Kita menjadi lupa menikmati hidup karena terlalu serius mengejar mimpi. Mimpi yang mungkin kadang hampa, kosong. Ndaru gak mau menyesal di kemudian hari hanya gara2 ndaru keobses pengin punya mobil tapi kehilangan temen2 baek, obrolan yang hangat ato sekedar teh pahit dan singkong rebus. Karena klo menurut ndaru, orang yang bahagia itu adalah mereka yang mampu menikmati dan mensukuri apa yang dikaruniakan Tuhan pada dia.


Selasa, 18 November 2008

berbakti vs durhaka


Dalam budaya jawa, ada ungkapan buat orang tua kita, mikul dhuwur mendhem jero, yang artinya klo gak salah, kita harus berbakti pada orang tua dengan cara menghormati mereka berdua (mikul dhuwur) dan menyembunyikan kejelekan2 mereka (mendhem jero). Tradisi ini sejak jaman P. Diponegoro lahir, sudah menjadi ketetapan yang semua orang mahfum. Memang sih ne ungkapan baek. Di budaya manapun pasti mengajarkan bahwa respek ke ortu itu adalah wajib. Bahkan klo gak salah, di agama ndaru, orang tua adalah wakil Tuhan di dunia ini. Jadi musti kita hormati musti kita junjung tinggi segala apa yang mereka mau.

Seiring pertumbuhan pemikiran kita, kadang kala kita berada pada sebuah persimpangan jalan dan harus memilih, antara mengabdi pada orang tua, atau mewujudkan mimpi kita pribadi.Gak jarang orang yang kemudian bertemu pada pilihan ini. Dalam banyak hal, entah itu dalam hal mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup atau masalah keseharian yang laen. Misalnya si anak pengin ke kota A, eh si ibu minta dianter ke kota B. Mana yang kita pilih, mengabdi orang tua dengan mengantar si ibu ke kota B, atau menuruti kemauan kita sendiri dan pergi ke kota A?

Ada seorang temen ndaru yang maren curhat di sela2 kerjaan yang numpuk, sambil benerin server DNS kami ngobrol soal orang tua. Temen ndaru ini sejak dari kecil udah nurut banget ke ortu, bahkan dia batal kuliah di fakultas teknik dan mengikuti anjuran ibunya buat kuliah di fakultas bahasa dan sastra. Akhirnya, kuliahnya pun ya medioker, gak bisa dikata pinter tapi bego juga engga'. Alasan si ibu pengin ndunungke anake (=mengarahkan anaknya) dia pengin anaknya menjadi guru sama kek si ibu. Kemaren ketika ada pendaftaran CPNS temen ndaru ini jg ikutan, tapi ya asal2an. Biar ibu seneng kata dia. Karena pada dasarnya dia gak suka ngajar, dia lebih suka ngulik kompie dan kawan2nya.

Temen ndaru ini juga cerita bahwa ibunya seorang PNS, pagi dia harus nganter si ibu ke kantor dulu, baru dia berangkat kerja. Dan karena jarak rumah-kantor-t4 kerjaan agak lmayan jauh, dia sering telat. Kemarin dia telat gara2 si ibu lupa pakai seragam korpri jadi musti balik dulu kerumah, ganti baju, baru berangkat ke kerjaan, tentunya setelah mengantar si ibu ke kantornya. Suasana itu masih kadang ditambah sesak dengan kebiasaan si ibuk menjelek2an dia di depan orang laen. Tapi toh itu bukan menjadi beban, malah menjadi kelonggaran buat dia. Karena gak musti jaga image menjadi anak yang baek. Jadi ada kalanya dia males2an di rumah. Haruskah kita mengorbankan pekerjaan kita hanya untuk sebuah pengabdian pada orang tua? Apakah itu berarti ketika kita engga' bahagia dengan pilihan orang tua kita? Kita menjadi setengah2 menjalani hidup kita, dan yang ada kan jadinya uring2an mulu.

Temen ndaru yang satu lagi mengeluh soal pacarnya yang gak disetujui ma ortunya. Dengan alesan pacar temen ndaru ini bekas anak nakal [hayo lebih baek mana bekas anak nakal ato bekas anak baek2?] dan hal ini dirasa bakal merusak citra ato nama baek keluarga temen ndaru itu. Sampai sekarang mereka masih backstreet. Lalu muncul pertanyaan, haruskah sebuah hal yang sebenernya melandasi sebuah hubungan, yaitu cinta, menjadi dirasa engga' penting hanya karena si cowo' bibit, bobot, bebet-nya gak match? Lagi-lagi balik atas nama pengabdian kepada orang tua. Lebih parah lagi, masih ada orang tua yang jodoh2in anaknya ma orang yang mereka rasa cocok buat sang anak, tentu saja dengan pandangan subjektip dari si ortu. Ya klo emang si cowo' itu jadi cinta dan mau menyayangi si cewe' dengan sepenuh hati gak masalah. lha klo ternyata si cowo' sarap? doyan menyiksa istri, alamat si istri bakal seumur hidup kek ikut penjajah.

Ndaru bersyukur banget bahwa keluarga ndaru bukan termasuk yang suka nuntut anaknya menjadi yang mereka pengin. Ortu ndaru cukup objektip buat mengerti dan memahami kepinginan ndaru, apalagi setelah ndaru gede ini, mereka cukup demokratis untuk membiarkan ndaru memilih jalan hidup dan pekerjaan ndaru sendiri dan gak otoriter dalam mengarahkan anaknya menjadi apa yang mereka pengin, tapi mengembalikan semua keputusan ke ndaru buat nentuin mo kekmana ndaru dalam menjalani peziarahan hidup di dunia ini. thx babe n mami.

Jumat, 14 November 2008

terteror handphone


Technology has been developing along with the progress of human civilization. Some people say that this one of the indicators of the progress of human life. Others also say that technology makes life easier to run. One of the advantages of having advanced technology is that we can communicate with people easily. Long time ago, people still communicated by sending letter. Then, telephone showed up in certain areas. Finally, the prestigious one came, mobile phone. As its name, it is easy to carry anywhere you go. You can also use it anytime you want. Even, you can talk to all of the people you want to talk to, wherever they are.

Perhaps, this is the most effective device to be used in the communication world. You can talk directly to the intended person, anytime, anywhere. Though I am not a kind of person who is addicted to this phone --all people know that it is better to find me using the Internet not in my mobile phone :p--, I always use this gadget when I have to call somebody urgently.

In spite of all of the ease we get by having mobile phone, there is one thing to be left behind, ethics. Some people think that once they have mobile phone then they can do anything, including all of the ridiculous ones. For instance, a man who is approaching a woman calls the woman at midnight, the time when the woman is already falling asleep. The jerk continues his action by telling her "honey, baby, sweetie, and all kinds of sweet things" followed by a satisfied laughter, remarking the jerk's achievement after making the woman confused successfully. Or, another example is when somebody gets trouble with someone, he phones him at midnight in order to terrorize him, waking up the enemy at midnight by sending holly words; I cursed you since you were born!

Yes, we deserve to do anything with this gadget. But, have you ever thought that others also deserve having good sleep at night? Or, the simple thing is that others also deserve feeling comfortable in their days. I believe that you will not feel well when you get a mysterious phone in the late night when the system of your body is already taking a rest. And I do believe that everybody feels afraid when he or she is terrorized all the time. Everybody deserves the freedom of fear, the freedom of feeling comfortable, and the freedom of feeling safe in their life. Or, perhaps, the increasing of this communication device has changed people's mental quality. If you have problem, why don't you come to the person you are troubled with and talk to him or her directly? If you also love somebody, why don't you come to him or her and show your attention?

I think we should treat technology wisely. Do not ever let it lose your quality as a human being.


--ditulis dalam kegundahan dan kejengkelan yang mendalam gara2 beberapa hari eni di miscall/di tlp malem2..makasih buat yang udah nelpon ndaru jam 2 pagi, ndaru jadi tau dimana HP ndaru--

Kamis, 13 November 2008

makhuk fana


Gedung t4 ndaru ngantor dan ber-home base letaknya deket ma gedungnya fakultas seni dan pertunjukan. Kemaren sore, pas ndaru mo balik, dalam perjalanan menuju parkiran, sampai di depan tu gedung tiba2 ujan deres banget. Akhirnya ndaru ngeyup di gedung itu. Ada seorang bapak2 yang tugasnya membantu dosen2 dalam menggunakan ruang kelas, mereka ngambil di bapak ini, ato viewer projector di dalem ruang tertentu gak nyala, ato bingung nyari saklar lampu ruang, ke bapak inilah dosen2 itu mengadu, kemudian si bapak bakal bantuin ato klo gak bisa tlp ke teknisi terkait. Cukup simpel sebenernya kerjaan ini, sehingga banyak pegawai yang kadang agak sedikit meremehkan tugas bapak ini.

Sambil nunggu reda, ndaru ngobrol ma ne bapak. Banyak sekali konsep2 simpel yang dia sampein ke ndaru. Bahwa orang hidup itu sebenernya udah mengalami yang namanya neraka dan surga. Surga menurut dia bukanlah sebuah tempat, tapi sebuah kondisi. Kondisi yang serba ayem, serba enak dan damai. Sebaliknya pula neraka, neraka adalah kondisi dimana seseorang merasa cemas, takut, dkk. Agama hanyalah tuntunan agar kita bisa merasakan surga ato neraka itu. Asal kita mau hidup seturut apa yang diajarkan oleh agama kita, pasti deh kita bisa merasakan surga.

Sebenernya itu yang penting, masalah abis mokat kita mo ke neraka ato ke surga itu udah ada yang urus. Apa yang kita kerjakan di dunia ini hendaknya bukan karena pamrih mo masuk surga ato menghindari neraka, tapi karena balasan buat Sang Pencipta, yang udah ngasih nafas di setiap idung kita. Caranya ya dengan berbuat seturut kehendakNya, dan bertoleransi ma orang2 temen2 kita sesama ciptaan Tuhan. Jadi inget artikel di blognya del, bahwa sebenernya Tuhan tu gak butuh pembelaan dengan cara2 yang konyol dari manusia. Klo yang ndaru tangkep sih bahwa Tuhan udah cukup seneng klo kita mau idup rukun dan saling menghargai.

Trus si bapak ini juga cerita soal konsep 4 A, didunia ini sebenernya manusia berhadapan dengan 4 A ini, A yang 1 itu Agama, biar manusia punya rel kek yang ndaru sebutin di depan tadi, agama sebagai tuntunan untuk meraih kedamaian. Agama ini kadang kalah ma dengki dan dendam, banyak orang ke t4 ibadat masih membawa dengki ke orang laen, jadi ya mpe mokat klo masih dengki2an jg gak bakal ayem walo beragama juga. A yang ke2 Akal budi, inilah yang membuat kita beda ma ayam dan babi, kita punya akal buat mengembangkan diri dan bersosialisasi, tapi kadang akal kita kalah ma yang namanya emosi, sehingga kadang kita bertindak gak didasarin ma akal lagi tapi cman dari emosi, kemarahan dan mengantar kita ke kehancuran. A yang ke3 Asih, Cinta kasih ke sesama ciptaan, tapi cinta kasih ini kadang kalah ma yang namanya iri hati, orang laen punya fans dikit, eh iri, orang laen kaya dikit dikatain korupsi. A yang trakir yaitu Amal, tentunya amal kepada yang membutuhkan, yang kadang kalah ma keserakahan, orang laen mo mokat yang penting gw bisa sidang sambil tidur<-------------maap buat yang kesindir. Mungkin apa yang ndaru tulis entu bisa dibilang, idealis, NGGACOR.COM, ato sok suci, tapi toh kadang ndaru ngalamin sendiri, suasana tentram walo gak punya duit, damai walo rumah sepi gara2 lampu mati. Ato sebaliknya, kadang ndaru kesepian, padahal lagi di mal--yang eni sering tjadi, soalnya ndaru gak bakat jadi malgoer,klo liat banyak orang+bau parfum campur2 suka pengin tepar. Yaaa begitulah hidup. kata orang jawa wang sinawang, kelihatannya sehat, padahal strook, kelihatanya kaya padahal mungkin cuman ngutang, kelihatannya jahat dan suka mancing emosi, padahal cman butuh dikasihani.

Kamis, 06 November 2008

Membeli mimpi


Hihi...puitis ya judulnya. Tapi begitulah, sebenernya ungkapan itu realistis banget klo di aplikasikan pada situasi kek sekarang. Semua serba sulit. Setelah era yang disebut Reformasi ini kok keknya semua jadi mahal, pabrik2 pada tutup. Bukannya ndaru gak suka ma reformasi lho ya. Tapi dari pandangan ndaru, banyak orang yang kadang malah berfikir bahwa mending gada reformasi, tapi minyak masih kebeli, beras banyak, sekolah murah. Sekarang, masuk TK aja gak cukup duit 100 rebu.

Buat sebagian orang, katakanlah mereka2 yang kantongnya tebal. Indonesia adalah negara yang enak, asik buat ditinggalin, bensin murah, makanan murah. Coba kita hitung, misalnya seorang anggota DPR, gajian 1 bulan ada dong 20 juta, malah lebih, belon tunjangan2 yang laen. Jadi buat beli bensin 1 liter 6rebu perak itu pasti hal yang kecil, beli komputer mungkin sama kek beli bakwan. Ato pejabat negara. Dulu pas ndaru kerja di prusahaan minyak punya republik ini, 1 bulan dapet gaji pokok 4,7 jt masih +tunjangan, --maap bukannya mo sombong, tapi cman buat perbandingan-- itu baru seorang pegawai kontrak. Lha klo direksi? berapa? pasti deh 40 jutaan/ bulan. Satu lagi kerjaan yang asik adalah menjadi artis, ato pengacara artis. Kekayaan melimpah + tentunya terkenal. Apalagi sekarang lagi banyak sinetron2 kejar tayang, tentunya butuh lowongan buat jadi artis banyak. Tapi ya itu, syaratnya agak susah, tampang kece ato bahenol, jadi tampang pas2an kek ndaru keknya susah buat kerjaan yang satu ini.

Merekalah orang2 yang sanggup membeli mimpi a la manusia tentunya, kenikmatan hidup, liburan ke Kongo, dan berbagai macam kemudahan yang laen. Budaya konsumtip dan hedonisme duniawi sekarang lagi musim. Apalagi siaran tipi sekarang udah bukan barang mewah lagi. Coba masuk ke tiap2 rumah di Republik ini. Hitung berapa orang yang gak punya tipi, ato hitung yang ruang tamunya isinya rak buku doang. Pasti cuman dikit. Siaran televisi inilah yang klo menurut ndaru menjadi sarana sosialisasi. Entah itu hal2 yang baek, entah itu hal2 yang buruk. Sebuah prestise tersendiri klo bisa masuk siaran tipi bersekala nasional. Pasti banyak tetangga dan temen yang komentar " Wah hebat elu masuk tipi"..padahal cman kliatan punggung ma kaki doang.

Banyak siaran tivi yang membuat orang terperdaya. Terkesan dengan apa yang ada disitu, apalagi sekarang marak sinetron2 yang MAAF, kurang edukatip. Hanya menyoroti kehidupan orang2 yang bermobil, berdasi, dan bertampang kece. Blon lagi iklan, kecap mana yang gak nomer satu? sirup mana yang gak enak? ato makan biskuit bisa jadi pinter. Media ini dirancang untuk kita berimajinasi dan bermimpi. Meniru apa yang ada didalamnya.

Beberapa hari yang lalu, ndaru ikutan sebuah presenrtasi perusahaan MLM yang gak mau disebut MLM, bingung kan? terlepas dari presentasi mereka yang memang menarik, mereka memanfaatkan keserakahan dan kekhawatiran manusia akan masa depan mereka untuk memperluas jaringan mereka.--maap agak ekstrim--Bagaimana tidak, peserta presentasi diiming2i mendapat duit tanpa kerja keras. nganggur bisa dapet duit. Sedangkal itukah impian manusia? apakah semua orang hanya bekerja untuk uang dan masa depan yang cerah? Bagaimana dengan orang2 yang mencintai pekerjaannya bukan karena uangnya, tapi karena dia suka melakukan pekerjaan itu?

Mungkin buat sebagian orang, apa yang ndaru posting kali ini cuman nggacor belaka, tapi toh klo menurut ndaru, Tuhan tahu yang terbaik buat umatNya, ndaru masih percaya rumus Fisika EK = ½ mv2 ato EP = mgh, bahwa energi itu kekal. Ketika kita menabur, kita akan menuai, apa yang kita kerjakan sekarang akan kita tuai hasilnya entar.

Rabu, 05 November 2008

Feodalisme Modern


Pernah denger dong, kata feodalisme? minimal di lirik lagunya grup musik slank, kata web pintar, feodalisme berarti sebuah sistem pemerintahan di mana seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak, sang pemimpin pengin banget di hormati dan di sanjung2. Bangsa kita pernah menganut sistem seperti ini, jaman raja2 Hindu dahulu. Ada raja2 yang bijak tapi ada juga raja yang bertingkah se-enak jidat.

Jaman sekarang, paham ini sebenernya udah ditinggalkan, dengan berdirinya republik ini, feodalisme sudah ditinggalkan dan mengganti menjadi paham demokrasi, meski kadang demokrasi di negara ini kebablasan, apalagi setelah era yang katanya era reformasi. Berapa saja bibir yang nggacor tentang demokrasi. Dari kantor pemerintahan sampai di bundaran HI semua treak2 demokrasi demi kemajuan bangsa.

Klo menurut ndaru, bangsa ini masih menganut sistem feodalisme. Feodalisme modern yang tercermin dalam sikap2 dan perbuatan2 kita dalam kehidupan sehari2. Hari sabtu yang lalu, ndaru naek motor kesayangan ndaru ke sebuah acara. di tengah perjalanan dari arah berlawanan sebuah Toyota avanza hitam berplat merah (=yang artinya klo gak salah adalah mobil milik pemerintah) nyalip dengan kecepatan tinggi, dan membunyikan klaksonnya secara sporadis seolah2 memerintahkan ndaru buat minggir, dan karena kondisi jalan yang berlubang, ndaru dengan sukses jatoh dari motor. Dan mobil milik pemerintah itu tetap melaju kencang tanpa peduli ada orang jatoh gara2 perbuatannya. Puji tuhan ndaru masih dikasih hidup. Note book dan kamera selamet, hanya lensa tele yang ancur dan pecahannya kena siku kiri ndaru.

Inikah demokrasi? Orang2 yang seharusnya memberi teladan agar tertib dan teratur malah ugal2an dan menindas yang lemah. Jelas2 marka jalan gak putus2 yang menandakan GAK BOLEH NYALIP SEMBARANGAN. Sebegitu tololkah orang yang nyetir mobil milik pemerintah itu buat gak ngarti peraturan tentang marka? Ato mungkin mata dia katarak kali ya? Inilah yang ndaru sebut feodalisme baru, bukan karena kita jadi pemimpin dan minta setiap orang buat membungkuk waktu kita lewat, tapi dengan mengacuhkan orang laen, dan menganggap kita lebih penting daripada orang laen. Pernahkah kita berpikir bahwa orang yang kita anggep gak penting itu adalah orang yang meracik obat yang kita minum pas masuk angin? apa jadinya jika obat itu ditaroh sianida? matilah kita.

Jika dalam sebuah episode di kick andi yang ditayangin di Metro TV, Andrea Hirata, yang nulis Laskar Pelangi bilang, bahwa bangsa ini butuh teladan, jaman sekarang gak ada yang bisa diteladani dst...klo menurut ndaru sih, bangsa ini gak cukup dikasih teladan. Secara, banyak pahlawan2 kita yang sebenernya bisa buat teladan, Pangsar Sudirman misalnya, Diponegoro misalnya. MUNGKIN bangsa ini butuh todongan pistol di jidat mereka agar mau tertib dan taat.