Kamis, 11 Desember 2008

Merdeka


Yang namanya orang hidup pasti dong, berinteraksi dengan sesama manusia di dunia ini, yah namanya aja makhuk sosial. Tentu saja dalam bergaul dan bersosialisasi ini kita banyak ketemu orang, baek yang menyebalkan maupun yang baek, juga ketemu dengan aturan2 dan norma2 yang mengatur kita biar gak kek babi lepas, semrawut, dan masih banyak lagi kompromi2 yang musti kita temui dalam keajaiban kecil yang disebut peziarahan hidup ini.

Aturan2 yang kita temui juga kadang membuat kita mengernyitkan dahi dan bikin mules perut. Pernah dong nonton bioskop ke cineplex 21,na disitu ada aturan/tulisan NO OUTSIDE FOOD AND DRINKS. Yang artinya klo diterjemahin secara bebas adalah kita gak boleh membawa makanan ato minuman dari luar. Dulu jaman masih baru, ndaru klo nonton suka dipriksa ma embak/mas petugas jaga tiketnya.*gak tau skarang masih kekgitu pa engga*. Trus makanan & minuman kita disuruh nitipin ke konter penitipan barang. Dulu sih ndaru ndableg alias muka tembok, makanan dititipin, tapi pas aus/laper kluar bentar minum di penitipan barang hihihihi. Apakah pelarangan itu emang dimaksudkan buat mengharamkan orang buat makan di dalem bioskop? ENGGAK KAN? Soalnya, yang beli minum+makan di 21 cafe boleh membawa makanan ke bioskop. Ya emang kita gak dipaksa buat beli di situ ya. Tapi bayangin aja, liat film dengan durasi 1,5-2 jam ato klo film india bisa 2,5 jam, di ruangan ber-AC yang dingin dan kering pasti bikin kita aus dan bawaannya pengin ngemil kan? Jadi boleh dong kita menyimpulkan bahwa aturan kekgini membatasi kebebasan kita buat makan apa yang pengin kita makan. Terlepas dari harga makanan+minuman di kafe 21 yang kadang gak masuk akal.

Kemarin, kalender internasional memperingati hari HAM internasional. Banyak sebenernya kasus2 pelanggaran HAM yang terjadi dan menemui jalan buntu karena musti berurusan dengan otoritas yang lebih besar. Di sekitar kita juga kadang kita menemui pelanggaran2 HAM. Ya mungkin ndaru terlalu mendramatisir ya. Tapi coba deh kita mikir lagi. Sudahkah kita bebas dari rasa takut? Sudahkah kita bebas dari rasa jengkel dan mangkel gara2 orang laen bertindak semena2 dan seenak jidat ke kita?Emang sih smua prasaan2 itu datengnya dari hati kita masing2. Tapi tentunya ada dong penyebab kenapa kita merasa takut, kenapa kita merasa gak tenang. Dan memang *lagi* kita toh mpe dipendem di kuburan gak bakal 100% bisa menghilangkan prasaan takut, cemas, dan was2 karena perbuatan orang itu. Tapi toh yaaaa...minimal klo kita idup di lingkungan yang aman nyaman dan bersahabat, kita bisa sejenak tidur nyenyak tanpa terbangun dari dering miscall HP yang tak bernomor alias Calling....No Number.

PS: keknya asik ya klo provider2 SIM Card itu memberlakukan kebijakan yang gak mengijinkan pelanggan mereka untuk menyembunyikan nomor HP mereka saat menelpon.

--selamat memperingati hari HAM Internasional--
10 Desember

pic di culik dari sini

Tidak ada komentar: