Kamis, 27 November 2008

hidup dan segala dinamikanya


Akhirnya, setelah menunggu beberapa bulan ndaru dapet kabag baru di kerjaan ndaru, setelah kabag lama meninggal, selama beberapa waktu ndaru menjadi ymt kabag. Betapa pengalaman itu sungguh amat sangat berharga buat ndaru, kekmana rasanya menjadi leader dalam sebuah tim, ato kekmana stress ngadepin kerjaan yang musti slese dalam jangka waktu tertentu, blon lagi membuat evaluasi dan administrasi yang bejibun dan bikin pala penuh ma statistik. Dan tiba saatnya buat kembali ke jabatan awal, pekathik network hahahaha. Sebenernya banyak yang mau dukung ndaru buat menduduki posisi itu, tapi ndaru memilih buat engga' ngambil kesempatan itu, bukannya munafik, tapi yaaaa, ndaru mrasa blon mampu, baru 3 bulan jadi kabag aja udah stress, apalagi jadi tetap, wah bisa brindil jidat ndaru.

Hari-hari baru pun berjalan dan banyak hal yang terjadi. Ternyataaaaaa, unit kerja ndaru dapet kabag yang lumayan konservatif<---------benr gak sih nulisnya? Seseorang yang sangat mengagungkan nilai2 senioritas dan ke hirarkian. Dulu, pas dipimpin oleh (alm) Pak Bunga --nama samaran--, semua serba fleksibel, Pak Bunga ini punya kerjaan sambilan di luar dan juga mengajar sebagai dosen tamu di beberapa fakultas di t4 ndaru kerja. Alhasil, dia sibuk banget dan kadang seharian dia gak bisa ngantor, tapi semua kerjaan menjadi lancar karena beliau sangat percaya sama anak2 buahnya, bahkan kami diijinkan mendengkul tanda tangan beliau jika memang dirasa mendesak dan bersifat urgent, asal beliau diberitahu. Semua krocuk2 diijinkan membuat keputusan segera bila diperlukan, baru kemudian memberi tahu beliau, langkah2 apa yang barusan kami kerjakan. Naaaaaaaaa, sekarang kami dapet kabag yang kek ndaru sebutin diatas, semua lalulintas keputusan, logistik dan segala hal yang menyangkut pekerjaan harus melewati sang kabag. Semua serba kaku, kita mo beli kabel aja musti nunggu dia yang lagi rapat lah, lagi urus ini itu dkk.

Ya begitulah hidup, orang baek kadang gak selalu jadi baek, niatan kita mungkin baek, tapi orang laen menganggapnya sebagai bentuk pengkianatan pekerjaan. Kadang ada kalanya kita dihadapkan pada situasi dimana kita musti memilih, setia ke korps (kawan2) ato mengacuhkan mereka demi sebuah pekerjaan. Balik lagi ke sudut pandang orang yang berbeda2, sejarah pan udah membuktikan kekmana Raymond Westerling yang di Indonesia di gudak2 jadi penjahat perang, tapi di negaranya sono pas balik disambut bak pahlawan. Didalam hidup toh mau gak mau kita ketemu ma orang2 yang menyebalkan dan kadang bikin emosi kita naek, tapi yaaaa, kita adalah pahlawan, minimal dalam cerita dan mimpi kita sendiri.

Tidak ada komentar: