Rabu, 31 Desember 2008

days in the end of year


Pernah kepikiran di jidat ndaru, kenapa beberapa hari penting di akhir tahun ini berurutan, coba ndaru kasih review sedikit ya. Tanggal 22 Desember, hari ibu, 25 Desember Natal, dan akhirnya tgl 1 Januari--Taon Baru se-dunia. Mungkin ini cman tinjauan ngaco a la ndaru ya, Cman semoga aja gacoran ndaru kali ini bisa menjadi sekedar pengantar buat permenungan dan perencanaan kita menjelang taon baru entar. Secara, biasanya kita bikin semacam list, apa2 aja yang mo kita bikin di taon 2009 eni. Resolusi2 yang mau kita capai dan rencana2 besar yang mungkin kita punya.

Tanggal 22 Desember kita memperingati Hari Ibu, apa sih hikmah yang bisa kita petik? Tentu saja buat lebih menghargai seorang ibu, lebih mencintai ibu, dan minimal pada tanggal entu kita bisa memperlakukan ibu kita mungkin dengan cara yang sedikit berbeda. Cium jidat beliau misalnya, ato ziarah ke pusara beliau buat temen2 yang ibunya udah berpulang. Menjadikan 22 Desember sebagai momentum buat kita, buat mencintai dan "melihat" ibu kita masing2. Bahwa kekmanapun jeleknya ibu kita, merekalah yang pernah mengandung kita selama 9 bulan, menyokong kita selama itu dan memberi kita kehidupan.

Dengan semangat akan cinta ibu itu, kita diajak merayakan natal pada tanggal 25 Desember. Bagaimana Bunda Maria, rela menjadi ibu seorang yang penuh kontroversi pada zamannya. Bagaimana Bunda Maria rela menderita dan melihat anaknya dibunuh di tiang salib. Di lain pihak, bagaimana kelahiran Sang Timur, Yesus Kristus di kandang yang bauk, dan gak ada nyaman2nya, bisa menjadi inspirasi buat kita, --khususnya umat nasrani-- untuk mau berkorban buat keadaan yang lebih baek, gak egois dan mau memperlakukan sesama kita manusia sebagaimana mestinya.

Pada akhirnya, sampailah kita pada tanggal 31 Desember, detik2 menjelang pergantian tahun yang mungkin bisa kita isi dengan sebuah permenungan, sudahkah kita meng-hikmati dua hari dalam bulan Desember itu? Ato 2 hari itu cman menjadi hari senin dan kemis? Itu baru 2 hari, belon hari2 di sepanjang tahun yang mestinya banyak hari raya dan peringatan yang bisa kita bikin titik balik buat peziarahan hidup kita, terutama yang jelek2. Di pergantian tahun baru kita diajak untuk membuat target, resolusi, dan rencana2 yang pastinya bikin hidup kita lebih settle, lebih steady. Baek bila resolusi2 dan rencana2 kita itu kita imani dan kita susun berdasarkan 2 peringatan tadi. Sehingga, kita menjadi manusia yang mau memanusiakan manusia laen. HOREEEEEE TAHUN BARU......!!!!!!!!!!!!!

gambar terculik dari sini lho

Sabtu, 27 Desember 2008

being different


Yesterday, my friend told me a story that touched me deeply. He had been with a beautiful Chinese girl whom he met in his Senior High School for four years. He told me how he really loved the girl so much, as his eyes sparked brightly when his mouth said the name of the girl. He told me how the girl touched his life with a bunch of miracle. Being loved, perhaps, is the happiest time for him. Yet, the love did not go like the way they dreamt of. At the first time, the girl’s parents couldn’t accept a young Bataknese man in their daughter’s life. As true Chinese, they only wanted Chinese male for her. But, slow but sure, the girl’s parents started to open their heart for my friend. It is beautiful, isn’t it?

My friend and his girl thought everything was okay then. But, they were totally wrong. The girl’s parents changed their mind and warned the daughter not to have any contact with her boyfriend. Perhaps, they finally realized that their daughter was so stupid because for million men in this world, she couldn’t find any single Chinese male to be her boyfriend. My friend, later, came to her house, trying to talk to the girl’s parents. He was there for three days. In the first day, he was sent out of the house without any polite words. My friend, then, went to the gas station for staying at night. The second day happened like the first day and ended in the gas station (again). The third day was a bit different. My friend went back to the gas station with a lot of bruise, as the girl’s parents sent a few people to thrash him. The girl couldn’t do anything and gave up.

My friend went back to Salatiga with not only physical wound but also deep-down-pain. But, after all, he said that he did not have any revenge to the girl’s parents. He understood that he couldn’t be Chinese, as the requirement to be accepted. And he still loved the girl so much though she left him for her parents. Yet, my friend asked me, “Is it wrong to be different?”

Yes, is it wrong to be different? Is it wrong to be born as Javanese? Is it wrong to be born as black? Is it wrong to be poor? Is it wrong to work only as labor?

People start to fool their existence because of the differences among them. Of course people are different. Can you imagine if all people in the entire earth have the same white skin, straight hair, black eyes, and pointed nose? Then, how can you differentiate people by their names if they are all the same? People themselves who group themselves into certain groups. Some people proclaim themselves as Bataknese, others are European, another is African, and the others are Chinese. Does the God group human beings into those names?

Perhaps, grouping is a natural character of human beings. But, this character has blinded the strength to use conscience and moral to respect others and to see others as human beings, in stead of animals. Being certain tribe or race is a big proud, making people consider other tribes or races are only a single dot among the lines. Earning much money is like earning everything in the earth, making people think that they can do anything to others. Staying at certain social status seems like being the best people in the world.

People tend to attach certain label to others by using the measurements that are based on the silly things. It often happens when meeting somebody else, the questions will be “Where do you work?”, “Where are you from?”, “Are you Javanese?”, “What subject are you taking?”. And, when the answers are “I work in a small company next to my house”, “I am from Klaten”, “No, I am not Javanese. I come from Flores”, “I am studying literature”, people will just be silent. It is different when the answers are “I work at Telkom”, “I am from Jakarta”, “I am half-Javanese and half-German”, “I am studying Medical”. I believe people will be amazed.

Such labels have neglected the ability to see others as a figure that is not only an individual with his or her character, but more as human beings.

I guess, Christmas always reminds us to relfect what we have done for the whole year, especially how we have been with others. Have we given them the best smile, the true friendship, and the warmest hand? Or, perhaps, we only gave them disasters? Is calling somebody in the middle of the night continually okay? Is terrorizing somebody else using so many numbers and names okay? Is commenting others negatively okay?

We are human beings. Act like human, treat others as human.

Senin, 22 Desember 2008

simbok,mami, mama, ibuk, enyak, mother


Inget gak hari ini hari apa?--22 desember-- hari ibu cuy...yep, keknya pengabdian seorang ibu layak diganjar dengan sebuah hari buat mereka. Kekmana para wanita merelakan tubuh indah mereka menjadi buncit kek semar bengkak, dan bertaruh nyawa melahirkan kita. Hanya buat mengkumplitkan kodrat mereka sebagai seorang wanita.

Setiap kita didunia ini pastilah anak dari seorang ibu, bahkan seekor bekantan pun laer jg dari ibu, semua makhuk hidup punya ibu, kecuali Gundala, yang kata orang anak petir--kekmana ya petir klo pas mengandung??-- So, ada pertanyaan yang asik buat direnungkan, apa yang udah kita buat buat ibu kita tercinta? Ato kita kek Malin Kundang yang duraka n gak mau ngakuin ibunya? ya mungkin gak secara explisit ya, tapi toh kita juga kadang musti ngaku, klo toh kita sering nipu ibu kita cman demi duit 5rebu perak. Minimal itu yang ndaru rasain pas dulu pengin banget minum es doger. demi sebungkus es doger ndaru rela menukar kasih sayang mami ke ndaru.

Penyesalan ndaru makin menjadi ketika abis minum es doger, ndaru demam, jidat ndaru brasa kek bisa buat nyeplok telor. Betama mami semaleman nungguin ndaru yang gak bisa molor gara2 demam tinggi. Keadaan seperti mensetting mami biar bisa menunjukan kasih sayang seorang ibu ke ndaru. Ndaru sebenernya tau bahwa badan ndaru gak tahan menerima perubahan suhu yang ekstrim. Mami udah bilang dan wanti2 buat gak minum es, eh ndarunya nekat.

Itu cman sekuku hitam dari cerita pengabdian seorang ibu kepada anak2nya. Yang kadang kita anak2nya lupa untuk balas mengabdi pada ibu kita. Emang mungkin ibu kita kolot dan kadang suka pengin anaknya menjadi kek yang dia pengin, tapi toh dari situ masih terbersit sebuah mimpi dari si ibu biar anaknya menjadi lebih baek daripada dia sendiri.

selamat hari ibu...miss u my mami!!......................and babe.

Kamis, 18 Desember 2008

grandpa



Eni terjemahan Ndaru dari tulisan temen deket Ndaru yang mengalami gojag-gajeg ke Opungnya. Ndaru tulis berdasarkan kesaksian dia, semoga bisa dibuat panglimbang2 buat kita smua. Udah dapet ijin kok :)

What is grandpa? He is my dad's father. This is the simple structure to be undertaken. But, watching him in his sleep yesterday had brought me into a very deep thinking of what we have been through for almost 23 years I am here. I know him as my dad's father, an old man who was charming in his age, a father of six children who successfully sent them to university, a father who lost his only daughter, and a man with much honor, at least in his closest surrounding. He is a hard worker, with a great determination to his work. He is a man who believes in what he can do.

Yet, he is also a man with too much pride, the most stubborn man I have ever met. Perhaps, if he could, he would have climbed the Everest Mountain only to say "I am a man". He crowns himself the center of the-home-everything. As a husband, he dominates all positions at home, placing my grandma in the second line. A marriage expert said, a couple should be partners. But, my grandma, frankly, does not earn much appreciation from her husband for all things she has done. My grandpa complains much when he does not get things exactly like he wants. When my grandma cannot provide him the lunch he wants, my grandpa considers it as intolerable. He thinks a wife should do anything to her husband, without any reflection of what I have given to my wife. As a father, he does the job well, including sending all of the children to university, but often he is ignorant. I remembered my dad told me a story about his childhood; how his father even did not understand to buy him uniform.

Yes, I blame him for his ignorance and idiot behavior as a husband and father. I blame him for making my father to be weirdo. And I hate his inconsistency and low quality of being a husband and father. My grandpa left my grandma and his two sons, including my dad, twice, to be with a woman next-door. I realize how much he hurt my dad. My grand grandma once told me that after left by his father, my dad lived with her and often they had to eat corn in stead of rice. Even though they reunited as family, my grandpa did not give much attention to my dad. He started to complete his level as a father when my aunt was born later. Lucky her! She had the real father then.

And, yesterday, my grandpa changed into a spoiled boy who could not do anything to face heart attack and acute lung infection. I heard him complained much; that it hurts, he wants to breathe normally, or he wants to go home. Three years ago when he got his first heart attack, he was warned not to smoke anymore. But, as a man who believes in what he can do, he continued smoking and continually said "I will be fine".

My dad was there with my grandpa. I saw him crying when he met his father in the ICU. I watched them closely; how my dad got the food for my grandpa, how he took care of him, and how he continually ensured him that he would be fine. The pain had gone when my dad found his father dying.

My mind went into my childhood. My grandpa often brought me to see his rice fields and let me play in the river. Oh, I still remembered when he brought me to his school using the grey vespa. He let me sit in the front paddle then bought me some snack. Sometimes we also went fishing together. Later, when I left his house he would give me money. He always said, "Buy some books then". Learning from my grandpa's mistakes, my dad tried to be a better father for me and my sister. Yes, he IS a good father, but he is not a good man. I do understand that everything he does is only for giving me the best. However, I am not a robot that can be controlled everytime. I will choose my own path when I am ready, but I will love both my grandpa and my dad for the whole of my life, no matter how hurt it is.


gambar diculik dari sini

Senin, 15 Desember 2008

People


We live side by side with people. You cannot count for sure how many faces you meet everyday. Each second you step your feet, you'll meet people. When you turn your head to the left you find people. You do so when your eyes explore the right side. Perhaps, you have a chance to run away from your surroundings, visiting a remote island in the edge of the earth. There are just you and your shadow; they are just you! But still, you meet people in the whole journey. Though you are only all alone in your room, you still find people in the television, magazine, or newspaper.

Yes, we live with human beings that are, socially, legalized to be called people. Each of them is unique, having their own personality and character. Often, we get messed of them, discovering that not all people are good people. Some people come to you because they really want to treat you as you yourself. You may also find the people who only leave scars in your heart, but many people touch your heart deeply. Another are only critiquing your existence; why you act like this, why you choose that one, why you do this, or why you don't do that. Others debate your quality because you DO NOT share the same way with theirs.

Perhaps, having the people who grant pain is much more relieving, because we learn from the pain itself. At first, we might be down but in the end we wake up to be tougher, to look at the plus-things, and to give thanks for the lessons. But, the anger fulfills the entire body when having to face the people who only come for arguing, debating, critiquing, commenting, and all things dealing with talking-actions. They are always being there; watching you from the head-top until your toe. They are waiting for every single thing you do, then for the rest of the time comment on your this and that, and continue their speech by bombarding you with the 5Ws+H questions.

Their words are like the dress you do not like most because they do not suit on you, but, they insist saying that that is the way you are. You do not realize that they are around, as they do much effort to know you closer, even do some ridiculous things such as telephoning you in the middle of the night by using so many numbers. But still, they become the other people in the morning by saying big hi to you. You do not know where you should put these people in your place, because they are too much to be looked at, but too precarious to be ignored.

Finally, in the end of your disappointment, you realize that these kinds of people should be here for making you much tougher rather than facing those who leave scars. Perhaps, they are just deadhead, because they do not know how to treat others, or they are just cold fish who use their standard to be the almighty tool to socialize with others. Above all, they are still people.

Kamis, 11 Desember 2008

Merdeka


Yang namanya orang hidup pasti dong, berinteraksi dengan sesama manusia di dunia ini, yah namanya aja makhuk sosial. Tentu saja dalam bergaul dan bersosialisasi ini kita banyak ketemu orang, baek yang menyebalkan maupun yang baek, juga ketemu dengan aturan2 dan norma2 yang mengatur kita biar gak kek babi lepas, semrawut, dan masih banyak lagi kompromi2 yang musti kita temui dalam keajaiban kecil yang disebut peziarahan hidup ini.

Aturan2 yang kita temui juga kadang membuat kita mengernyitkan dahi dan bikin mules perut. Pernah dong nonton bioskop ke cineplex 21,na disitu ada aturan/tulisan NO OUTSIDE FOOD AND DRINKS. Yang artinya klo diterjemahin secara bebas adalah kita gak boleh membawa makanan ato minuman dari luar. Dulu jaman masih baru, ndaru klo nonton suka dipriksa ma embak/mas petugas jaga tiketnya.*gak tau skarang masih kekgitu pa engga*. Trus makanan & minuman kita disuruh nitipin ke konter penitipan barang. Dulu sih ndaru ndableg alias muka tembok, makanan dititipin, tapi pas aus/laper kluar bentar minum di penitipan barang hihihihi. Apakah pelarangan itu emang dimaksudkan buat mengharamkan orang buat makan di dalem bioskop? ENGGAK KAN? Soalnya, yang beli minum+makan di 21 cafe boleh membawa makanan ke bioskop. Ya emang kita gak dipaksa buat beli di situ ya. Tapi bayangin aja, liat film dengan durasi 1,5-2 jam ato klo film india bisa 2,5 jam, di ruangan ber-AC yang dingin dan kering pasti bikin kita aus dan bawaannya pengin ngemil kan? Jadi boleh dong kita menyimpulkan bahwa aturan kekgini membatasi kebebasan kita buat makan apa yang pengin kita makan. Terlepas dari harga makanan+minuman di kafe 21 yang kadang gak masuk akal.

Kemarin, kalender internasional memperingati hari HAM internasional. Banyak sebenernya kasus2 pelanggaran HAM yang terjadi dan menemui jalan buntu karena musti berurusan dengan otoritas yang lebih besar. Di sekitar kita juga kadang kita menemui pelanggaran2 HAM. Ya mungkin ndaru terlalu mendramatisir ya. Tapi coba deh kita mikir lagi. Sudahkah kita bebas dari rasa takut? Sudahkah kita bebas dari rasa jengkel dan mangkel gara2 orang laen bertindak semena2 dan seenak jidat ke kita?Emang sih smua prasaan2 itu datengnya dari hati kita masing2. Tapi tentunya ada dong penyebab kenapa kita merasa takut, kenapa kita merasa gak tenang. Dan memang *lagi* kita toh mpe dipendem di kuburan gak bakal 100% bisa menghilangkan prasaan takut, cemas, dan was2 karena perbuatan orang itu. Tapi toh yaaaa...minimal klo kita idup di lingkungan yang aman nyaman dan bersahabat, kita bisa sejenak tidur nyenyak tanpa terbangun dari dering miscall HP yang tak bernomor alias Calling....No Number.

PS: keknya asik ya klo provider2 SIM Card itu memberlakukan kebijakan yang gak mengijinkan pelanggan mereka untuk menyembunyikan nomor HP mereka saat menelpon.

--selamat memperingati hari HAM Internasional--
10 Desember

pic di culik dari sini

Rabu, 10 Desember 2008

tiny little pieces


Kemaren ndaru baca2 artikel di blog si del, disitu ada rekaman dialognya mulder si jagoan X-Files, intinya sih klo yang ndaru tangkep --maap ya del klo salah-- adalah ketidakberdayaan kita sebagai manusia untuk mengubah dunia menurut idealisme kita. Banyak masalah2 dan isu2 di sekitar kita yang emang menuntut kita buat lebih sabar dan mau menerima isu2 sebagai bagian dari peziarahan hidup kita.

Dan betapa artikel si del ini menyadarkan ndaru, bahwa selama ini ndaru berkutat dengan idealisme hidup a la ndaru, ndaru membanting tulang dan memeras ingus biar kehidupan yang ndaru jalanin ini berjalan kek yang ndaru pengin. Tapi yaaaa......hehe we Just small little unimportant being in this entire world, a spot in the universe. ya del ya?? Manusia toh cman bisa berencana, setelah itu ya serahkan ma yang diatas, karena kadang hidup gak perduli ma apa yang kita rencanakan, dan tangan kita terlalu kecil buat merubah keadaan menjadi kek apa yang kita pengin.

Mungkin ndaru bakal hidup dengan teror2 sms mesra, dan miscall2 tengah malam, PM2 dari orang2 di negeri antah berantah yang suka maksa minta poto di FS dan berbagai ketidaknyamanan yang laen. Tapi ya itulah hidup, baek bila kita masing2 bisa bertanya ke diri kita sendiri, apa hak kita?..apa hak kita buat memaksakan idealisme kita? apa previlege kita buat me-miscall orang laen? dan masih banyak lagi tentunya, menurut keadaan yang ada. Demikian sebaliknya ndaru, apa hak kita buat membalas orang yang udah menjahati kita? atas dasar otoritas mana kita bisa ngirim virus ke orang2 nyebelin yang sibuk dengan pemikiran mereka tentang kita?

Jadi ya klo menurut ndaru sih, gak ada salahnya kita melakukan sesuatu buat sebuah kondisi yang lebih baek, tapi toh ya..tahu kapan musti berhenti, karena mungkin lengan kita gak cukup besar buat melakukan itu.

Kamis, 04 Desember 2008

second shot



kmaren sore pas salatiga lagi dingin2nya, ndaru dicurhatin ma temen skantor ndaru. ah, topik yg bener2 bikin pala ndaru mau pecah; cinta! meski ndaru udah ngotot bilang klo ndaru kagak ahli ma topik yg satu ini, toh temen ndaru tetep kukuh minta ndaru dengerin. kesian juga sih, gara2 ga ada orang laen terpaksa dah dia curhat ke ndaru. hihihihi..

drama curhat ini jadi sedemikian dramatis, persis kek adegan sinetron di tipi2; cerita sedih, wajah penuh penyesalan, diiringi rintik hujan yg smakin bikin hati remuk redam. kopi anget dan pisang goreng malah jadi saksi bisu acara curhat entu, nunggu giliran dicaplok kek ngantri minyak tanah. meski napsu banget pengen makan pisang goreng ma nyruput kopi di hadapan ndaru, ndaru jadi ga berselera lagi menyimak rentetan kata2 temen ndaru yg dari a ampe z kagak ada aura bahagianya.

temen ndaru entu barusan putus cinta. minggu lalu saat dia bilang ke ndaru putus cinta gitu dia masih bisa cengar-cengir, tapi entah kenapa smalem mukanya kusut banget dan kata2nya menunjukkan sebuah kehilangan dan penyesalan yg amat sangat. dia mengaku berlaku sebagai orang yg sangat menyebalkan selama setahun jalan bareng sang pacar. kadang, sering ding, dia sibuk ma kegiatan klubnya ndiri, blon klo kerja. sang pacar pernah ngeluh, minta sedikit waktu aja bwt dia, tpi temen ndaru kagak pernah mau dengerin. temen ndaru entu juga masih suka tepe (tebar pesona) ke orang laen dan sempet deket banget ma temen kerjanya ampe digosipin cinlok ma orang2 kantor. dia bilang si dia kagak ada apa2 dan ga bermaksud kek gitu, tapi pas pacarnya bilang klo dia sakit ati dengan cara kedekatan mereka barulah dia ngeh.

tpi toh, pacar temen ndaru entu kagak pernah berhenti bwt sayang ke temen ndaru. pulang kerja masih ditungguin, itupun cuman dicuekin setelahnya, soalnya tmen ndaru udah capek. sang pacar juga selalu kasih perhatian, beliin barang bwt temen ndaru, dan klo mereka marahan pasti pacarnya yg ngalah. semua kebaikan dan kesabaran itu abis masanya minggu lalu, puncak ketika temen ndaru bersibuk ria dengan klub motornya.

dan, malam itu, sambil nangis menyadari kekosongan idupnya, temen ndaru cuman bisa mengutuk dirinya sendiri. dia ga berhenti bilang nyesel karena udah nyia2in pacar yg sedemikian baek. temen ndaru juga cuman bisa mlongo karena sang (mantan akhirnya) pacar kagak ngasih kesempatan bwt balik lagi dan memperbaiki semua meski dia tetep berlaku baik ke temen ndaru.

heheh..kadang kita sering berlaku terlalu sombong dan semena2 pada orang2 di sekitar kita tanpa pernah menyadari betapa mereka harus nelen ludah berliter2 pas ngadepin kita dan tetep ngasih kita senyuman tulus. kadang, kita juga terlalu sibuk mengejar kesenangan yg tidak pasti dan melupakan mereka yg sebenernya lebih berharga bwt ditemenin dan ditongkrongin berjam2. yah, masih bagus si kita beruntung. mungkin, mereka yg kita kecewain masih ada disana dan siap menerima kita lagi. tpi, kadang udah ga ada lagi kesempatan kedua bwt memperbaiki semua dan mereka udah pergi dari hadapan kita. setelah itu, adanya cuman nyesel.

ocehan temen ndaru entu jadi bikin ndaru sadar. buru2 ndaru keluar rumah dan ngliat kliwon. aduh, si kliwon lupa dimasukin, padahal lagi ujan.

Selasa, 02 Desember 2008

Sombong


Postingan ndaru kali ini sekedar curhat dan pengin nggacor doang, jadi keknya gak penting2 amat buat dibaca, silakan dilewatin klo emang lagi males baca!

Beberapa hari ini, banyak orang yang ngatain ndaru sombong, blagu dan kata2 sinonimnya. Pertama gara2 ndaru gak mau nerima kerjaan motret kawinan seseorang. Trus dibilang ndaru cman eksklusif nerima kerjaan motret dengan budget yang besar aja, pilih2 client, dan masih banyak lagi komentar2 orang di belakang ndaru. Sekali lagi di belakang ndaru. Trus ada lagi 1. Kmaren ada orang tlp di salahsatu no HP ndaru, kata abang ndaru yang kebetulan nerima tu panggilan, si penelpon pertama sms mo kenalan doang, trus telp. karena bau2 gak penting, abang ndaru menolak memberikan no tlp ndaru yang laen dan sebagai kompensasinya, diberikanlah beberapa alamat email punya ndaru. Thx Budz 4 refusing to give my other number.
Entah karena pemikiran ndaru sendiri ato emang kekgini keadaannya, mereka kemudian men-cap ndaru sebagai orang sombong. Mo kenalan aja susah, mo minta poto aja susah, bahkan si bapak yang ndaru tolak buat motret itu katanya s4 nyumpahin ndaru biar besok2 gak laku kerjaan motretnya. Hadoooooooh..... Ya itu semua ndaru balikin ke orang laen sih, toh klo kita disuruh menilai diri kita sendiri ya pasti yang muncul yang baek2. Orang mo punya alesan dan berpendapat kekmana ya terserah, secara, kan didunia ini orang bebas menafsir. Meski kadang mereka cuman memandang dari satu sisi dan satu peristiwa doang.

Nah, sekarang alesan ndaru neh, ndaru gak bisa bantuin motret nikahan karena ndaru udah terlanjur sanggup buat bantuin motret haul gereja t4 ndaru sembahyang, mereka mo bikin kalender yang gambarnya bangunan gereja dan interior gedung gereja itu, itu pertama. Yang kedua, ndaru gak mau ngoyo, dari dulu ndaru menargetkan buat motret kawinan 2 X dalam 1 bulan, ndaru jg butuh ber-hari minggu. Karena biasanya orang kawinan kan klo gak sebtu/minggu. Setelah 5 hari kerja ndaru jg butuh istrahat. sapa yang engga'? Jadi motret buat ndaru bukanlah sesuatu yang musti ndaru kejar kuantitasnya. Ndaru gak mau ngoyo dengan menerima setiap order yang masuk, soalnya gak mau keteteran ngejar proyek.

Trus soal telp minta kenalan, yah mungkin nasib bawaan orok kali yak :p banyak banget yang pengin kenal ma ndaru, entah itu yang cman sekeran mo tepe-tepe ato emang beneran tulus mo temenan, ndaru gak anti kenalan dan ketemu orang baru. Toh itu baek buat perkembangan jiwa dan kepribadian ndaru, karena dengan ketemu lebih banyak orang, kita pan bisa tuh, melihat sifat2 manusia yang unik dan beda2 tiap orangnya. Dari situ trus kita bisa blajar menghadapi peziarahan hidup yang entah gak tau mpe brapa lama. Tapi keknya kenalan jg ada etika-nya. Namanya kenalan itu kan hubungan timbal balik. Pertukaran informasi. Na klo tiba2 ujug2 cman sms "hai, salam kenal" na ndarunya bingung, ne orang mana? namanya sapa? ketemu dimana. Gak mungkin dong klo dia dateng dari planet Namec trus tau no. ndaru. Pastilah dia udah punya informasi soal ndaru, na gantian dong ndaru dapet info dari calon temen ndaru yang mo kenalan itu. Apakah hal sesimpel itu dianggep sombong??? ya silakan sodara2 menaksir sendiri2.

gambar di paksa dipinjam dari sini

Kamis, 27 November 2008

hidup dan segala dinamikanya


Akhirnya, setelah menunggu beberapa bulan ndaru dapet kabag baru di kerjaan ndaru, setelah kabag lama meninggal, selama beberapa waktu ndaru menjadi ymt kabag. Betapa pengalaman itu sungguh amat sangat berharga buat ndaru, kekmana rasanya menjadi leader dalam sebuah tim, ato kekmana stress ngadepin kerjaan yang musti slese dalam jangka waktu tertentu, blon lagi membuat evaluasi dan administrasi yang bejibun dan bikin pala penuh ma statistik. Dan tiba saatnya buat kembali ke jabatan awal, pekathik network hahahaha. Sebenernya banyak yang mau dukung ndaru buat menduduki posisi itu, tapi ndaru memilih buat engga' ngambil kesempatan itu, bukannya munafik, tapi yaaaa, ndaru mrasa blon mampu, baru 3 bulan jadi kabag aja udah stress, apalagi jadi tetap, wah bisa brindil jidat ndaru.

Hari-hari baru pun berjalan dan banyak hal yang terjadi. Ternyataaaaaa, unit kerja ndaru dapet kabag yang lumayan konservatif<---------benr gak sih nulisnya? Seseorang yang sangat mengagungkan nilai2 senioritas dan ke hirarkian. Dulu, pas dipimpin oleh (alm) Pak Bunga --nama samaran--, semua serba fleksibel, Pak Bunga ini punya kerjaan sambilan di luar dan juga mengajar sebagai dosen tamu di beberapa fakultas di t4 ndaru kerja. Alhasil, dia sibuk banget dan kadang seharian dia gak bisa ngantor, tapi semua kerjaan menjadi lancar karena beliau sangat percaya sama anak2 buahnya, bahkan kami diijinkan mendengkul tanda tangan beliau jika memang dirasa mendesak dan bersifat urgent, asal beliau diberitahu. Semua krocuk2 diijinkan membuat keputusan segera bila diperlukan, baru kemudian memberi tahu beliau, langkah2 apa yang barusan kami kerjakan. Naaaaaaaaa, sekarang kami dapet kabag yang kek ndaru sebutin diatas, semua lalulintas keputusan, logistik dan segala hal yang menyangkut pekerjaan harus melewati sang kabag. Semua serba kaku, kita mo beli kabel aja musti nunggu dia yang lagi rapat lah, lagi urus ini itu dkk.

Ya begitulah hidup, orang baek kadang gak selalu jadi baek, niatan kita mungkin baek, tapi orang laen menganggapnya sebagai bentuk pengkianatan pekerjaan. Kadang ada kalanya kita dihadapkan pada situasi dimana kita musti memilih, setia ke korps (kawan2) ato mengacuhkan mereka demi sebuah pekerjaan. Balik lagi ke sudut pandang orang yang berbeda2, sejarah pan udah membuktikan kekmana Raymond Westerling yang di Indonesia di gudak2 jadi penjahat perang, tapi di negaranya sono pas balik disambut bak pahlawan. Didalam hidup toh mau gak mau kita ketemu ma orang2 yang menyebalkan dan kadang bikin emosi kita naek, tapi yaaaa, kita adalah pahlawan, minimal dalam cerita dan mimpi kita sendiri.

Rabu, 26 November 2008

Go with the flow


Tadi malem, ndaru nganterin tetangga ndaru babaran alias lahiran. Jam 11 malem mana ujan grimis, duingiiiin banget. Singkat cerita, setelah nyampe di sebuah rumah bersalin, akhirnya, tetangga ndaru ini melahirkan seorang bayi laki2 yang lucu banget. A cute little boy has just begun his life. Beberapa waktu yang lalu, inanguda ndaru juga abis lahiran, bayinya juga cowo', lucu banget, pipinya tembem rambutnya kriwul2, kek bayinya Andi F. Noya.

Kita semua gak tau apa yang bakal terjadi ma bayi2 itu, jangankan kita, bahkan orang tua bayi2 itupun gak tau tar gedean bayinya mo jadi apa. Apalagi anak kita, kadang kita sendiri gak tau apa yang bakalan tjadi besok pada kita. Orang tua cman bisa berdoa dan berharap bakal jadi apa anaknya kelak, kita jg cman bisa bikin rencana buat besok. Rencana yang kadang bakal kacau karena faktor X. Hidup emang kadang gak peduli ma rencana yang udah kita bikin susah-susah. Kita udah persiapkan semua rapi jali mo pacaran misalnya, eh ujan. Ya mungkin bisa jalan sih, tapi kan ya jadi mengurangi antusiasme hehehe.

Ya..begitulah hidup, apa yang kita pengin gak selalu jadi kejadian. Kita cman bisa pasrah dan go with the flow, tapi toh ya trus gak bisa nglokro dan pasrah sepasrah-pasrahnya. Cman seenggaknya gak jadi putus asa dan jadi males2an. Toh alam semesta gak buta, siapa2 yang mau usaha dan tekun toh pasti ada hasilnya. Kata orang, bersyukurlah klo kita gagal, soalnya jadi bisa belajar dari kegagalan entu. Makin sering gagal kan makin banyak belajar. hehehehe

Ndaru pernah nglokro, males dan bawaannya BT mulu, trus waktu itu ndaru liat anak kecil lagi maen balon sabun, keknya asiiik banget. Padahal klo dipikir, apa sih bagusnya glembung sabun kekgitu? gada apa2nya ketimbang senapan airsoftgun kan? Cman aer+sabun trus ditiup2, tapi kok anak2 itu pada asik banget maennya. Senyum mereka seakan2 mengingatkan ndaru buat menikmati hidup. Emang sih cman gelembung sabun, tapi klo dinikmati kan ya asik juga. Emang sih ujan dan idup kita gak kek konglomerat, rumah masih nyicil, masih ngarep BBM gak naek2, dan masih banyak kekhawatiran2 hidup yang laen yang kadang nongol di jidat kita. Tapi apa kita musti larut dalam kekhawatiran itu? Napa gak senyum aja dan menikmati segala yang ada di hidup kita apa adanya???

Senin, 24 November 2008

journey is destination


Maren pas mengunjungi inanguda di kampung sebrang, ndaru naek maskapai penerbangan nasional kampung sebrang. Yah, klo mo banding2an kualitas pelayanan dan akomodasinya sih jauuuh lebih baek dibanding Garuda. Tapi bukan itu yang mo ndaru gacorin. Tapi semboyan ato jargon yang ndaru baca di seat-nya. Journey with us is your destination. Mereka ingin mengesankan bahwa ketika mereka menumpang pesawat perusahaan mereka, seolah2 perjalanan itu menjadi bagian dari tujuan kita. Mereka pengin penumpang pesawat bener2 menikmati perjalanan dengan menggunakan pesawat mereka.

Begitu juga dengan peziarahan hidup kita. Orang bilang bahwa kita hidup di dunia ini adalah sebuah perjalanan yang panjang, apa yang kita tuju itu kadang absurd. Banyak orang bilang bahwa tujuan hidup ini adalah mencapai kebahagiaan, lha kebahagiaan itu kekmana? Dengan materi yang berlimpah kah? Dengan kesehatan kah? Ato dengan istri yang banyak kah? hehehe... Mungkin kita punya sebuah impian buat memotivasi hidup kita. Ketika dapet, pasti ada impian laen yang menghuni pikiran kita. Berkembang, berkembang dan terus berkembang. Tar klo udah dikubur baru, brenti..hihihi.

Dalam sebuah kesempatan, ndaru ikutan sebuah seminar yang bertema motivasi diri. Dalam seminar itu, ndaru disuruh bikin short term goal, dan long term goal in life, target2 dan tujuan hidup. Yang lebih parah, ndaru disuruh bikin dream book. Visualisasi dari impian2 ndaru, jadi di dream book ini ndaru disuruh nempel gambar mobil yang ndaru pengin, rumah yang ndaru pengin kira2 gbrnya kekmana. Dan masih banyak hal2 yang mungkin ndaru penginin.

Hehe, dari sekian banyak peserta, cman ndaru yang gak bisa bikin dream book itu. Bukannya ndaru gak percaya sama kekuatan dari mimpi, toh kadang di dunia ini banyak hal2 yang dimulai dari mimpi. --pergi ke bulan misalnya-- tapi ndaru takut, kadang sebuah impian bisa membutakan hati dan perasaan kita. kita menjadi target oriented, dan mengabaikan apa yang menjadi proses dari target itu. Kita menjadi lupa menikmati hidup karena terlalu serius mengejar mimpi. Mimpi yang mungkin kadang hampa, kosong. Ndaru gak mau menyesal di kemudian hari hanya gara2 ndaru keobses pengin punya mobil tapi kehilangan temen2 baek, obrolan yang hangat ato sekedar teh pahit dan singkong rebus. Karena klo menurut ndaru, orang yang bahagia itu adalah mereka yang mampu menikmati dan mensukuri apa yang dikaruniakan Tuhan pada dia.


Selasa, 18 November 2008

berbakti vs durhaka


Dalam budaya jawa, ada ungkapan buat orang tua kita, mikul dhuwur mendhem jero, yang artinya klo gak salah, kita harus berbakti pada orang tua dengan cara menghormati mereka berdua (mikul dhuwur) dan menyembunyikan kejelekan2 mereka (mendhem jero). Tradisi ini sejak jaman P. Diponegoro lahir, sudah menjadi ketetapan yang semua orang mahfum. Memang sih ne ungkapan baek. Di budaya manapun pasti mengajarkan bahwa respek ke ortu itu adalah wajib. Bahkan klo gak salah, di agama ndaru, orang tua adalah wakil Tuhan di dunia ini. Jadi musti kita hormati musti kita junjung tinggi segala apa yang mereka mau.

Seiring pertumbuhan pemikiran kita, kadang kala kita berada pada sebuah persimpangan jalan dan harus memilih, antara mengabdi pada orang tua, atau mewujudkan mimpi kita pribadi.Gak jarang orang yang kemudian bertemu pada pilihan ini. Dalam banyak hal, entah itu dalam hal mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup atau masalah keseharian yang laen. Misalnya si anak pengin ke kota A, eh si ibu minta dianter ke kota B. Mana yang kita pilih, mengabdi orang tua dengan mengantar si ibu ke kota B, atau menuruti kemauan kita sendiri dan pergi ke kota A?

Ada seorang temen ndaru yang maren curhat di sela2 kerjaan yang numpuk, sambil benerin server DNS kami ngobrol soal orang tua. Temen ndaru ini sejak dari kecil udah nurut banget ke ortu, bahkan dia batal kuliah di fakultas teknik dan mengikuti anjuran ibunya buat kuliah di fakultas bahasa dan sastra. Akhirnya, kuliahnya pun ya medioker, gak bisa dikata pinter tapi bego juga engga'. Alasan si ibu pengin ndunungke anake (=mengarahkan anaknya) dia pengin anaknya menjadi guru sama kek si ibu. Kemaren ketika ada pendaftaran CPNS temen ndaru ini jg ikutan, tapi ya asal2an. Biar ibu seneng kata dia. Karena pada dasarnya dia gak suka ngajar, dia lebih suka ngulik kompie dan kawan2nya.

Temen ndaru ini juga cerita bahwa ibunya seorang PNS, pagi dia harus nganter si ibu ke kantor dulu, baru dia berangkat kerja. Dan karena jarak rumah-kantor-t4 kerjaan agak lmayan jauh, dia sering telat. Kemarin dia telat gara2 si ibu lupa pakai seragam korpri jadi musti balik dulu kerumah, ganti baju, baru berangkat ke kerjaan, tentunya setelah mengantar si ibu ke kantornya. Suasana itu masih kadang ditambah sesak dengan kebiasaan si ibuk menjelek2an dia di depan orang laen. Tapi toh itu bukan menjadi beban, malah menjadi kelonggaran buat dia. Karena gak musti jaga image menjadi anak yang baek. Jadi ada kalanya dia males2an di rumah. Haruskah kita mengorbankan pekerjaan kita hanya untuk sebuah pengabdian pada orang tua? Apakah itu berarti ketika kita engga' bahagia dengan pilihan orang tua kita? Kita menjadi setengah2 menjalani hidup kita, dan yang ada kan jadinya uring2an mulu.

Temen ndaru yang satu lagi mengeluh soal pacarnya yang gak disetujui ma ortunya. Dengan alesan pacar temen ndaru ini bekas anak nakal [hayo lebih baek mana bekas anak nakal ato bekas anak baek2?] dan hal ini dirasa bakal merusak citra ato nama baek keluarga temen ndaru itu. Sampai sekarang mereka masih backstreet. Lalu muncul pertanyaan, haruskah sebuah hal yang sebenernya melandasi sebuah hubungan, yaitu cinta, menjadi dirasa engga' penting hanya karena si cowo' bibit, bobot, bebet-nya gak match? Lagi-lagi balik atas nama pengabdian kepada orang tua. Lebih parah lagi, masih ada orang tua yang jodoh2in anaknya ma orang yang mereka rasa cocok buat sang anak, tentu saja dengan pandangan subjektip dari si ortu. Ya klo emang si cowo' itu jadi cinta dan mau menyayangi si cewe' dengan sepenuh hati gak masalah. lha klo ternyata si cowo' sarap? doyan menyiksa istri, alamat si istri bakal seumur hidup kek ikut penjajah.

Ndaru bersyukur banget bahwa keluarga ndaru bukan termasuk yang suka nuntut anaknya menjadi yang mereka pengin. Ortu ndaru cukup objektip buat mengerti dan memahami kepinginan ndaru, apalagi setelah ndaru gede ini, mereka cukup demokratis untuk membiarkan ndaru memilih jalan hidup dan pekerjaan ndaru sendiri dan gak otoriter dalam mengarahkan anaknya menjadi apa yang mereka pengin, tapi mengembalikan semua keputusan ke ndaru buat nentuin mo kekmana ndaru dalam menjalani peziarahan hidup di dunia ini. thx babe n mami.

Jumat, 14 November 2008

terteror handphone


Technology has been developing along with the progress of human civilization. Some people say that this one of the indicators of the progress of human life. Others also say that technology makes life easier to run. One of the advantages of having advanced technology is that we can communicate with people easily. Long time ago, people still communicated by sending letter. Then, telephone showed up in certain areas. Finally, the prestigious one came, mobile phone. As its name, it is easy to carry anywhere you go. You can also use it anytime you want. Even, you can talk to all of the people you want to talk to, wherever they are.

Perhaps, this is the most effective device to be used in the communication world. You can talk directly to the intended person, anytime, anywhere. Though I am not a kind of person who is addicted to this phone --all people know that it is better to find me using the Internet not in my mobile phone :p--, I always use this gadget when I have to call somebody urgently.

In spite of all of the ease we get by having mobile phone, there is one thing to be left behind, ethics. Some people think that once they have mobile phone then they can do anything, including all of the ridiculous ones. For instance, a man who is approaching a woman calls the woman at midnight, the time when the woman is already falling asleep. The jerk continues his action by telling her "honey, baby, sweetie, and all kinds of sweet things" followed by a satisfied laughter, remarking the jerk's achievement after making the woman confused successfully. Or, another example is when somebody gets trouble with someone, he phones him at midnight in order to terrorize him, waking up the enemy at midnight by sending holly words; I cursed you since you were born!

Yes, we deserve to do anything with this gadget. But, have you ever thought that others also deserve having good sleep at night? Or, the simple thing is that others also deserve feeling comfortable in their days. I believe that you will not feel well when you get a mysterious phone in the late night when the system of your body is already taking a rest. And I do believe that everybody feels afraid when he or she is terrorized all the time. Everybody deserves the freedom of fear, the freedom of feeling comfortable, and the freedom of feeling safe in their life. Or, perhaps, the increasing of this communication device has changed people's mental quality. If you have problem, why don't you come to the person you are troubled with and talk to him or her directly? If you also love somebody, why don't you come to him or her and show your attention?

I think we should treat technology wisely. Do not ever let it lose your quality as a human being.


--ditulis dalam kegundahan dan kejengkelan yang mendalam gara2 beberapa hari eni di miscall/di tlp malem2..makasih buat yang udah nelpon ndaru jam 2 pagi, ndaru jadi tau dimana HP ndaru--

Kamis, 13 November 2008

makhuk fana


Gedung t4 ndaru ngantor dan ber-home base letaknya deket ma gedungnya fakultas seni dan pertunjukan. Kemaren sore, pas ndaru mo balik, dalam perjalanan menuju parkiran, sampai di depan tu gedung tiba2 ujan deres banget. Akhirnya ndaru ngeyup di gedung itu. Ada seorang bapak2 yang tugasnya membantu dosen2 dalam menggunakan ruang kelas, mereka ngambil di bapak ini, ato viewer projector di dalem ruang tertentu gak nyala, ato bingung nyari saklar lampu ruang, ke bapak inilah dosen2 itu mengadu, kemudian si bapak bakal bantuin ato klo gak bisa tlp ke teknisi terkait. Cukup simpel sebenernya kerjaan ini, sehingga banyak pegawai yang kadang agak sedikit meremehkan tugas bapak ini.

Sambil nunggu reda, ndaru ngobrol ma ne bapak. Banyak sekali konsep2 simpel yang dia sampein ke ndaru. Bahwa orang hidup itu sebenernya udah mengalami yang namanya neraka dan surga. Surga menurut dia bukanlah sebuah tempat, tapi sebuah kondisi. Kondisi yang serba ayem, serba enak dan damai. Sebaliknya pula neraka, neraka adalah kondisi dimana seseorang merasa cemas, takut, dkk. Agama hanyalah tuntunan agar kita bisa merasakan surga ato neraka itu. Asal kita mau hidup seturut apa yang diajarkan oleh agama kita, pasti deh kita bisa merasakan surga.

Sebenernya itu yang penting, masalah abis mokat kita mo ke neraka ato ke surga itu udah ada yang urus. Apa yang kita kerjakan di dunia ini hendaknya bukan karena pamrih mo masuk surga ato menghindari neraka, tapi karena balasan buat Sang Pencipta, yang udah ngasih nafas di setiap idung kita. Caranya ya dengan berbuat seturut kehendakNya, dan bertoleransi ma orang2 temen2 kita sesama ciptaan Tuhan. Jadi inget artikel di blognya del, bahwa sebenernya Tuhan tu gak butuh pembelaan dengan cara2 yang konyol dari manusia. Klo yang ndaru tangkep sih bahwa Tuhan udah cukup seneng klo kita mau idup rukun dan saling menghargai.

Trus si bapak ini juga cerita soal konsep 4 A, didunia ini sebenernya manusia berhadapan dengan 4 A ini, A yang 1 itu Agama, biar manusia punya rel kek yang ndaru sebutin di depan tadi, agama sebagai tuntunan untuk meraih kedamaian. Agama ini kadang kalah ma dengki dan dendam, banyak orang ke t4 ibadat masih membawa dengki ke orang laen, jadi ya mpe mokat klo masih dengki2an jg gak bakal ayem walo beragama juga. A yang ke2 Akal budi, inilah yang membuat kita beda ma ayam dan babi, kita punya akal buat mengembangkan diri dan bersosialisasi, tapi kadang akal kita kalah ma yang namanya emosi, sehingga kadang kita bertindak gak didasarin ma akal lagi tapi cman dari emosi, kemarahan dan mengantar kita ke kehancuran. A yang ke3 Asih, Cinta kasih ke sesama ciptaan, tapi cinta kasih ini kadang kalah ma yang namanya iri hati, orang laen punya fans dikit, eh iri, orang laen kaya dikit dikatain korupsi. A yang trakir yaitu Amal, tentunya amal kepada yang membutuhkan, yang kadang kalah ma keserakahan, orang laen mo mokat yang penting gw bisa sidang sambil tidur<-------------maap buat yang kesindir. Mungkin apa yang ndaru tulis entu bisa dibilang, idealis, NGGACOR.COM, ato sok suci, tapi toh kadang ndaru ngalamin sendiri, suasana tentram walo gak punya duit, damai walo rumah sepi gara2 lampu mati. Ato sebaliknya, kadang ndaru kesepian, padahal lagi di mal--yang eni sering tjadi, soalnya ndaru gak bakat jadi malgoer,klo liat banyak orang+bau parfum campur2 suka pengin tepar. Yaaa begitulah hidup. kata orang jawa wang sinawang, kelihatannya sehat, padahal strook, kelihatanya kaya padahal mungkin cuman ngutang, kelihatannya jahat dan suka mancing emosi, padahal cman butuh dikasihani.

Kamis, 06 November 2008

Membeli mimpi


Hihi...puitis ya judulnya. Tapi begitulah, sebenernya ungkapan itu realistis banget klo di aplikasikan pada situasi kek sekarang. Semua serba sulit. Setelah era yang disebut Reformasi ini kok keknya semua jadi mahal, pabrik2 pada tutup. Bukannya ndaru gak suka ma reformasi lho ya. Tapi dari pandangan ndaru, banyak orang yang kadang malah berfikir bahwa mending gada reformasi, tapi minyak masih kebeli, beras banyak, sekolah murah. Sekarang, masuk TK aja gak cukup duit 100 rebu.

Buat sebagian orang, katakanlah mereka2 yang kantongnya tebal. Indonesia adalah negara yang enak, asik buat ditinggalin, bensin murah, makanan murah. Coba kita hitung, misalnya seorang anggota DPR, gajian 1 bulan ada dong 20 juta, malah lebih, belon tunjangan2 yang laen. Jadi buat beli bensin 1 liter 6rebu perak itu pasti hal yang kecil, beli komputer mungkin sama kek beli bakwan. Ato pejabat negara. Dulu pas ndaru kerja di prusahaan minyak punya republik ini, 1 bulan dapet gaji pokok 4,7 jt masih +tunjangan, --maap bukannya mo sombong, tapi cman buat perbandingan-- itu baru seorang pegawai kontrak. Lha klo direksi? berapa? pasti deh 40 jutaan/ bulan. Satu lagi kerjaan yang asik adalah menjadi artis, ato pengacara artis. Kekayaan melimpah + tentunya terkenal. Apalagi sekarang lagi banyak sinetron2 kejar tayang, tentunya butuh lowongan buat jadi artis banyak. Tapi ya itu, syaratnya agak susah, tampang kece ato bahenol, jadi tampang pas2an kek ndaru keknya susah buat kerjaan yang satu ini.

Merekalah orang2 yang sanggup membeli mimpi a la manusia tentunya, kenikmatan hidup, liburan ke Kongo, dan berbagai macam kemudahan yang laen. Budaya konsumtip dan hedonisme duniawi sekarang lagi musim. Apalagi siaran tipi sekarang udah bukan barang mewah lagi. Coba masuk ke tiap2 rumah di Republik ini. Hitung berapa orang yang gak punya tipi, ato hitung yang ruang tamunya isinya rak buku doang. Pasti cuman dikit. Siaran televisi inilah yang klo menurut ndaru menjadi sarana sosialisasi. Entah itu hal2 yang baek, entah itu hal2 yang buruk. Sebuah prestise tersendiri klo bisa masuk siaran tipi bersekala nasional. Pasti banyak tetangga dan temen yang komentar " Wah hebat elu masuk tipi"..padahal cman kliatan punggung ma kaki doang.

Banyak siaran tivi yang membuat orang terperdaya. Terkesan dengan apa yang ada disitu, apalagi sekarang marak sinetron2 yang MAAF, kurang edukatip. Hanya menyoroti kehidupan orang2 yang bermobil, berdasi, dan bertampang kece. Blon lagi iklan, kecap mana yang gak nomer satu? sirup mana yang gak enak? ato makan biskuit bisa jadi pinter. Media ini dirancang untuk kita berimajinasi dan bermimpi. Meniru apa yang ada didalamnya.

Beberapa hari yang lalu, ndaru ikutan sebuah presenrtasi perusahaan MLM yang gak mau disebut MLM, bingung kan? terlepas dari presentasi mereka yang memang menarik, mereka memanfaatkan keserakahan dan kekhawatiran manusia akan masa depan mereka untuk memperluas jaringan mereka.--maap agak ekstrim--Bagaimana tidak, peserta presentasi diiming2i mendapat duit tanpa kerja keras. nganggur bisa dapet duit. Sedangkal itukah impian manusia? apakah semua orang hanya bekerja untuk uang dan masa depan yang cerah? Bagaimana dengan orang2 yang mencintai pekerjaannya bukan karena uangnya, tapi karena dia suka melakukan pekerjaan itu?

Mungkin buat sebagian orang, apa yang ndaru posting kali ini cuman nggacor belaka, tapi toh klo menurut ndaru, Tuhan tahu yang terbaik buat umatNya, ndaru masih percaya rumus Fisika EK = ½ mv2 ato EP = mgh, bahwa energi itu kekal. Ketika kita menabur, kita akan menuai, apa yang kita kerjakan sekarang akan kita tuai hasilnya entar.

Rabu, 05 November 2008

Feodalisme Modern


Pernah denger dong, kata feodalisme? minimal di lirik lagunya grup musik slank, kata web pintar, feodalisme berarti sebuah sistem pemerintahan di mana seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak, sang pemimpin pengin banget di hormati dan di sanjung2. Bangsa kita pernah menganut sistem seperti ini, jaman raja2 Hindu dahulu. Ada raja2 yang bijak tapi ada juga raja yang bertingkah se-enak jidat.

Jaman sekarang, paham ini sebenernya udah ditinggalkan, dengan berdirinya republik ini, feodalisme sudah ditinggalkan dan mengganti menjadi paham demokrasi, meski kadang demokrasi di negara ini kebablasan, apalagi setelah era yang katanya era reformasi. Berapa saja bibir yang nggacor tentang demokrasi. Dari kantor pemerintahan sampai di bundaran HI semua treak2 demokrasi demi kemajuan bangsa.

Klo menurut ndaru, bangsa ini masih menganut sistem feodalisme. Feodalisme modern yang tercermin dalam sikap2 dan perbuatan2 kita dalam kehidupan sehari2. Hari sabtu yang lalu, ndaru naek motor kesayangan ndaru ke sebuah acara. di tengah perjalanan dari arah berlawanan sebuah Toyota avanza hitam berplat merah (=yang artinya klo gak salah adalah mobil milik pemerintah) nyalip dengan kecepatan tinggi, dan membunyikan klaksonnya secara sporadis seolah2 memerintahkan ndaru buat minggir, dan karena kondisi jalan yang berlubang, ndaru dengan sukses jatoh dari motor. Dan mobil milik pemerintah itu tetap melaju kencang tanpa peduli ada orang jatoh gara2 perbuatannya. Puji tuhan ndaru masih dikasih hidup. Note book dan kamera selamet, hanya lensa tele yang ancur dan pecahannya kena siku kiri ndaru.

Inikah demokrasi? Orang2 yang seharusnya memberi teladan agar tertib dan teratur malah ugal2an dan menindas yang lemah. Jelas2 marka jalan gak putus2 yang menandakan GAK BOLEH NYALIP SEMBARANGAN. Sebegitu tololkah orang yang nyetir mobil milik pemerintah itu buat gak ngarti peraturan tentang marka? Ato mungkin mata dia katarak kali ya? Inilah yang ndaru sebut feodalisme baru, bukan karena kita jadi pemimpin dan minta setiap orang buat membungkuk waktu kita lewat, tapi dengan mengacuhkan orang laen, dan menganggap kita lebih penting daripada orang laen. Pernahkah kita berpikir bahwa orang yang kita anggep gak penting itu adalah orang yang meracik obat yang kita minum pas masuk angin? apa jadinya jika obat itu ditaroh sianida? matilah kita.

Jika dalam sebuah episode di kick andi yang ditayangin di Metro TV, Andrea Hirata, yang nulis Laskar Pelangi bilang, bahwa bangsa ini butuh teladan, jaman sekarang gak ada yang bisa diteladani dst...klo menurut ndaru sih, bangsa ini gak cukup dikasih teladan. Secara, banyak pahlawan2 kita yang sebenernya bisa buat teladan, Pangsar Sudirman misalnya, Diponegoro misalnya. MUNGKIN bangsa ini butuh todongan pistol di jidat mereka agar mau tertib dan taat.

Senin, 27 Oktober 2008

blogwalking


hihihi, tenyata banyak juga ya orang yang punya blog, udah kek friendster ato web2 pertemanan laennya. Kebiasaan ndaru tiap sore sesudah jam kerja, kuling down dulu sambil liat2 blog tetangga. biasanya ndaru nge-klik blog2 tersebut dari tautan yang disediakan disitu. Dari blog yang satu ke blog yang laen, terus...terusss...gada tujuan yang jelas sih sebenernya. Isi blog juga ternyata macem2, ada yang memuat postingan edukatip, ada yang tentang perjalanan hidupnya, ada yang inspiring story seseorang, ada yang narsis, dan masih banyak lagi tema yang diangkat pada setiap blognya. Banyak juga yang membahas tentang buku, film, ato karya sastra dan seni yang laen. Tampilan dari blog2 tersebut juga bermacam-macam, ada yang standard dari blogger, ada yang custom dari web pendukung blogger, bahkan mungkin ada yang bikin tampilan blog mereka sendiri..eh ada gak ya? hihihihi...

Fitur2 yang ada dalam blog tersebut juga bervariasi, ada yang menyediakan link ke sebuah web download software, ada yang link ke web edukasi, tapi ada juga web yang menyediakan link ke web porno :p. Trus ada juga yang menempatkan display jam pada blog mereka, ato iklan sosial kemanusiaan tentang beasiswa ato pesan iklan yang laen. Dan yang gak kalah menariknya tentu saja foto. Ada yang semua foto di blog itu, foto2 dia sendiri, ada yang foto2 tetangga dia. ada foto anjing dia, bahkan ada foto porno (lagi). Foto pemandangan juga banyak ndaru temukan di blog2 yang ndaru kunjungi.

Dari sekian banyak blog yang ndaru kunjungi, banyak diantara penulis blog yang menuliskan pengalaman pribadi dan keprihatinan mereka terhadap lingkungan sekitar mereka. Tinjauan pribadi mereka soal apa yang terjadi dalam rel situasi mereka. Istilah kerennya sharing kali ya..sama kek apa yang ndaru kerjain di blog ndaru. Sharing apa yang menjadi kegundahan ndaru dan apa yang ndaru rasakan di sekitar ndaru. Ya emang kadang cuman nggacor,hihihihi..Kadang ndaru meng-compare blog-blog yang ada, karena kadang ndaru menemukan tema yang sama, tapi dengan sudut pandang yang berbeda, trus ada yang templatenya bagus tapi isinya monoton, narsis, ada juga yang templatenya biasa2 aja tapi isinya inspiratip banget. ato paduan keduanya. Pokoknya banyak blog2 bagus deh, mpe ndaru kadang minder dengan blog ndaru sendiri. hihihihi.. Anda blon punya blog? cobalah bikin! dan rasakan manfaatnya, tapi saran ndaru sih jangan bikin blog buat caper, dibaca orang yang makasih klo gak dibaca ya minimal buat refleksi diri kita sendiri saja. Sekedar membaca kembali apa yang udah kita tulis.

Rabu, 22 Oktober 2008

courage, serenity, wisdom


God, grant me the SERENITY to accept the things I cannot change the COURAGE to change the things I can and the WISDOM to know the difference --www.uksw.edu--


Gak tau napa ndaru terkesan banget ma jargon yang dibikin sebuah unit di tempat ndaru kerja ini. keknya asik banget klo denger tu jargon dan kemudian dirasain maknanya. Pernah gak sih ngalamin suatu suasana yang gak enak banget, yang bikin kita hampir patah arang? Ketika kita sedang sibuk2nya berjuang dengan segala keterbatasan kita, dengan ingus dan peluh yang mengalir, eh tiba2 gada petir gada hujan kita dikatain "PAYAH" tanpa tau kenapa kita dikatain kekgitu.

Kata sebuah iklan, hidup adalah perjuangan. Secara, di dunia ini gak ada yang gratis, kecuali mereka2 yang emang nasibnya baek hehehe. Kata tetangga ndaru, hidup yang enak mulu itu katanya gak asik, membosankan. Ada hal2 berharga yang musti kita perjuangkan dan tentunya itu engga' mudah. Kekmana kita musti nabung buat beli sesuatu yang gak bisa kebeli secara langsung. Kekmana kita musti kerja siang malam banting tulang peras otak biar bisa gajian tiap bulan. Dan rutinitas hidup yang kadang terasa berat. Hari demi hari terasa berat dan kek gak ada jeda buat istrahat. Ada saja kerjaan yang musti kita kerjain. Dan kadang kerasa bahwa apa yang kita kerjain gak ada pantes2nya. Kita ngerasa klo apa yang kita kerjakan gak ada imbalan yang pas.

Banyak orang yang bilang ndaru itu beruntung, terlahir dari keluarga yang serba cukup, sehingga semua lancar2 dan gampang2 saja. Tapi banyak yang gak tahu bahwa ndaru juga pernah gak punya duit, pernah nebeng makan di pasturan Pringsewu --sangking gada duitnya--, dulu pas kuliah duit saku ndaru cman 700rebu minus tagihan telp+listrik+aer+pemeliharaan rumah, jdi klo diitung2 duit jajan ndaru hanya sekitar 400rebu. Ndaru merasa lebih beruntung karena ndaru terlahir dari keluarga yang mendidik ndaru buat menjadi mandiri. Gak menggampangkan sesuatu dan menggunakan fasilitas ortu se-enak perut. Babe punya aturan yang sederhana banget, intinya sih tanggung jawab, berani nanggung tapi gak asal njawab.

Dulu pernah dalam sebuah sesi perchattingan, ndaru nangkep sebuah statement yang bagus banget. Bahwa toh setiap kerja keras yang kita kerjain sekarang itu bakalan berbuah. Setiap tetes keringat yang keluar dari badan kita itu berharga. Bakal ada imbalan yang setimpal buat orang2 yang berhati baja dan tekun dalam melakukan suatu hal. Klo nyontek kata orang pinter, alam semesta itu berpijak pada hukum keseimbangan. Bahwa apa yang kita perbuat hari ini, walo tampak konyol, bakalan ada hikmah dan panen yang bakal kita dapet di kemudian hari. Segala kesulitan yang dulu ndaru adepin toh tyata berguna buat menjalani hidup yang sekarang HIDUP NGGACOR!! :)


Jumat, 17 Oktober 2008

who am I?


Dulu pas ikutan psikotest di kerjaan lama ndaru, ndaru termasuk orang yang cuek dan suka se-enak perut, --ndaru lupa bahasa kerennya-- Babe ndaru bahkan dulu pernah kasih sebutan buat ndaru pungnak pungno =mumpung enak mumpung ana hihihihi.... Ya, kadang ndaru gak peduli besok mo makan apa, besok mo ada apa, yang penting sekarang enjoooooyyyy. Perkara besok ya dipikir buat besok. Itu yang kadang mungkin buat orang laen nyebelin. Ndaru cenderung susah memenuhi target, ndaru gak pernah bikin target yang muluk2, dan seneng banget berhadapan dengan sesuatu yang aksidentil.

Kata temen mami yang ngakunya paranormal, ndaru gak cocok jadi pedagang, soalnya manajemen hidup ndaru kacau abis. hihihihi keknya bener juga tuh si ibuk, soalnya ndaru pernah make separuh lebih duit gajian ndaru cman buat beli miniatur kereta api Amtrak :p, dan masih banyak lagi hal2 konyol yang sebenernya ndaru gak perlu beli ato lakuin. Kadang dalam beberapa hal nyesel juga ya menghambur-hamburkan duit buat hal2 konyol. Tapi toh yaaaa...klo menurut ndaru it worth tried. Perlu sekali2 buat dicoba, soalnya prinsip ndaru gini; masa muda kan cman sekali, kenapa harus di bebani dengan target dan target dan target.

Ndaru sadar bahwa suatu saat entar ndaru bakal dapet tuh target2an. Tapi yaaa...selagi masih kuat, selagi masih muda, kenapa gak mencoba semuanya, kliling dunia klo perlu --dunia mimpi-- akan ada saatnya ndaru punya waktu buat memikirkan rumah tangga, mikir suami, mikir anak, dan sesuai nasihat mami, mumpung belon punya kewajiban kekgitu nikmatilah hidup, asal gak ngerugiin orang laen. Jadi inilah ndaru...dan ndaru gak malu dikatain kekanak-kanakan ato telat gede...mo nebak sifat ndaru yang laen? silakan isi komentar n feedback dibawah makasih udah membaca ^_^

Kamis, 16 Oktober 2008

Kejamnya jalan raya


Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, ne ilmiah neh...ternyata korban kecelakaan dari kendaraan bermotor di jalan itu lebih banyak jumlahnya dibanding korban perang. Di Indonesia doang jumlah orang yang meninggal akibat kecelakaan kendaraan bermotor pada tahun 2005 mencapai 12.000 lebih--www.dephub.go.id-- .Masih dari web itu, 60% korban berada dalam rentang umur 15-21 tahun. Lalu kenapa sih jalan raya bisa menjadi lebih kejam daripada medan perang?

Cerita nggacor ndaru kali ini masih mengenai pengalaman ndaru mudik kemaren. Tanpa bermaksud buat mendiskreditkan makna sakral lebaran dan terlepas dari nikmatnya bersilaturahmi di bulan kemenangan sodara2 muslim ini lho ya. Sebenernya ndaru pengin naek motor buat mudik ke rumah simbah ndaru di pinggiran kota jogja sono. Tapi karena banyak sodara yang mau dateng dan butuh jemputan dari bandara/trminal, akhirnya ndaru pake mobil babe yang bisa muat banyak. Di mobil ini jok pengemudi bisa dimajuin dan dimundurin tergantung badan pengemudinya. Tapi udah beberapa lama, pengatur elektrik buat maju-mundurin tu jok rusak, dan karena pemakai terakhir dari mobil ini adalah babe yang badannya segede anak kingkong, jok pengemudi ini jadi mundur banget. Jadi ketika nyetir ndaru gak bisa nyandar, soalnya klo nyandar ndaru jadi gak bisa nginjek pedal kopling dkk.

Klo menurut ndaru, perang kepentingan di jalan lah yang menyebabkan banyak musibah di jalan. Satu pihak menginginkan bisa mengangkut barang lebih banyak dan menomorsekiankan kecepatan, pihak ini diwakili oleh truk pengangkut pasir, kontener dkk di sisi laen, ada pihak yang butuh cepet nyampe di t4 tujuan dia,kek bus dan kendaraan pribadi Diperparah dengan sifat manusia yang pengin menang sendiri, akhirnya terjadilah kecelakaan yang kadang merenggut nyawa manusia. Kemanjaan orang juga menjadi penyebab ruwetnya jalan raya. Napa sih jalan sebentar ke halte males? akibatnya angkot2 jadi sering mendadak berhenti. Apalagi di Indonesia ini, banyak orang yang menganggap bahwa jalanan itu yang bikin babe mereka, jadi asal sikut dan yang laen musti ngalah. Ndaru masih inget pas jalan di daerah Kopeng- Magelang, ada mas2 pake supraX baru warna merah nyalip di tikungan sehingga kendaraan yang dari arah berlawanan musti minggir dan bahkan sampai terjatuh. Pengalaman ndaru sendiri di-slonongin mobil dari arah berlawanan udah gak terhitung lagi dah. Jalanan benar2 sudah menjadi medan perang yang maha kejam. Walopun kita udah ati2 orang laen yang gak hati2 dan kita kena getahnya.

Masa mudik kemaren ndaru 2 kali nganter orang ke rumah sakit akibat kecelakaan. Dan yang bikin ndaru agak2 mengeryitkan jidat, di desa simbah ndaru sono tyata ada kebiasaan unik dan nyleneh. Jadi, setiap puasa, di kuburan pasti disiapin galian kubur, soalnya klo pas lebaran menggali kubur itu dianggep ora ilok/pamali. Dan yang mengejutkan lagi udah beberapa tahun ini galian kubur itu terpakai paling engga' 60% dari seluruh galian, tahun ini dari 7 galian kubur, terisi 4 kubur, semua disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Banyak orang yang masih belum bisa membangun budaya keselamatan di jalan. Pelajaran PPKn yang dulu kita terima buat mementingkan kepentingan orang laen, dan bertoleransi hanya omong kosong belaka. Pelajaran ini ndaru anggep gagal dan mungkin diganti saja dengan pelajaran menggambar ato nyanyi saja. Toh diajar capek2 soal toleransi dkk di jalan masih suka seenak jidat. Mending belajar nggambar ato nyanyi saja sapa tau ketrima audisi Indonesian Idol

Selasa, 14 Oktober 2008

The Place Called Home


Kurang lebih seminggu yang lalu, ndaru balik dari Cangkringan ke Salatiga, setelah liburan yang lmayan lama. Amat sangat lumayan buat melepas penat kerjaan sehari-hari yang kadang menghajar tanpa ampun. Kebetulan ndaru sampai rumah jam stgh 6 sore, waktu itu abis ujan, aspal jalan didepan rumah masih basah sisa hujan yang mungkin cukup deras. Langit juga masih menyisakan sedikit mendung. Gn. Merbabu yang biasa terlihat perkasa di ufuk timur juga terhalang awan hitam. Akhirnya, home sweet home, here i come my sweetest home.

Gak lama hujan turun lagi. Ah, gak terasa udah 2 musim hujan ndaru lewatin di rumah ini. Bulan 2 bulan lagi berarti genap 1 tahun ndaru di sini. Cepet juga ya? Entah kenapa ndaru betah banget di kota ini. Meski kadang stress ma kerjaan yang numpuk, harga2 sembako juga ikutan naek, klo udah mpe rumah berasa adem dan lepaslah semua kepenatan. Padahal babe bilang ne rumah kek pagupon, sangking kecilnya. hehehe...ya besok deh klo ada rejeki digedein.

Kecilan ndaru tinggal di sebuah daerah perbukitan bernama Raja Lingga, nun jauh di tanah Tapanuli sono. Trus masa remaja ndaru lewat di ibukota kita tercinta, kuliah ndaru pindah ke kotanya Sri Sultan Hamengkubuwono. Ndaru s4 kesasar dan terdampar di sebuah daerah penghasil minyak bumi di utara jawa ini. Disana cman bertahan selama 5 bulan 3 hari, dan akhirnya pindah ke kota ini.

Dulu pertama kali ndaru tinggal disini, ada temen cyber ndaru yang bilang bahwa suatu saat entar, ndaru bakalan bosen tinggal disini. Ndaru gak tau apa itu bakal kejadian ato engga', biarlah itu menjadi misteri untuk hari besok. Yang jelas saat ini, tanpa mendiskreditkan tempat2 yang pernah ndaru tinggali, dan terlepas dari kenangan dan pelajaran hidup yang udah diberikan ma tempat2 itu, kota inilah yang ndaru sebut rumah. Merujuk pada bangunan kecil inilah kata "pulang" buat ndaru. Ah, jadi inget cicilan rumah masih 61 kali lagi :(

Senin, 13 Oktober 2008

The Past Glory


Dulu, di blog ini ndaru pernah bikin posting soal kekmana berbesar hati menerima kekalahan dan kekmana kita sanggup belajar dari kekalahan itu. Emang sih gak ada salahnya klo kita menang, karena toh itulah sebenernya tujuan dari semua dan apa yang kita perjuangkan dengan tetesan keringat dan --mungkin-- tetesan ingus perjuangan kita. Yang menjadi persoalan, kadang orang gak mau lagi memulai dari awal setelah kemenangan itu. Kadang kita berpikir bahwa kemenangan itu adalah pencapaian final dari perjuangan kita.

Kemenangan kadang membuat kita mabuk, dan bikin males, itu mungkin kenapa mempertahankan kemenangan jauh lebih sulit daripada merebutnya. Yang lebih parah dari kemenangan kita ini, kita jadi merendahkan orang laen. Ketika orang laen menang, kita bawaannya sirik. "ah, elu cman menang lomba melukis tingkat kecamatan aja gitu aja bangga, GUE dong DULU, gue juara 1 lomba balita sehat se-kabupaten" begitulah cara kita menanggapi orang yang kira2 punya kemenangan lebih dari kita. Kita terlalu mengagung-agungkan kemenangan ato kehebatan kita di masa lalu.

Tapi kita lupa, hidup berjalan di rel yg bernama waktu. Ada masa lalu, sekarang, dan masa depan tentunya. Emang sih, masa lalu, sekarang dan masa depan kita adalah bagian hidup kita seutuhnya. Tapi, ada satu rumus yg dibilang tetangga Ndaru bahwa orang hidup di masa sekarang. Kita melakoni apa yg sedang terjadi saat ini. Masa lalu kita jadikan bahan untuk belajar menjadi orang yg lebih baik sekarang. Sekarang, kita juga belajar untuk menjadi orang yang lebih baik di masa mendatang. Akan menjadi tidak bijak ketika kita menempelkan cap 'hebat' di diri kita sendiri atas apa yg sudah terjadi di masa lalu. Lebih tidak bijak lagi ketika kita memakai cap hebat yg sudah terjadi di jaman Panglima Polim masih SD itu untuk mengukur kebaekan orang laen di masa sekarang.

Waktu terus berjalan. Di rentang waktu yg sedemikian panjang, kita tidak mungkin selalu menjadi pemenang. Ada saatnya kita kalah dan belajar dari sana. Ada saatnya kita bener2 jadi jerk yang bahkan tidak bisa mengerjakan apapun, ditindas sana-sini, dan kita cuman bisa diem. Tetapi, pada saat kita memenangkan sesuatu dalam rentang hidup kita, itu bukanlah kemenangan mutlak. Jadi yaaa, menang ato kalah dalam idup bukan esensi utama, tapi kekmana kita memaknai itu smua bwt jadi orang yg seenggaknya lebih baek.


Jadi, kadang kita berpikir bahwa dengan mencapai sesuatu yang hebat 10 tahun yang lalu, membuat kita lebih hebat dari yang laen. Mengapa kita tidak meninggalkan pencapaian itu dan melanjutkan kehidupan bersama waktu yang juga terus bergulir. Karena toh hidup bukan sekedar mengenai apa yang terjadi di masa lalu ato mungkin apa yang bakal kejadian di masa depan. Tapi semua adalah perjalanan hidup yang harus kita lewati. Kalah dan menang toh hanya dinamika hidup yang bisa datang dan berlalu.

Kamis, 09 Oktober 2008

fajar pagi buat kita


Lagi2 posting ngoyoworo ndaru kali ini soal asiknya bersyukur. Well, entah kenapa ndaru lagi hobi banget mendengar kata2 bersyukur, mungkin pelarian dari beberapa cita2 ndaru yang belon kesampaian, hihihihi. Tapi toh ya, dengan bersyukur dan berserah semua jadi terasa lmayan lebih enteng. ya kerjaan, ya hidup, dan kawan-kawannya.

Dalam setiap agama, pasti dong diajarin kekmana berdoa memohon/meminta kepada Tuhan. Tentu dengan jalan masing2, na klo dulu menurut babe ndaru, semua keinginan manusia itu gada yang gak dikasih ma yang diatas, hanya saja kadang kepinginan kita itu ada yang dikabulin langsung, ada yang ditunda, ada yang dirubah jadi berkat yang laen. Cuman karena dasar manusia yang susah puas, kadang kita menutup mata dengan kenyataan ini. Kita tahunya kok Tuhan gak adil ya, permintaan gw gak dikasih?

Ndaru pernah liat iklan luar negri, tentang seorang kurcaci yang mengejar pelangi dan pengin memegangnya, tapi apa yang dia dapat setelah dia sampai pada tempat yang kira2 terdapat pelangi itu? hanya sekantung keripik jagung. Kadang kita terlalu memaksa buat mencapai sesuatu, tapi ketika sesuatu itu udah kita capai, posisi di sebuah perusahaan misalnya, kita hanya merasa hampa dan menyadari betapa kita melupakan banyak hal dalam perjalanan kita menggapai impian itu. Waktu kita habis buat mengejar mimpi dan MUNGKIN mencela orang, yang impiannya lebih dulu terwujud, jadi lupa bersyukur.

Dari film Laskar Pelangi yang ndaru tonton hasil perjuangan ngantre selama 2 jam di bioskop maren, ada hal yang bisa ndaru dapet dari sana. Bahwa kebahagiaan itu bukan tujuan. Kebahagiaan adalah kekmana kita bisa mensyukuri setiap hal2 kecil dalam keajaiban kecil yang disebut kehidupan,karena kadang kita terlalu ngotot ma tujuan hidup yang sudah kita rencanakan--ya itu perlu sih--tapi kemudian kita lupa bersyukur klo ternyata secangkir kopi+bakwan malang itu enak,ato kekmana kita bisa mensyukuri dingin yang mendekap kita saat pagi, tapi kita masih bisa melihat fajar pagi di ufuk timur dan bunga krisan dari jendela saat kita bangun.

Rabu, 08 Oktober 2008

Menjadi dewasa atau menjadi tua?


Maap klo tulisan ini agak sedikit nggacor, sekedar sharing aja soalnya suka dianggep anak bau kencur gara2 ndaru anak bontot yang masih suka pake kaos bergambar donald bebek dkk. Jadi klo males baca, ya dilewatin saza.

Banyak orang bilang bahwa ternyata menjadi tua dan menjadi dewasa itu beda urusan. Kata orang, usia bisa tua tapi gak dewasa. Tapi ada juga kebalikannya, usianya muda tapi udah dewasa. Lalu apa sih ukuran ato takaran seseorang dikatakan dewasa? mana yang lebih baek? tua tapi gak dewasa ato muda tapi dewasa?

Pas lebaran kemaren, banyak paklek-bulek, pakde-bude ndaru yang bilang klo tampang ndaru pantesnya masih pake sragam SMA, gak ketahuan klo udah hampir 1/4 abad --hihi ndaru anggep itu sebagai pujian soalnya ndaru jadi gak perlu kosmetik anti aging--. Ada semacam sindrom ato gak tau lah namanya yang ada di keluarga ndaru,,,sindrom awet tua...jadi pas kami di usia remaja tampang kami udah kek usia 20an tahun. Tampang tuwir, tapi awet kekgitu terus mpe sekitar usia 30an, gak ada perubahan yang signifikan. Begitu pula ndaru, pas SMA orang sering keliru ma Igna, ndaru dikira igna dan sebaliknya, soalnya pas SMA tampang inanguda ndaru yang satu ini imut abis --kek trio kwek2-- sementara ndaru udah kek anak kuliahan. Na sekarang malah kebalikan inanguda udah kek tante2 --emang tante sih--ndarunya masih kek gini2 aja. Lalu dengan fenomena kekgini --tampang ndaru yang telat numbuh--apakah ndaru disebut gak dewasa? hanya karena orang laen tampangnya berubah sementara ndaru engga'..eh berubah ding..tapi irit.

Lalu kemudian kita bergeser pada kategori cara berpakaian, banyak orang yang ketipu dengan tampang kita saat mengenakan baju2 tertentu, jadi kata orang klo pake baju warna ijo kita terlihat lebih muda, ato klo pake baju warna ungu terong kita kliatan lebih tua. Na, ini ndaru kalah lagi, soalnya banyak baju2 ndaru yang belinya dari kidz station. Banyak baju2 ndaru trutama oblong yang gambarnya karakter komik Warner Bros. ato superhero kartun kek Iron Man dkk. Seringan klo pas belanja baju ditanya ma mbak pramuniaganya gini "bajunya buat anak brapa taun mbak?" lha pas ndaru bilang "buat saya sendiri mbak" si pramuniaga ini pasti langsung cekikikan. Jadi klo menurut ndaru pakaian juga bukan ukuran buat menakar bahwa seseorang itu udah dewasa. Soalnya babe ndaru aja klo jalan masih suka pake clana kargo+kaos bola+topi butut yang sejak beli belon kecuci, gak adil dong klo gara2 baju ndaru gambar Ultraman Leo trus ndaru dibilang belon dewasa.

Klo menurut ndaru, kedewasaan seseorang itu diukur ketika dia mampu menyikapi peristiwa yang terjadi di sekitar dia secara proporsional. Bisa mengendalikan emosi ketika orang mencerca dia dengan ejekan, makian ato hinaan misalnya. Mampukah seseorang ber-empati ketika ada orang laen yang lagi kesusahan, ato malah nyukur2in kek anak kecil yang liat anak kecil laen jatoh kepleset tai ayam. Bukan karena dia pake baju gambar Batman nungging ato karena tampangnya kek bo bo ho.