Senin, 21 Desember 2009

Menuju Betlehemkah kita?


Posting ini mungkin akan jadi posting satu2nya di bulan penutup 2009 ini, ngejar cuti panjang, nDaru jadi kalap nyelesein semua kerjaan di awal bulan. Semoga tidak cuman jadi bahan perkuliahan nggacor menyambut natal dan tahun baru 2010.

Ketika ke gereja kemaren, nDaru disuguhi sebuah cerita asik. Ceritanya gini.

Di sebuah keluarga, sebutlah keluarga nDalimun, punya seorang pembantu rumah tangga bernama Yatminah --sungguh, ini hanya sebuah nama, endak dipas-pasin ataupun disama-samain-- Bu nDalimun hobi banget marah2in Yatminah, segala kerjaan rumah dianggepnya endak pernah beres. Gaji Yatminah jg kadang telat dan kadang lupa dibayar, tapi Yatminah tetap tekun melayani keluarga nDalimun.

Suatu hari, Bu nDalimun ini bermimpi, dia bermimpi berada di sebuah bandara, di bandara itu, orang beramai-ramai ngantri di loket, mau mbeli tiket ke Betlehem, pada mau njenguk Yesus yang baru lahir. Ketika sampai di loket yang dijaga malaikat, Bu nDalimun ini langsung mengeluarkan duit banyak, siap2 mbeli tiket, maklum konglomerat, duitnya kadang endak ada nomer serinya,,sangking banyaknya. Tapi si malaikat ini endak mau terima duit kontan, kartu kredit, kartu debet atopun kartu remi,.sebagai pembayarannya, dia cumak menerima kartu tanda berbuat baek dari yang bersangkutan. Karena kelakuan Bu nDalimun ini cukup tidak terpuji, dia endak punya kartu tanda berbuat baek.

Akhirnya, Bu nDalimun pasrah nongkrong di ruang tunggu sambil berharap ada calo yang mau njuwal tiket buat dia. Dan alangkah terkejutnya Bu nDalimun ketika Yatminah pembantu yang sering diomelin itu ndapet tiket kelas eksekutip yang duduk disamping pak kusir pesawat. Bu nDalimun serta merta, nawar tiket Si Yatminah dengan harga yang fantastis, dengan nominal yang Yatminah sendiri endak pernah denger. Tapi, Yatminah malah ngasih tu tiket dengan suka rela tanpa minta duit penggantinya biyar juragannya bisa naek pesawat ke Betlehem.

Akhir ceritanya silakan disimpulkan sendiri, yang mau nDaru coba share adalah, sudahkah perbuatan kita selama setahun ini pantas buat kita ndapet tiket buat njenguk Yesus?

Selamat Natal & Tahun Baru!

*buwat yang ngerayain

Rabu, 11 November 2009

Nasionalisme


Masih ada sambungannya ma Hari Pahlawan, semalem nDaru nonton sebuah film buatan Hollywood yang dibintangin Samuel L. Jackson. Home of The Brave judulnya. Film ini mengisahkan tentang tentara2 Amrik yang pulang dari tugas di Irak, banyak scene2 yang mengekspos suasana hati dan mental dari veteran2 Irak ini. Ada yang mengalami depresi, ada yang tidak lagi bisa bergaul seperti sebelum berangkat ke Irak. Betapa gurun pasir Irak sudah merubah sudut pandang dan cara berpikir para tentara ini. Tapi salutnya nDaru adalah ekspos tentang nasionalisme para tentara ini. Mereka bersedia mati di Irak karena yakin bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah semata2 untuk membela tanah air mereka. Mereka tidak peduli bahwa sampai disana mereka hanya jadi alat penguasa untuk menanamkan pengaruh mereka. Yang jelas panggilan hati mereka murni membela tumpah darah mereka.


nDaru ingin sedikit cerita soal babe nDaru, semasa bertugas, beliau pernah bergabung dengan Kontingen Garuda, nDaru lupa kontingen berapa tapi t4 tugasnya di Kongo sekali dan Timur Tengah sekali. Sekembalinya dari tugas, menurut cerita mami, babe sedikit berubah, dari cara bergaul, ngobrol, dan bersikap. Rupanya, banyak hal yang membuat babe berubah, mulai dari melihat pembunuhan masal dan keji, ketidakadilan, sementara beliaunya gak bisa ngapa2in karena ada rules of engagement. Memang nDaru gak mengalami langsung kiprah babe jadi serdadu. Ketika nDaru lahir, babe memutuskan buat resign dan mencari pekerjaan yang lebih jinak. nDaru gak bisa membayangkan bagaimana mami membohongi abang2 nDaru tentang kapan babe pulang, atau menahan hatinya ketika membaca di koran ada bom2 meledak di t4 babe nDaru bertugas.


Babe nDaru adalah salahsatu contoh pengabdi negara, orang yang rela meninggalkan keluarganya demi bendera merah putih yang nempel di lengan kirinya. Dia gak tau siapa yang memerintahkan dia buat berangkat, atau mengapa dia harus berangkat. Yang jelas, dia berangkat ke daerah konflik, dimana peluru berterbangan seperti capung, demi membawa nama baik Indonesia menjadi penjaga perdamaian. Kita ada dimana?


Banyak orang yang mulai bosan hidup di Indonesia ini, gak sedikit orang yang hijrah entah kemana hanya karena menganggap gak bisa hidup lagi di tanah ini. Di sebuah blog, nDaru pernah membaca, negeri ini adalah negri yang indah, negri yang kaya,,hanya salah urus. Mungkin nDaru asal nggacor, dan suka berkoar tentang republik ini. Tapi mbok ayo..bangkitkan lagi rasa cinta pada Indonesia yang indah ini. Mengutip kata Wapres Republik Mimpi, Ucup Kelik, Negara yang besar adalah negara yang mampu menertawakan dirinya sendiri. Kalo kita nganggap bahwa korupsi itu jadi bahan tertawaan, kita gak bakal korupsi lagi. Kalo kita nganggep bahwa Nepotisme itu konyol, kan kita ndak Nepo lagi.


Beberapa waktu yang lalu, nDaru nonton mini konsernya Punakawan, Kwartet musik punya Jaya Suprana dan Jubing Kristianto, ketika itu, penonton disuruh nyanyi Indonesia Pusaka, ada perasaan haru dan bangga, merinding juga ketika menyanyikan lagu itu. Lagi, ketika nDaru s4 nonton Timnas Indonesia melawan Korea di senayan, meski timnas dibantai abis2an, ada perasaan bangga ketika kita bareng2 nyanyi lagu kebangsaan.. Mungkin kita harus lebih sering nyanyi lagu2 itu.

Selasa, 10 November 2009

Pada Lupa kah?


Hari ini 10 November 2009, mudah2an gak banyak yang lupa hari ini memperingati hari apa..Mungkin udah banyak yang membahas tentang Hari Pahlawan ini ya, nDaru jg mau ikutan urun rembug.

Pagi ini, nDaru masang bendera merah putih di rumah bareng babe, kebetulan dia lagi di Salatiga. Gak kek 17 Agustus, gak ada himbauan dari RT /RW maupun instansi resmi yang laen, gak ada siaran tipi yang menghimbau untuk mengibarkan bendera kebanggaan kita itu, sibuk nyiarin KPK vs Polisi keknya, jadi lupa ada kejadian penting yang sebenernya gak kalah penting dari 17 Agustus, ada sih beberapa mata acara yang masih tanggap dengan siaran bertema kepahlawanan, kek acaranya si Luna Maya ato acara Agus Ringgo.

Seperti biasa, abis masang bendera, babe slalu hormat ke bendera, ada kali 4 menit beliau hormat sambil menatap tu bendera. nDaru ikutan hormat sih, tapi bentar doang :P. Sepertinya simpel sih, hanya hormat ke bendera, tapi sebenernya maknanya adalah, menghormati sejarah. Babe nDaru adalah produk tahun 1931(lahiran taun 1931) Masa kecilnya dihabiskan dimasa revolusi fisik. Memang benar Indonesia ini merdeka tahun 1945, tapi masa transisi dan revolusi fisik terjadi sampai menjelang 1952. Waktu babe kecil, jangankan hormat pada Sang Saka Merah Putih, ketahuan membawa bendera saja langsung masuk bui. Sekarang? ngibarin bendera aja nunggu perintah dan himbauan.

Klise mungkin, tapi keknya juga bagus buat direnungkan lagi, apa yang udah kita bikin buat negara ini? apa di jalan kita udah mau tertib? ato seenak jidat asal cepat? Dengan lantang kita bilang "STOP KORUPSI" join facebooker yang mendukung anti-korupsi..Pas mbikin SIM, nembak gak?nDaru gak benci anti-korupsi, nDaru jg sebel ma koruptor, tapi mbok yao..kita hormati proses hukum yang lagi jalan ini, jadikan ini sebagai pembelajaran hukum buat kita semua. Ini lho prosesnya itu kekgini. Bukannya malah mengintervensi proses itu dengan alasan hati nurani.

Selasa, 03 November 2009

Batu=klakson


nDaru punya seorang temen, dia ini hobi banget naek motor, memang dia gak pernah ikutan geng2an kelompok2an owner2an, soalnya temen nDaru ini gak cocok ma gaya2 geng2 motor yang kadang suka ngaco. Tulisan nDaru yang ini, juga terinspirasi oleh temen nDaru yang satu itu.

Si temen ini, jago banget dalam ngerawat motornya, beberapa hal nDaru ikutan nasihat dia soal kekmana ngerawat motor, kekmana berkendara dengan aman dan nyaman, dan masih banyak rekomendasi2 yang laen, termasuk ketika nDaru nyari helm yang enak dan nyaman dipake.

Ada satu kebiasaan temen nDaru ini yang, bisa dibilang, agak anarkis. Dia suka ngantongin batu kalo pas bepergian naek motor dia. ukurannya lebih besar dari kerikil, tapi pas digenggaman tangan. Dia sedia di kantong jaket kiri dia lmayan banyak. Pas nDaru nanya, buat apa tu batu, kata dia ne batu buat klakson. Heran kan? sejak kapan batu bisa bunyi.

Ternyata, si temen nDaru ini hobi banget nyambit mobil yang suka nyerobot dari arah depan dan ngabisin jalan jatah dia lewat. Ketika dia nglakson dan dicuekin, maka disambitkannyalah tu batu di kantong jaket ke arah mobil yang ugal2an itu.

Dia ngelakuin itu bukannya tanpa alasan. Beberapa kali dia sempat terjerembab jatuh karena disrobot jalannya, nDaru jg pernah jatuh gara2 disrobot kekgitu. Ketika kita menggunakan kendaraan, entah mobil entah motor di jalanan. Kita kek berada di rimba raya, banyak orang yang memakai jalan seenak jidat dan gak mengindahkan pengendara laen. Banyak pengemudi mobil yang seenak perut nyalip dan gak peduli sama motor yang didepan mereka yang musti bekerja keras, minggir2 sampai ke bebatuan ditepi jalan biar gak ketabrak. Ya kalo ada tepi jalan, lha kalo pinggir jalan selokan? Kemaren nDaru nolongin orang yang jatoh di bebatuan gara2 ada bus yang nyalip ngawur dan ngabisin jalan. Ya memang sih gak menutup mata, pengendara motor jg ada beberapa yang brengsek.

Ide memakai batu sebagai klakson ini nDaru setuju banget, ketika jeritan klakson kita mengerang meminta apa yang seharusnya menjadi hak kita gak didengerin, maka nDaru ya sepakat kalo kita memakai "klakson yang lebih bisa didenger." Cuman, ternyata susah juga nyambit batu sambil pegang stang motor, kalo goncengan sih gak masalah.

Jumat, 30 Oktober 2009

Metro TV atau TV One


Ndaru pernah baca sebuah blog yang isinya tentang anchor-anchor TV di Indonesia. Kebanyakan blog itu membahas tentang para anchor yang berasal dari dua stasiun tipi, Metro TV dan tv One. Ada juga yang membandingkan beberapa program dua tipi itu, misalnya Today’s Dialogue dan Apa Kabar Indonesia Malam. Ndaru juga sering diajak ngobrol soal dua stasiun tipi itu. Kebanyakan bilang ke Ndaru kalo Metro TV itu lebih serius, beberapa anchornya lebih galak, sementara kalo tv One punya kesan lebih santai, sistem jurnalismenya juga KATANYA lebih modern.


Well, kalo menurut Ndaru ya...Ndaru akan dengan tegas bilang kalo tv One (sekalipun konsepnya nyus ma spot) ga jauh dari mengekor Metro TV. Ya memang ya, tv One punya gaya sendiri, tapi toh konsep pemberitaannya juga selalu ga jauh dari modelnya Metro TV. Breaking News yang cuman ada di Metro ditampilin juga tv One bahkan tanpa perubahan nama mata acara..apa gak melanggar UU hak cipta ya??, trus konsep Kick Andy dimana pemimpin redaksi tampil sebagai anchor juga ditiru di program Di Balik Langit Berita yang dibawain Karni Illyas, belon lagi konsep Eagle Awards yang ditiru tv One jadi film pendek, dan masih ada lagi Market Review di Metro yang diubah jadi Kabar Pasar di tv One.

Kalo dua tipi itu dibilang berbeda ya emang bener. Masing-masing punya stylenya sendiri-sendiri. Sayangnya, tv One lebih sering banyak ngawurnya, terburu-buru dalam menyimpulkan berita, pokoknya asal rame aja. Pertanyaan dan pernyataan yang dilontarkan anchornya banyak terkesan persuasip dan mencurigai. Kek semalem (29 10 09) neh di acara Kabar Petang, ada sesi wawancara ma pengacaranya Antashari Azar, bapak pengacaranya udah bilang kalo pernyataannya seputar ada usaha penggembosan KPK hanya berdasarkan kerangka persoalan pidana Antashari doang, ga termasuk ke penahan Bibit dan Chandra, eh si anchor tetep ngotot bilang ,’Mm..jadi tetap ada kecurigaan ke arah situ ya..”. Belon lagi pas acara Di Balik Langit Berita, pertanyaan-pertanyaan Pak Karni bikin gemes, persis kek anak SD tanya ke gurunya, bukan seperti news presenter memandu sebuah acara, sampai-sampai Ibu mantan Menteri ikutan gemes, harus berulang-ulang jawab dan negesin jawabannya. Belum lagi, anchor2 TV One suka banget memotong pembicaraan orang, entah itu narasumber atawa reporter dilapangan. Apa itu ndak SARU??? Baru enak2 ngomong mau menyampaikan sesuatu eh dipotong. Pemotongan2 seperti ini kan cenderung berkesan menggiring opini ke apa yang dimaui si pembawa berita

Kesan provokatip juga Ndaru dapet pas gencar-gencarnya agresi Israel ke Palestina sebelon yang baru-baru ini. Tv One tiap ari nyiarin TV Aljazeera yang memuat live event serangan Israel ke Palestina lengkap dengan pemandu bahasa sono. Buat apa live event kek gitu coba? Bukannya itu bikin tambah panas suasana? Ada kesan keberpihakan pada satu pihak dalam hal ini Palestina. Padahal, menurut ilmu semrawut nDaru, bukankan jurnalisme yang baik itu adalah yang tidak memihak dan proporsional?

Metro emang lebih tegas dan sistematis sistem pemberitaannya. Terlepas dari kesan galak atau konvensional, toh mereka lebih proporsional dan beritanya juga lebih berbobot. Beberapa hal emang jurnalisme butuh suasana baru dan modern, tapi beberapa hal toh jurnalisme tetep ada unsur konvensionalnya, biar berita yang dibawain itu ga cuman fresh saja, tapi juga mendidik masyarakat, bukan yang asal nyablak.

Ndaru bukannya mau jelek-jelekin tipi One ya, beberapa programnya toh bagus dan Ndaru juga suka, seperti Documentary One, Cerita dari Seberang, dan Mata Kamera, Tepi Jaman, Riwajatmoe Doeloe. Mereka mengekspos sebuah fenomena dengan lengkap dan menarik. Tapi, Ndaru musti bilang kalau urusan nyus atau berita, tv One masih perlu belajar banyak dan menghilangkan unsur persuasip ma provokatipnya.


gambar dicontek dari sini ya

Kamis, 29 Oktober 2009

Paradox


Semalem, pas nDaru ngobrak abrik isi rak buku mau nyari komik, nDaru nemu sebuah agenda lama nDaru. Isinya jadwal-jadwal manggung eh, kerjaan nDaru pas dulu masih nguli di perusahaan negara pengecer minyak pet. Ada 1 agenda yang membuat nDaru flashback kembali ke 2 tahun lalu, ketika dapet tugas ke Bontang. Ada 2 Paradox yang nDaru temukan disono. Tau ya paradox.

Waktu itu, nDaru bersama 2 bos nDaru. Kami baru saja melintasi tugu titik nol derajat lintang di jalan antara Muara Badak - Bontang. Sinar matahari di Kalimantan yang keemasan itu mampu menembus hembusan AC mobil yang sudah dipolkan dinginnya. Mesin Toyota Land Cruiser 4 wheel drive menggerum seram berusaha menaklukkan jalanan tanah berbatu terjal — menyusuri pipa gas yang diluncurkan dengan tekanan 700 psi dari Badak Plant. bayangkan air mineralpun jika diberi tekanan sebesar ini bakalan jadi tajem kek silet.

Kota Bontang ini kota kecil berkontur perbukitan, ketika nyampe' sana kota ini sedang bermandikan cahaya menyilaukan. Rasanya kek masuk negeri dongeng di cerita Alice in the Wonderland. kekmana engga', dua jam kami dihajar jalanan tanah berbatu, mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera<------inget OST Ninja Hattori gak?, tiba-tiba saja sebuah jalan beraspal mulus berkilauan terbujur lurus terhampar di depan kami.

Seperti masuk ke kompleks istana negeri impian ketika kami melewati gerbang kompleks PT Badak NGL yang dijaga super ketat. Kalau saja kami tidak membawa password berupa badge berlogo bulat merah-hijau-biru-putih yang menunjukkan salah satu mitra perusahaan ini dan ditambah mantra “urusan pipeline“, kami mungkin gak bakal dikasih masuk. Perumahan yang penuh fasilitas, jalanan lebar dan bersih, kanan kiri jalan dihiasi rumput hijau, bunga aneka warna, dan danau kecil, Orang gak akan pernah ngira ini adalah kompleks perusahaan kalo gak mendongak dan melihat instalasi Gas Plant raksasa dengan empat flare api-nya yang menyala-nyala.

Itu paradoks pertama. Bontang menjadi kota yang kaya raya karena beberapa perusahaan besar ada di sana. Gas dan batubara yang menghidupkan cahaya kota ini sehingga demikian berkilaunya. Paradoks, karena begitu kita keluar dari komplek ini, kita hanya akan bertemu lagi dengan hutan Kalimantan yang setengah gundul, dengan sesekali rumah-rumah kayu reot para transmigran yang herannya kok mereka bisa dan betah hidup seperti itu ya.

Paradoks kedua. Sepulang dari PT Badak NGL, kami menyempatkan diri mampir ke stasiun satelit gas launcher di KM-53. Sebuah tempat yang tidak pernah nDaru bayangkan sebelumnya. Mobil yang boleh masuk hanya yang berlisensi stiker kuning — izin masuk jalan perintis.

Matahari udah mau tenggelam. Pukul 17:00 WITA. Di pos kecil yang dikepung rerimbunan pohon, kami disambut ramah oleh dua orang operator. Mereka bekerja 24 jam memastikan bahwa plant bekerja dengan baik dan aman. Jangankan kantor pusat di Jakarta nan mewah itu, Badak Camp pun mungkin belum pernah mereka kunjungi. Ditemani segelas teh dan kopi , nDaru mencoba ngobrol sekadar berbasa-basi,

“Bapak asli sini kah?” tanya nDaru.

“Oh, saya tinggal di sini dari kecil mBak (sebelumnya si bapak manggil mas, salah sangka karena wajah nDaru yang terlalu tampan untuk dipanggil mBak) cuman saya lahir di Jawa, umur dua tahun saya baru di sini…,” jawab bapak itu sambil menghembuskan rokoknya.

“Jawa-nya mana pak?”

“Cangkringan mBak”

Mak plenggong…, nDaru melongo beberapa saat. Astaga… betapa sempit dunia. Di lokasi seterpencil ini, jauh berkilo-kilometer, kok ya nDaru ketemu dengan orang yang memiliki keprabon yang sama dengan nDaru, nDaru emang numpang lahir di negaranya Obama itu, tapi asal usul dan nenek moyang nDaru, tempat bapak nDaru mbrojol, tempat nDaru menghabiskan liburan panjang. Kalaupun Jawa, bukankah masih ada ribuan tempat selain Cangkringan? Di tempat seluas Kalimantan, nDaru terbentur paradoks bahwa betapa dunia ini sempit sekali dengan dialog pendek yang sederhana tadi.

Paradoks.

Rabu, 28 Oktober 2009

Mimpi..anda punya?


Yang namanya orang hidup, pasti punya mimpi, punya tujuan kemana dia mau melangkah. Dalam sebuah sesi perchattingan ndobos di dunia maya ini, nDaru pernah dikatain gak punya mimpi. Hidup nDaru ngalir apa adanya, seturut apa yang nDaru mau, tanpa punya "master plan" yang jelas. Apa yang nDaru kerjakan kek gak nggenah dan cenderung spontan. Yaaaa, memang sih itu gak sepenuhnya salah, ketika dulu nyoba iseng2 test psikologi, nDaru dikategorikan sebagai orang yang spontan dan susah berkomitmen. Emang sih gak sepenuhnya salah, tapi ya ndak sepenuhnya bener..hehehehe.

Mimpi membantu kita buat menjalani hidup sebenernya, ibarat orang jalan, mimpi adalah halte2 yang mau kita tuju. ketika orang punya angan2 di jidatnya, hidup terasa lebih indah,.ya gak?orang jadi semangat nabung ketika pengin mbeli mobil, ato rumah. (beda ma nDaru yang lebih milih jalur kredit buat mbeli rumah :p)

nDaru juga punya, mimpi, cuman, mungkin konsep mimpi ndaru sedikit berbeda dengan orang2 kebanyakan, itu kenapa nDaru milih minggir ke kampung ketika semua orang berbondong2 pengin mengadu nasib ke kota yang lebih besar. nDaru masih percaya kok, bahwa kebahagiaan gak diukur berapa tumpuk duit merah2 kita, ato seberapa kenceng mobil kita, mungkin klise, dan semua orang udah nggacor tentang ini, tapi toh kebahagiaan itu bukan suasana. Kebahagiaan itu keputusan. Ketika kita sudah memutuskan buat bilang..ya saya bahagia,. yawes. mau kita idup numpang di WC umum juga kerasa bahagia.

Jujur, ketika pertama kali memutuskan buat hidup di kampung ini, nDaru sempat ragu, dengan disiplin ilmu yang nDaru punya, apakah bisa hidup di sini? Dimana orang mungkin gak ngeh tentang apa itu service bus enterprise, atau konsep2 kek WebSphere DataPower Integration Appliance. Padahal itu modal utama nDaru. Lebih dari separuh isi otak nDaru berisi konsep2 kekgitu. Tapi kok ya ternyata bisa jalan juga. Ada hal2 laen yang bisa dikerjakan kalo hanya untuk survive hidup disini, motret kawinan misalnya. Memang secara materi gak gitu mendatangkan banyak jumlah, tapi toh masih dalam kawasan kemampuan dan masih bisa nDaru nikmatin.

nDaru masih punya impian kok, punya toko perlengkapan naek gunung misalnya, atau membuka sebuah persewaan komik dengan koleksi komik saingan ma jumlah koleksi buku2 di Perpustakaan Kongres Amerika yang konon katanya adalah perpustakaan terbesar di dunia. itu Itu semua masih dalam proses angan2 yang membuat nDaru semangat dan lebih semangat lagi mengimani bahwa inilah hidup dan impian nDaru, memang mungkin gak semua mimpi gak terwujud..tapi kan seenggaknya udah brani mimpi.

Kamis, 22 Oktober 2009

Audisi Mentri


Beberapa hari ini tipi2 di republik ini lagi ngikutin berita tentang penyusunan kabinetnya Pak SBY jilid kedua. Yang bikin Ndaru geli adalah pemilihan menteri sekarang ga jauh beda ma audisi putrid-putrian, idola-idolaan, atau artis-artisan yang menyedot perhatian jutaan orang dalam waktu singkat. Singkat dapet perhatian, singkat juga dikritik pedes setelahnya. Rating cepet naik, cepet juga turunnya setelah publik bosen atau ngerti belangnya si putri, si idola, atau si artis. Orang ga tau sapa itu Gusti Muhammad Hatta, tapi begitu dipanggil tes jadi menteri langsung tenar. Atau, orang cuman sebatas tau kalo Marty Natalegawa itu pernah jadi Dubes Indonesia untuk Inggris dan jadi staf Deplu, tapi ga perhatiin orang itu secara detail, barulah setelah dicalonin jadi menteri orang baru noleh dan melongo ke si bapak.


Jadi menteri juga sama kerennya ketika dapet gelar Putri Indonesia, juara Indonesian Idol, atau lolos casting di acara Miss Selebrity dan sejenisnya. Keren disini lebih menjorok ke popularitas plus bonus fasilitas yang dijamin top (nonton Democrazy di Metro TV yang judulnya Enaknya Jadi Menteri?). Tak heran, para calon menteri itu nongkrongin tipi rame-rame bareng keluarganya pas Pak SBY ngumumin kabinetnya di Istana Negara, harap-harap cemas dapet posisi itu atau tidak, persis kek keluarganya Mike Mohede di seberang sono yang ga bisa datang ke Balai Sarbini pas final Indonesian Idol 2. Kek keluarganya Muhaimin Iskandar yang mengadakan acara nonton bareng--saingan ma nonton bareng AC Milan vs Real Madrid yang dimenangkan dengan skor 3-2 untuk AC Milan<-- selingan berita olahraga sedikit. Dan begitu nama mereka disebut, satu keluarga jejingkrakan, meluk si menteri baru sampe terharu, bahkan ada pak menteri yang sujud syukur kek Kaka abis nyetak gol. Ndaru jadi heran, disebut jadi menteri itu sama dengan menghabiskan 5 taon ke depan dengan segala kegiatan padat yang penuh tanggung jawab dan pertaruhan reputasi loh! Eni bukan kerjaan Putri Indonesia, Indonesian Idol, atau artis apapun yang sarat dengan popularitas, tapi masalah tanggung jawab ke rakyat, tapi kok para menteri yang disebut jadi girang kek abis dapet hadiah 100 juta plus bonus mobil!


Kalo liat ke komposisi kabinet Pak SBY jilid kedua ini Ndaru juga rada-rada sebel. Ternyata, jadi presiden, lurah, atau rektor toh juga tetep sama konsekuensinya: bales budi ke orang-orang yang udah setia jadi corong, nutupin belang, atau jadi barikade pas diserang kritik tajem. Ya, kalo bales budinya dikasi ke orang-orang yang emang berkompeten di bidangnya ya boleh lah, tapi jadi malesin ketika posisi menteri dikasi ke figur yang dinilai kurang pas. Eni kalo menurut Ndaru ya, Andi Malarangeng yang backgroundnya akademisi politik kok dipos jadi Menpora, padahal kalo liat kinerja Adhyaksa Dault, bapak menteri yang sodaraan ma Cici Paramida itu lebih mumpuni baik dari background dan bukti kerja selama 5 taon terakhir. Pak Andi toh bakal bekerja lebih nyata kalo ditempatkan di bagian politik, penasihat presiden bidang politik misal. Tapi, penasihat bukan menteri kok ya. Gaji dan tunjangannya keknya juga gedean jadi mentri. Trus, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari juga udah nunjukin hasil kerjanya yang bener-bener top pas jadi menteri dulu, eh malah diganti ma dokter yang nylundupin virus flu burung ke Vietnam. Padahal, Ndaru sempet berharap Bu Siti bisa nerusin programnya yang fokus pada pelayanan kesehatan secara adil karena beliau berani bentak-bentak WHO yang sering pilih kasih ngasi tamiflu ke negara-negara tertentu. Jangan-jangan besok ketika flu babi merebak lagi, Bu Menkes yang baru ini juga ngasi tamiflu ke orang-orang berduit. Yang paling bikin keki lagi adalah posisi Menteri Pendidikan yang dikasi ke Muhammad Nuh. Bukannya Ndaru pesimis ma Pak Nuh ya, tapi kalo liat dari cara beliau bekerja pas jadi Menkominfo, kelihatan banget bapak ini tidak menguasai bidang kerjanya. Semua asal aman aja. Oh, situs porno tu ga baek, diblok aja. Youtube bisa jadi sarana penyebaran video porno dan kekerasan, ya sudah diblok saja. Na, masak sekarang nasib pendidikan Indonesia dikasi ke bapak tukang asal? Kalo mau serius bener menggarap pendidikan, pilih dong Rektor UI Prof. Sumantri buat jadi Mendikbud, kalo perlu Anies Baswedan sekalian. Mereka toh orang-orang yang bener-bener paham pendidikan daripada Muhammad Nuh.


Tapi toh, terlepas dari serangkaian politik bales budi dan bagi-bagi jabatan, masih ada juga orang-orang yang bisa jadi harapan di kabinet ini. Marty Natalegawa misalnya. Bapak berkacamata ini emang udah berpengalaman di bidang hubungan luar negeri dan ahli masalah diplomasi, jadi besok kalo Malaysia macem-macem lagi, bisa bikin diplomasi yang bikin Malaysia mingkem. Contoh laen lagi, Pak Gamawan Fauzi..ne bapak kalok gak salah pernah menerima Bung Hatta Award pas dulu jadi Bupati Solok. Keknya si bapak cocok jadi Mentri Dalam Negri. Jauh beda dengan Gita Wirjawan, menurut sumber nDaru yang belon bisa dipercaya (nDaru blon dapet referensi soal ini je) Gita Gutawa eh Wirjawan ini adalah pemimpin sebuah yayasan beasiswa yang bernama Ancora foundation, kata sumber nDaru yang belon bisa dipercaya itu, dia membantu anaknya Pak Presiden buat masuk Harvard university melalui Yayasan Ancora ini, maka pantaslah dia diganjar dengan kedudukan Kepala BKPN. Sama halnya ketika Kusmayanto Kadiman jadi menristek setelah memberikan gelar doktor kepada Presiden kala itu.


nDaru juga sebenarnya dapet panggilan untuk mengisi jabatan Mentri Negara Kurang Kerjaan dan Pembudidayaan Upil Sintetis, tapi lagi sibuk ngejar layangan putus.


gambar terculik dari sini




Senin, 05 Oktober 2009

Masa SMA sedih?senang?


Kemarin malem, nDaru nganter tetangga nDaru ke sebuah kota di ujung selatan propinsi Jateng ini. Kami menjemput anak si tetangga yang sekolah di salah satu sekolah berasrama di kota kecil dibawah lereng Merapi itu. Si anak merasa gak betah sekolah di SMU berasrama tersebut setelah dia bertahan sampai kelas 2, alasan si anak, dia tidak bisa lagi menjalani kehidupan di asrama itu. Banyak program2 dan kegiatan2 yang ternyata malah menjadi beban si anak.

Balik ke sekitar 14 Tahun yang lalu, ketika itu, nDaru juga ikut babe buat menjemput abang nDaru yang kebetulan jg sekolah disana. Dia keluar seminggu sebelon EBTANAS --keputusan yang gila kan?--dan akhirnya si abang musti nganggur dulu 1 tahun untuk kemudian dapet sekolahan lagi, dan melanjutkan sekolah SMUnya. Sebenernya ada apa sih? Padahal, SMU berasrama itu sudah kondang ke seluruh penjuru negeri ini, hanya orang2 yang berotak encer saja yang bisa masuk ke tu sekolah, gak cukup hanya encer, fisik si calon siswa juga katanya ditest.

Semua ortu berlomba-lomba buat memasukkan anak mereka ke sekolah itu. Bagi mereka, itulah bentuk pendidikan yang ideal; yang tidak cuma membuat siswa berpikir kritis dan analitis, tapi juga membuat mereka bekerja keras, menghargai waktu, hidup teratur, dan menghargai kehidupan. Tapi bentar dulu, tanpa disadari bentuk pendidikan asrama dengan jadwal ketat dan segala pengaturan rapi kalau tidak disadari justru membuat perkembangan anak jadi stagnan. Anak cuman disodori oleh sebuah paket kehidupan dan didoktrin bahwa begitulah cara hidup yang benar. Padahal, anak butuh ruang dan waktu, butuh kebebasan untuk melihat kenyataan dan menentukan sikap.

Memang, disiplin tingkat tinggi di terapkan di asrama, semua harus tertib, pakaian harus terjajar rapi di lemari, semua kegiatan sudah terjadwal rutin dan persis, jam brapa musti mandi, jam brapa musti blajar, jam brapa musti e'e, hihi klo ini engga kali ding. Semua diatur dengan bunyi bel. Tanpa sadar kebudayaan "hidup tertib" ini sebenernya sudah melatih orang untuk tidak bertanggungjawab pada diri sendiri, anak jadi takut pada bunyi bel daripada pada dirinya sendiri. Istilah kemandirian hidup di asrama malah terdengar lucu. Beda ketika kita sekolah di sekolah biasa non asrama, tarohlah kita hidup di ketiak ortu, tapi toh itu jg membawa tanggung jawab yang besar lho. Seenggaknya, pada diri kita sendiri, bagaimana kita bisa bertanggungjawab dan berdisiplin buat kita sendiri,belajar karena takut gak lulus bukan karena takut bunyi bel

Babe nDaru dulu lebih memilih sekolah non-asrama dibanding sekolah ber-asrama, masa-masa SMA adalah masa2 dimana seorang tumbuh, sekolah di asrama membuat seseorang "dipaksa" untuk menjalani satu "kotak" kehidupan yang dianggap benar oleh sang pembimbing. Bahwa inilah jalan hidup yang benar, seperti ini lho kebaikan dan kebajikan itu. Seorang anak dipaksa untuk makan hanya dengan nasi kecap beralaskan daun pisang, hanya untuk menunjukan pada si anak untuk lebih menghargai makanan. Di kegiatan laen, seorang anak dipaksa untuk hidup bersama tukang becak, bersama orang miskin hanya agar si anak bisa merasakan dan "diharapkan" bisa lebih berempati kepada mereka yang kurang beruntung. Itu semua klo mnurut nDaru lebay..gak worth doin' kalau hanya untuk menunjukkan empati, simpati atau ti ti yang laen. Dunia lebih kejam daripada sekedar hidup dengan buruh tani, atau makan nasi tanpa lauk di daun pisang. Apakah dengan pernah makan nasi kecap diatas daun pisang, orang bisa bersikap ketika dihadapkan pada nasi yang lengkap, kumplit dengan paha ayam bakar dan sayur rendang tapi dibeli dari duit hasil korupsi?

Pada masa nDaru kuliah dulu, temen2 seangkatan nDaru banyak yang lulusan sekolah berasrama, memang sih IP bagus, tapi ketika ada pengemis lewat didepan mereka, mereka mengleng aja..memang membantu orang tidak sekedar memberikan duit receh pada peminta2. Tapi kan seenggaknya ada tindakan yang bisa dikerjain. Ngasih baju misalnya. Belon yang laen, yang ga tau harus bersikap apa ketika berhadapan dengan dosen killer dan akhirnya ga punya jalan lain selain nongkrong di internet, jiplak teori orang laen biar lulus mata kuliah tu dosen. Jadi apa esensinya sekolah di asrama? Kesadaran buat tertib dan menghargai diri sendiri itu dateng dari diri kita sendiri kok, biar dipaksa idup jadi pengemis di kolong jembatan rubuh, klo hati kita belum terpanggil buat ber-empati..Rasanya gak bisa diterapkan.

Jumat, 02 Oktober 2009

Wanita Merokok?




Kenapa tidak? Kalau pria merokok, kenapa wanita gak boleh? Itu adalah hak setiap orang untuk menikmati salah satu kenikmatan kecil dan legal bernama rokok. Memilih sebuah gaya hidup yang lazim dilakoni oleh mereka-mereka yang mengaku sebagai pria sejati. Atau… sekadar untuk memenuhi kebutuhan. Gak lagi sebagai gaya hidup ato tetek mbengek yang mendramatisir sebuah sensasi kepuasan dari tembakau berbungkus kertas yang disebut rokok, tetapi hanyalah sebagai pemuas kebutuhan seperti halnya orang butuh makan dan minum.

Naaaaaaaaaa masalahnya adalah, kita hidup di negeri antik nan unik yang memiliki adat istiadat yang tanggung. Hitam tidak, tetapi putih juga tidak. Serba abu-abu. Orang suka meributkan masalah sepele dan kecil trus dibesar-besarkan, tetapi masalah yang besar malah dicuekin.

Di negara ini, orang masih memandang semua dari apa yang nampak dari luar. Konotasi dan asosiasi yang dibuat selalu berdasarkan apa yang kelihatan. Entah bagaimana awal mulanya konotasi untuk wanita yang merokok lebih negatif daripada jika pria yang merokok. Kesan yang didapat bahwa wanita yang merokok adalah:gaul, nggak alim, suka jalan-jalan, bahkan suka dugem dan pulang pagi. Jauh dari kesan anggun, kalem, dan alim,(konotasi positif yang biasa disematkan kepada wanita).

Mungkin iklan dan media komunikasi visual adalah salah satu biang kerok (lagi-lagi) pembuat kesan seperti ini. Pernah liat iklan rokok yang bintang utamanya cewe'? Di iklan rokok pasti bintangnya pria berwajah tampan, bertubuh atletis dambaan setiap wanita, suka berpetualan dan gambaran2 maskulin laennya.

Dimana posisi nDaru?
nDaru dulu pernah merokok, memang tidak sampai tahap kecanduan, hanya sebagai salahsatu bentuk ke-frustasian gara2 bikin skripsi direwangi lembur2 mpe jam 3 pagi tiap malem gak kelar2. Tapi toh nDaru masih mau menuruti saran babe, dia gak keberatan nDaru merokok, tapi silakan berkompromi untuk tidak merokok di muka umum. Masih mau menghargai dogma yang secara tersirat mengatakan: wanita merokok itu saru.

PS: Padahal kalo dipikir lagi kan hanya nDaru yang merokok...apa bedanya dengan Agus yang merokok?? Klo Ayam yang merokok...baru boleh heran :D


picture taken from this site

Rabu, 30 September 2009

Between Michael Jackson and Mbah Surip


These two people are famous, labeled as a star, sell million copies of songs, hold degree as one of the most successful musicians. Those men place the paths where people want to grasp; richness, popularity, and ease to do anything. It seems that they got a perfect life. Nobody denies their existence. Everybody loves and sings their songs. My friend who studied Music said that one of musician’s success is witnessing people’s enthusiasm when they sing his or her songs. In that point, Michael Jackson and Mbah Surip score higher than others. Yet, whether or not they are in the same type, there are some differences that make me interested in them.

Among world musicians, Michael Jackson is undeniably the most successful one. He grasped popularity since he was just 5 and spent the rest of his life living in popularity. He had a perfect voice with attractive dance show. He sold more than a hundred copy of album, claimed to be the highest number in music industry. In fact, until now, nobody does the same wow. In the opposite, Mbah Surip got his popularity when he was not young anymore. He didn’t have perfect voice and attractive stage show. Many people say his songs are only a group of silly and simple songs. Compared with Michael Jackson’s songs, they were nothing.

Yet, Mbah Surip played his role wisely. He was pleased to have interviews or meet the press. He welcomed everybody who wanted to know him. He didn’t think that he should have been a perfect actor, yet he dressed simply and got dreadlock. He didn’t wear any glamorous dress and didn’t ride luxurious car either. Wherever he went, his son took him with their Smash. He was still a humble man and popularity didn’t change a bit of him.

Let’s look at Michael Jackson! He built children playing ground, Neverland to take revenge to his father. His father made him lose his childhood because he insisted young Michael to have a lot of vocal exercise. Further, Michael bought a big and deluxe house, just like Buckingham Palace. He avoided media as he thought that they only wanted to destroy his life. He didn’t have any chance to meet people safely so that he took many bodyguards with him. Besides, Michael Jackson had a plastic surgery, changing his skin into white, as he wanted to be a perfect star. As a consequence, he troubled with vertigo for the rest of his life. Perhaps you still remember when Michael Jackson was sent to court as he was accused of doing sexual abuse to a 11-year-old boy. It seems that Michael filled his life with troubles and troubles.

I don’t want to judge whether Mbah Surip is an angel or Michael Jackson is a devil. I think both of them just portray opposite roles. I also cannot say that Mbah Surip is good and Michael Jackson is bad. It is not a matter of being good or bad. It’s all about choice. However, how Michael Jackson and Mbah Surip died proved that choice takes serious consequence. Michael was found died in his house, alone and terrifying. His death still left problems to his family. Yet, Mbah Surip died in peace and his close people were with him. How we run our life, however, ends in different way.


Picture grabbed from here

Senin, 28 September 2009

Selamat Pagi Dunia


nDaru selalu de ja vu dengan suasana pagi. Sinar mentari kuning keemasan berkilau hangat. Kabut pagi masih melekat di dedaunan. Udara dingin masih terasa bercampur dengan kehangatan matahari pagi yang belum menyengat. Genangan air hujan sisa tadi malam di cerukan-cerukan di ujung jalan masih terlihat. Bau tanah dan rumput basah yang segar. Orang memulai aktivitas mereka, membuka hari ini yang penuh harapan dan cita-cita dengan penuh semangat.

Suasana yang sama. Sinar hangat yang masih seperti ketika hari pertama kali nDaru berjalan di pematang sawah dan rimbunnya pohon klapa sawit menuju sekolah nDaru di TK Kanisius Raja Lingga, Sigumpar, Toba Samosir. Sama kek ketika nDaru disetrap di depan halaman SD Tarakanita Sunter, karena telat masuk. Gak jauh beda ketika nDaru siap2 menjadi Misdinar Natal Pagi di Gereja St. Yakobus Kelapa Gading. Persis ketika nDaru jalan kaki disepanjang Jl. Boulevard Timur menuju SMA. Mirip kek pas nDaru ngantri bang-jo di ring-road utara Yogyakarta, mo ke kampus ato pagi2 pas buka kios komik nDaru --sayang kena gempa :'( --. Ato pas nDaru nunggu bus jam 08.00 di sebuah halte di kampung seberang.

Dunia yang berbeda-beda, tapi dengan kehangatan yang tetap sama.

Waktu yang berlari


Teman-teman ngerasa juga nggak, bahwa rasanya waktu semakin cepat berlari? nDaru rasa iya. Sehari itu rasanya seperti sekejap saja. Bangun pagi, bikin sarapan, manasin motor ditinggal mandi, berangkat. Sampai kantor, duduk ngetik sebaris dua baris rekap mingguan, membalas satu dua email, satu dua telepon, kadang manjat plafon ato tower bentar lalu makan siang. Duduk lagi, bikin rule di server ato scan virus, defrag HD nyambi nulis blog, udah teng jam empat, pulang istrahat, maen2, ngerjain kerjaan sampingan eh udah malem lagi.Dan tiba-tiba udah weekend lagi. Sabtu ketemu Sabtu, Minggu ketemu Minggu. Lalu Senin lagi.

Mami nDaru bilang, itu hanya dialami oleh orang yang punya kesibukan saja. Karena terlalu asyik ma kegiatannya jadi rasanya waktu menjadi lebih cepat berlalu tanpa terasa. Orang yang gak punya kesibukan akan merasa waktu berjalan sangat lambat. Masak sih Mi?

Beberapa waktu yang lalu ada long weekend, hari Jumat udah libur mpe Senin. nDaru diam di rumah saja. Gak ngapa-ngapain. Membebaskan diri dari pekerjaan rutin sehari-hari. Diam saja sambil mondar-mandir ke sekeliling rumah. Kadang maen keyboard di ruang tengah, trus pindah ke teras blakang maen gitar sampai bosen, trus liat tipi, lalu jalan ke sawah belakang liat padi-padi yang menguning, dengerin gemerisik daun pohon Sengon Laut dan Pohon Nangka. nDaru sengaja gak menyentuh PC, laptop, ato PSP ndaru, karena barang2 itu yang nDaru fitnah sebagai pemercepat waktu. Kalau lapar, tinggal jalan ke warung di ujung komplek, disana tinggal pilih sesuai selera, ato klo males jalan ya bikin mie instan.

Eh, tapi ternyata meskipun nganggur begitu waktu tetep aja berlari.3 hari total dirumahpun jg tyata cepet juga, karena gak terasa udah Minggu malem lagi, besoknya udah musti ngantor lagi. Klo diitung2 nDaru cman keluar rumah Sabtu sore buat ke gereja, Minggu pagi kerja bakti bersih2 jalan komplek bareng bapak2 --maklum sendirian di rumah-- ma Minggu siang buat servis motor, selebihnya total di rumah.

Kalau dicek secara ilmiah ya, jika memang jalannya rotasi bumi lebih cepat, mestinya putaran jam dinding dimana-mana jadi ketinggalan dong??! Tapi yang terjadi sama saja tuh, matahari terbit jam 06:00 di ufuk TImur dan tenggelam pukul 18:00 di cakrawala barat.

Jumat, 25 September 2009

Dunia di Balik Kaca Kereta


Rem keretaArgo Wilis berdecit ketika matahari mulai mengintip di ufuk timur dan mewarnai langit Kutoarjo yang cerah. Masih sekitar 2 jam lagi untuk sampai di Yogyakarta. Orang-orang mulai sibuk menyambut hari. Petugas pengatur perjalanan kereta api berdiri di depan panel kontrol bikinan Belanda dengan khidmat. Seorang pemuda tanggung, memakai kaos yang lusuh, dengan wajah yang masih bersih bersinar air mandi bergegas mengambil barang dagangan asongan di warung sebelah toilet umum stasiun.

nDaru, meringkuk di sudut kursi bernomor 3A, mencoba menarik kelambu dan melihat keluar. Pendingin kereta terasa berlebihan, untung ada selimut hijau yang nyaman dan hangat.

Setiap pagi, matahari yang sama menyinari kita semua, namun kita hidup dalam dunia kecil yang berbeda-beda yang disebut rutinitas. Suasana Stasiun Kutoarjo setiap hari akan mirip seperti itu, semirip nDaru yang lagi manasin mesin motor, dan siap2 berjuang mengais sesuatu yang orang sebut sebagai peluang, harapan, dan cita-cita akan kualitas hidup yang lebih baik.

nDaru hobi banget naek kreta api, sangking hobinya, kadang nDaru naek tanpa tujuan yang jelas. Dan perjalanan kecil yang singkat seperti ini seperti memberikan kesempatan bagi nDaru buat melihat sisi dunia yang lain. Dunia kecil di balik kaca kereta yang tampak damai di kota kecil macam Kutoarjo atau sawah-sawah yang digarap oleh para petani di sepanjang jalur kereta, tempat melarikan diri sejenak dari rutinitas. Suasana yang akan selalu nDaru rindukan.

Pedulikah kita?


Dipenghujung bulan puasa kemaren, nDaru dapet tugas buat menandatangani kontrak pembelian mesin pencetak kartu mahasiswa di kawasan Glodok, Jakarta. Karena musti tandatangan klaim garansi dkk, nDaru jadi musti tunjuk muka ke vendor tu mesin pencetak. Sebuah kebetulan yang mengherankan karena dalam sebulan nDaru musti mengunjungi ibukota negri ini 2 kali. Ada banyak hal yang terlintas dalam perjalanan nDaru ke Jakarta ini. Tiba-tiba nDaru merasa menjadi seorang yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta yang sebelumnya sama sekali tidak. Mungkin karena masa kanak-kanak nDaru, nDaru habiskan di kota Jakarta ini dan secara gak sadar mendidik nDaru buat ignorant ke suasana sekitar. Dan betapa selama kurang lebih 3 Tahun nDaru hidup di kota kecil Salatiga sudah merubah nDaru menjadi "sedikit peduli" pada sesuatu di sekitar nDaru. Budaya Tepo Sliro penduduk di kota kecil ternyata memang jauh lebih kental.

nDaru kehabisan tiket KA Kamandanu jurusan Jakarta-Semarang.Maklum H-3 menjelang cuy.. Karena musti balik ke Salatiga A.S.A.P. nDaru beli tiket KA Bisnis Senja Utama. Keadaan Stasiun Senen benar-benar sesak oleh pemudik yang mau balik ke daerah masing-masing. Dan para penumpang berdiri di gerbong tua tapi katanya kelas bisnis itu penuh sesak. Setiba di stasiun Tawang, nDaru melanjutkan perjalanan ke terminal Terboyo dengan taksi ATLAS. Merasakan nikmatnya menjadi orang kaya yang berhak mendapatkan privilege khusus karena bebas finansial hihihi.

Sampai Terboyo nDaru terhenyak. Sangking banyaknya pemudik membuat bus2 yang datang langsung diserbu dan penuh sesak. Ketika sepotong bus Rajawali jurusan Semarang-Solo tiba di terminal kedatangan, orang berhamburan menyerbu bus itu, berebutan pintu masuk yang sempit, berebutan mendapatkan tempat duduk.

Sampai di sini nDaru dihadapkan pada sebuah dilema. Kalau nDaru gak ikut berebut, mungkin nDaru bakal keteteran diterminal mpe sore. Minta jemput dari kantor jelas gak mungkin, karena udah pada libur. Gak ada yang mau antri. Gak ada yang mau memperhatikan seorang ibu muda yang sedang menggendong bayi imut yang terhimpit di belakang. Bahkan ini masih di terminal kedatangan lho, bukan di terminal keberangkatan di mana orang mustinya naik.

“Maap… maap…,” desis nDaru sambil merangsek mendesak masuk bus. nDaru gak punya pilihan laen soalnya. Sampai di dalam bus nDaru lebih trenyuh lagi karena banyak ibu-ibu menggendong bayi sambil berdiri, sementara gak ada seorang pun mengalah untuk memberikan tempat duduk kepada mereka yang lebih lemah.

nDaru memilih untuk gak duduk nyari ruang yang sedikit longgar di belakang. Ah, akhirnya nDaru menemukan tempat yang asik. Di tangga pintu belakang, di pojok depan toilet bus. nDaru bisa lempe-lempe di situ, sementara hembusan AC di atas mengurangi udara pengap bus yang penuh sesak. Jarak Semarang-Salatiga sepanjang -/+ 40 km yang masih harus ditempuh nDaru habiskan meringkuk di sudut itu sambil menghabiskan majalah DEFENDER edisi tahun jadul yang nDaru embat dari rak si Babe. ah, ternyata definisi kenyamanan tergantung sudut pandangnya. Nyaman adalah saat nDaru duduk di dalam taksi ATLAS setengah jam lalu. Nyaman adalah saat Ndaru meringkuk di sudut bus yang penuh sesak.

Beginikah wajah bangsa kita yang katanya adalah negara demokrasi terbesar di dunia setelah Amerika dan India? Kenyataannya, orang gak lagi mikirin orang lain. Cuman kepentingan diri sendiri yang menjadi landasan perbuatan di atas segala landasan. Jadi ya jangan heran dan jangan protes kalau anggota dewan korupsi. Mereka punya kesempatan kok. nDaru dan Anda pun MUNGKIN akan berbuat sama jika mendapat kesempatan itu. Ya gak sih??

nDaru jadi ingat kata-kata Anthony Cade alias Pangeran Nicholas Obolovitch, raja Herzoslovakia yang didukung Inggris dalam novel The Secret of Chimneys-nya Agatha Christie yang nDaru baca di kereta tadi. Konsep setiap orang adalah saudara dalam demokrasi adalah sesuatu yang baik. Tetapi masih agak sulit memahaminya ketika gak ada seorangpun yang mau peduli pada tangis seorang bayi didalam bus yang merengek kepanasan.

Mungkin demokrasi belon saatnya diterapkan di Indonesia. Mungkin sistem monarki-kerajaan justru lebih cocok. Flashback aja ke era Raja Hayam Wuruk yang bisa mengantarkan Majapahit dalam masa kejayaannya di seluruh Nusantara. Atau yang lebih dekat, nDaru jadi merindukan sosok diktator kuat semacam Presiden Soeharto, dengan pendapat kek nDaru ini mungkin nDaru dicap sebagai orang yang anti-reformasi dan anti-demokrasi. Ya gak papa. Gak mengapa nDaru jadi gak bisa nggacor ngocol ngeblog secara bebas lagi, asal membawa keadaan masyarakat yang lebih baik, lebih bisa saling toleransi, dan menghormati satu sama lain.


Kamis, 17 September 2009

Sedikit Review tentang puasa

Posting nDaru kali ini, tentang puasa, semoga saja bisa menjadi bahan permenungan kita semua. Mohon maaf kepada sodara2 muslim yang lagi menjalani ibadah puasa, jika tulisan nggambleh nDaru kali ini terlalu ekstrim atau menyinggung kekhusyukan teman2 sekalian, karena memang kebetulan nDaru tidak ikut menunaikan ibadah puasa, sekali lagi, tidak ada tendensi atau niat ingin menggurui dan men-judge nilai keimanan temen2 sekalian. Hanya sedikit "KALAU BOLEH" membantu me-review puasa temen2 sekalian. Sekedar pengingat buat yang mungkin kelupaan.



Pada suatu hari, nDaru membaca sebuah status yang ditulis oleh temen chatt nDaru di YM, disitu rupanya sang empunya account YM sedang meng-count down hari2 menjelang lebaran. Temen nDaru ini bahkan dari hari 1 puasa udah bikin status "(sekian) hari menuju Hari Kemenangan." Awalnya sih biasa saja, tapi kemudian di sebuah sore, nDaru nyuri denger khothbah yang disampaikan seorang ustadz di masjid. Kebetulan rumah nDaru letaknya sebrangan ma masjid komplek perumahan t4 nDaru tinggal. Hanya dipisah oleh sebuah jalan kecil selebar +/- 2 meter. Sang ustadz bertanya kepada jemaatnya “Layakkah kita diberikan kemenangan?” klo boleh ndaru sedikit merangkum khotbah sang ustadz kira2 begini neh :

Bagaimana kita mengklaim menang perang jika secara pribadi kita tetaplah sama dan tidak ada perubahan signifikan? Berapa malam kita sholat malam — atau bahkan — apakah sholat wajib sudah tidak ada yang bolong?

Bagaimana kita bisa dengan bangga menyerukan takbir jika di jalan raya kita masih serobot sana serobot sini, klakson menyalak di mana-mana. Di mana letak kesabaran yang seharusnya ada ketika berpuasa?

kurang lebih kek gitu lah..Di pertengahan bulan puasa kmaren, nDaru dapet ks4an dines ke Jakarta. Biar ngirit, nDaru pake kendaraan sendiri, jalanan Jakarta sdikit byk nDaru masih apal lah. Ironisnya, Menjelang berbuka puasa, semua orang berebut pulang ingin segera berbuka puasa di rumah. Tetapi mereka yang berpuasa ini tidak nDaru temukan nilai puasanya di perilaku berlalu lintas. Tidak ada perbedaan. Mereka sama sekali tidak berusaha menahan diri untuk tidak mengklakson ketika jalannya diserobot, ketika lampu hijau menyala, ketika ada pengendara yang lain menghalangi jalan.

Kekmana kita bisa merayakan kemenangan jika di malam-malam terakhir, dimana pahala yang kata pak ustadz di masjid deket rumah nDaru, sudah diskon diobral lagi, justru shaf-shaf sholat malam di masjid deket rumah nDaru semakin sedikit, sementara mal penuh sesak macam pasar tumpah saja. Persiapan mudik lebaran.

Mudik, momen ini nDaru rasa telah melenceng terlalu jauh dari semangat puasa Ramadhan yang dibilang pak ustadz. Semangat mudik tidak lagi menjadi semangat bersilaturahmi, tetapi momen yang tepat untuk unjuk kesuksesan dan status sosial di hadapan keluarga dan teman-teman lama. Kalau tidak, kenapa orang bela-belain beli baju baru, handphone baru, mobil baru? Kenapa mal penuh sesak?


Inget gak, Mario Teguh pernah bilang di tipi bahwa seharusnya ibadah puasa tidak lagi menjadi ajang pembelajaran, tetapi justru pembuktikan dari 11 bulan sebelumnya berproses untuk memperbaiki diri. Karena adalah mustahil jika proses perbaikan diri itu berhasil hanya dalam waktu sebulan saja.


Sekali lagi maap banget klo postingan nDaru ini berbau-bau sotoy dan ngedebleh gak genah.
Selamat merayakan Idul Fitri 1930 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Senin, 31 Agustus 2009

Slamat Bertempur Mahasiswa Baru!!

Beberapa hari ini, nDaru disibukkan dengan kegiatan PPMB di kantor nDaru. Sebanyak kurang lebih 2800 mahasiswa baru, di orientasi selama sepekan, sebelum mereka bener2 diceburkan ke suasana perkuliahan yang sebenarnya. Sedikit ketawa juga klo kepikiran "I was there" jadi mahasiswa baru yang masih bingung nyari ruang, canggung bergaul dengan orang baru, dan perasaan2 aneh dan takjub lainnya. nDaru beruntung, meski babe nDaru serdadu totok yang selama seperempat hidupnya dihabisin di laut, dia masih tetep menekankan bahwa pendidikan itu penting buat investasi masa depan Sejak kecil,nDaru dididik dengan keras, dihidupkan dalam suasana kompetisi untuk menjadi yang terbaik di kelas, sekolah, kecamatan, bahkan kalau perlu kabupaten dan tingkat provinsi. Mimpi yang ambisius, tetapi orang memang perlu ambisi untuk melangkah ke tingkat yang lebih baik. kan?

nDaru sendiri jg sadar betul, bahwa "dagangan" nDaru cuman otak. Babe cuman pensiunan marinir yang gak mungkin memberi nDaru modal buka usaha showroom mobil ato hypermarket :D. Jadi nDaru musti asah otak setajam2nya klo perlu setajam silet.

Orang sering melihat hanya di kulit permukaan yang glamour saja tanpa mau melihat di dalamnya. Banyak orang yang bilang dengan enteng kalau pandai itu sudah bawaan dari lahir, anak kalau otaknya tidak encer, sulit untuk menjadi juara kelas. Kata-kata yang cukup menyakitkan.

nDaru percaya, bakat atau DNA kepandaian itu memang berperan, orang yang bakat masak tapi malah disuruh les piano jg hasilnya akan beda ma dengan yang benar2 bakat, tapi sebagian besar tetap ditentukan oleh kerja keras. nDaru ngerasa gak nyesel telah kehilangan masa apa yang disebut orang sebagai masa yang paling indah itu: SMA. Masa buat berhura-hura, pacaran, dsb. nDaru memilih peran menjadi anak yang kalau di sinetron sering digambarkan sebagai anak yang culun, berkacamata tebal, dan dianggap gak gaul. Syukurnya, nDaru masih gak berkacamata dan banyak teman yang mau berteman dengan nDaru.

nDaru lebih memilih untuk ikut aturan main sistem pendidikan yang ada daripada nyalah-nyalahin sistem pendidikan yang katanya kacau itu. Mengetahui kalau Ebtanas dan SPMB adalah satu-satunya komponen yang paling menentukan masa depan, mulai kelas 2 SMA, nDaru sudah siap2. Berangkat ke sekolah pagi, selesai jam sekolah jam setengah 2 siang langsung ke bimbingan belajar sampai jam lima sore, soalnya nDaru ngerasa otak nDaru bukan otak Einstein. Jam 7 malam mulai mengerjakan PR sampai larut malam. Demikian seterusnya selama dua tahun penuh.

Berhasil masuk ke perguruan tinggi— dengan jurusan yang diminati, adalah prestasi dan anugerah yang tidak terkira. Meski bukan Perguruan Tinggi Negri, toh masa-masa nDaru di kampus sungguh2 sebuah proses yang bener2 membentuk nDaru menjadi manusia yang bener2 kuat, tahan banting dan itu sangat berperan banget dalam pekerjaan nDaru yang sekarang.

nDaru sekarang ngerti, mami nDaru telah berhasil menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan sejak dini. Adalah maha penting bisa mendapatkan nilai ujian di sekolah dengan rata-rata 9. Adalah penting hafal nama-nama susunan periodik Kimia mulai Hidrogen sampai deretan Gas Mulia: Helium, Neon, Argon, Kripton dkk meskipun Anda tahu itu tak berhubungan langsung dengan kehidupan Anda — tetapi penting karena materi ini akan muncul di SPMB (SNMPTN kalau sekarang), atau seleksi di PTS favorit dan Anda punya kepentingan bisa lolos dari lubang jarum itu. Adalah penting untuk menguasai bidang IPA atau IPS, meskipun kemampuan Anda bermain basket menyamai Denny Sumargo, atau bisa maen musik kek Ananda Sukarlan, karena untuk masuk PTN jurusan olahraga, nilai Matematika Anda juga harus 9, buat masuk sekolah musik yang ternama nilai Bahasa Inggris anda juga harus 9.

Buat para orang tua, memang prinsip tiap orang berbeda, nDaru jg blon pernah ngerasain jadi ortu, tetapi tolong bimbing anak Anda menuju titik mengerti bahwa belajar itu penting. Berikan teladan yang baik. Jauhkan mereka dari televisi dan sinetron apalagi ketika mereka sedang belajar. Matikan TV. Sungguh, benda itu sangat berbahaya untuk perkembangan otak anak. Dekatkan mereka dengan buku. Buat mereka menyukai buku-buku yang bagus. Daripada karakter mereka dipengaruhi oleh televisi, lebih baik mereka diracuni oleh buku-buku yang baik. nDaru sendiri banyak dipengaruhi oleh Detektif Conan, Sherlock Holmes, Deunan Knute atawa Hercule Poirot. Contoh yang agak kurang baik memang, jadi, pilihkan buku yang benar-benar bagus karena itu akan mempengaruhi karakter mereka.

Dan, buat adek2 mahasiswa baru, selamat berjuang. Mungkin belon tau musti ngapain di perguruan tinggi, tapi toh anda beruntung, karena anda tidak termasuk orang2 yang gak bisa masuk Perguruan Tinggi Favorit.