Kamis, 30 Desember 2010

Terbanglah Garudaku

terbanglah garudaku, singkirkan kutu kutu di sayapmu
berkibarlah benderaku singkirkan benalu di tiangmu
jangan ragu dan jangan malu dan tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu


Inget kan syair lagunya Bang Iwan yang dulu sekitar tahun 80an menghiasi toko2 kaset. Lagu itu pula yg sekarang pas dipakek buat nyemangatin timnas kita yang kemarin kalah terhormat di GBK.


Gak ada orang yang gak sedih ketika mimpi yang digadang2 harus terbentur kenyataan dan akhirnya kandas. Tapi toh yaaa...ditengah kacau balaunya negeri ini, ditengah makian para pengguna motor yang jalannya digencet ma supir angkot tuli dan bloon, permainan timnas semalem seenggaknya bisa jadi inspirasi lah buat berjuang membangun negeri ini. Mereka tanpa lelah berjuang demi target 3 goal, kemudian 4 goal, tapi kemudian harus kandas.


Kalok sampeyan sekalian nyimak di tipi,sampeyan pasti liyat bagemana pak presiden kita tampak murung ketika Nasuha bikin goal, mungkin beliyo sudah berpikir realistis bahwa akan susah mengejar 2 goal hanya dalam waktu sekian menit saja. Naaa..seharusnya beliyo sadar bahwa kalok pengin bersorak2 menang terus, mari kita bikin sebuah sistem yang bisa memfasilitasi bakat2 anak2 negeri ini, dari sekian ratus juta jiwa penduduk indonesia ini, masak sih milih 22 orang buat dijadiken timnas aja gak bisa?


nDaru sih setuju setuju aja naturalisasi, toh tim se haibat Jerman pun musti rebutan Mesut Oziel sama Turki. Tapi ya ayo dong, jangan terus naturalisasi trus udah...Jadikan naturalisasi ini sebuah gebrakan untuk kemudian membuat sistem rekrut yang kontinyu sampek pelosok2 daerah. Ini kan lagi demam timnas, jadikan moment ini buat nyarik bakat2 muda, kalok dulu mungkin bapak2 agak ragu mengizinkan anaknya latihan bola, sekarang mungkin dengan bangga si bapak nganterin anaknya latian bola.


Kalah dari Malingsiyal memang menyakitkan, apalagi kalok di dunia maya, bakal nyerocos tu para budak2 sialan yang hanya mau menghina kita. Padahal kalok ditanya, mereka belum tentu apal nama2 pemain timnas mereka. Terlepas dari keculasan suporter yang maen2 laser, Rajagopal sudah menyiapkan anak asuhnya jauh lebih dulu dari pelatnas PSSI. Ketika Riedl meramu pemain2 timnas Indonesia, Rajagombal, eh Rajagopal sudah lebih dulu siap. Ibarat sekolah, Timnas Kucing Malaya itu sudah kelas 2 SD ketika Firman Utina dkk masih masuk PAUD.


Jadi, kalok menurut nDaru sih, Timnas udah menang kok. Mereka sudah memenangkan hati penduduk Indonesia ini buat nonton timnas. Dulu, ada satu tetangga nDaru agak males kalok diajak nonton PSSI berlaga, padahal dia begitu semangat ngeploki Jerman pas dulu Piala Dunia, sekarang si tetangga ini dengan semangat mbikin layar besar dari MMT bekas, lalu merogoh koceknya buat sewa LCD proyektor dan mengundang tetangga2 laen buat nonton bareng di halaman rumahnya. See....meski kalah, timnas sudah menang kok, memenangkan hati para pecinta sepakbola di negeri ini lebih banyak lagi.


Postingan ini bener2 dateng dari lubuk hati nDaru yang paling dalem lho...bukan sekedar pelipur kekalahan doang kok..sekarang kita titipkan dulu piala AFF ke Malesiya buat 2 taon kedepan, naaa 2 taon lagi kita rebut buat selamanya...Tabik Wahai Garuda!!

Jumat, 24 Desember 2010

Sugeng Natal


Karena kedatanganNya membawa pengharapan untuk semua
SELAMAT NATAL

Selasa, 30 November 2010

jogja

Sampeyan pasti sudah ndenger komentar Bapak Presiden kita soal status keistimewaan Jogja. Ya, intinya menurut setasiun telepisi yang nDaru tongkrongin maren, Bapak Presiden bilang kalok ndak mungkin sistem monarki jadi bagian negara Indonesiya yang pemerintahannya berbentuk republik. Beliau juga menunjuk pada rancunya jabatan Gubernur yang dipegang oleh seorang Sultan Jogja.

Lha, kalok nDaru boleh nanyak ke Pak Presiden, sebenere yang mau dipersoalkan itu apa to? Kalok soal monarki itu, ya jelas dong, ponakan nDaru yang mingsih duduk di bangku SD kelas 5 itu saja paham kok, kalok kita punyaknya presiden sebagai kepala negara, kalok negara ini pemerintahannya berbentuk republik. Tapi, ponakan nDaru itu jugak mudeng pas dijelasin kalok di Jogja sana, masih ada keraton yang jadi simbol budaya masyarakat sono. Keraton dengan sultan dan segala bagiannya adalah bagian dari budaya masyarakat Jogja yang sudah berlangsung sekian abad. Jadi, kalok Pak Presiden memandang keraton secara politik, ya jelas seperti yang dibilang Mas Arya Bima Sugiarto, beliau pak presiden kurang memahami konteks persoalan.

nDaru dulu sempet ngenger di Jogja selama bertahun-tahun, sodara2 nDaru dari babe nDaru juga mingsih banyak yang berdomisili di wewengkon DIY, soale babe nDaru lahir di sebuah dusun di DIY itu. nDaru paham betul bagaimana masyarakat Jogja masih begitu menghargai sultan sebagai pimpinan masyarakatnya. Sultan ndak perlu dikawal oleh paspamsul (pasukan pengamanan sultan) kalok mau tindakan di sekitar Malioboro. Masyarakat Jogja jugak dengan sendirinya ngasih jalan begitu tawu kalok ada Toyota Alphard ber-plat AB 10 HS lagi lewat, ndak perlu makek sirine yang suaranya mbikin jantung copot. Itu pun mobil pribadi sultan, bukan mobil dinas ber-plat merah berdigit kecil. Pun dulu ketika gempa Jogja terjadi, masyarakat jugak endak sebegitu semrawutnya, karena tawu kalok mereka punya pimpinan yang bisa diajak curhat. Akhirnya, Pak Sultan memanggil seluruh Kades di Jogja lalu diajak ngobrol dalam menghadapi masa tanggap bencana.

Jika sampeyan ke Jogja cuman liwat di tengah kotanya saja, barangkali sampeyan cuman nemu toko dan mal-mal kek di kota laen, tapi kalok sampeyan masuk ke kampung2nya, budaya keraton bakal kental terasa. Nama kampung-kampung di Jogja itu jawa banget. Ada gang namanya gang Narada, terus ada Jalan Kolobendono. Begitu juga kalok ada acara grebeg, semua masyarakat antusias ngikutin. Mereka pasti nunggu moment itu. Jadi, sekalipun di Jogja bertebaran mall, dari Mall Ambarukmo, Saphir Square, sampek Galeria, trus ada juga hotel-hotel bau barat sono, salah satunya hotel yang sukak silat (Grand Hyatt), nama kampung-kampung itu tetep eksis di kalangan masyarakat Jogja. Gitu juga di Malioboro. Kalok sampeyan pernah kesana, sampeyan pasti ngerti ada banyak toko modern bau2 barat, tapi mereka bersanding dengan manis dengan Pasar Beringharjo. Jangan takut kesasar kalok di Jogja, orang bakal dengan detil dan iklas ngasih petunjuk musti mbelok kemana, musti brenti dimana, naek angkot nomer berapa.

Jadi, begitulah Jogja. Itulah istimewanya Jogja. Masyarakat hidup berdampingan dalam sebuah kultur yang sudah mendarah daging dan keraton adalah simbol dari budaya masyarakat Jogja itu. Jadi, sebenarnya sebagai warga negara, nDaru kecewa dengan pernyataan Pak Presiden kemaren. Kalok menurut cocot kencono nDaru yang sering ngaco sih, seorang negarawan seharusnya ndak perlu mengeluarkan pernyataan sebegitu cerobohnya. Dulu bilang mau mbeli semua ternak korban Merapi, eh..molor lama. Mungkin setelah sadar kok ternyata ternaknya buanyak ya. Terus, dulu bilang ndak bisa mengintervensi persoalan hukum, karena semua punyak porsinya sendiri2. Lha, kok mbentuk Satgas? Wes to, esuk tempe, mbengi dele, esuk malah tahu.

Lagipula, kalok Jogja memang mau diambil keistimewaannya, kenapa Aceh endak? Mbok ya Pak Presiden itu mikir sampek disitu. Jangan melukai hati rakyatnya sendiri to ya. Kalok bisa sih, sampaikan tujuan pernyataan itu dengan jelas. Kalok memang persoalannya adalah ndak berkenan Sultan jadi Gubernur, kan bisa bilang langsung. Mulai saat ini gubernur DIY bukan Sultan begitu. Bukannya dulu Sultan sudah tanya soal jabatan gubernur itu, tapi presidennya sendiri yang ngulur2 waktu dan memperpanjang jabatan sultan jadi gubernur selama 3 tahun. Lha, terus maksudnya itu apa?

Jadi, apapun yang terjadi, saya dibelakangmu, Jogja. Tabik Pak Sultan!!!


Rabu, 10 November 2010

Catatan Relawan



Dia bukan seseorang yang bisa membuat orang lain terperangah mendengar omongannya, atau mengagumi gaya pakaiannya dan kemudian menirunya agar bisa dibilang gawul. Bukan juga seorang yang mampu mengubah dunia dan terganjar nobel perdamaian. Dia hanya seorang relawan.


Hari ini, Selasa 09 November 2010, tepat 14 hari Gunung Merapi menjalankan tugasnya, membuat keseimbangan alam baru. Tanpa peduli dengan ribuan orang yang patah arang hidupnya, ketika melihat kampung halamannya tersapu wedhus gembel. Siti keprabon tempatnya lahir dan menjalani peziarahan hidupnya. Habis, hampir tanpa sisa. Pak Be Ye baru saja pulang ke ibukota setelah tilik rakyatnya yang lagi sedih. Di tipi-tipi, kedatangan beliau diliput habis-habisan, begitu hebohnya sehingga tempat yang dikunjungi beliau itu dipinjamken kasur kasur bagus, orang-orangnya “disumbang” dengan nasi-nasi yang wuenak sehingga ketika Pak Be Ye dan Bu An Ye ikutan ngicipi juga jadi terasa mak nyus, laen hari mereka hanya makan mie instan dan krupuk hampir mlempem karena abis kehujanan.


Ah, seandainya saja sebuah Negara endak perlu ada presidennya, dia dan sodara-sodaranya disini mungkin bakal memilih menjadi negri tanpa presiden. Mereka mampu kok berjalan sendiri sebagai sodara. Mereka mampu hidup tanpa pemimpin yang katanya mewakili rakyat itu. Yang dulu ketika kampanye berkoar-koar mau mensejahterakan rakyat mau membuat yang terbaik buat rakyat. Dimana mereka ketika ombak besar yang istilah kerennya tsunami itu menerjang rumah sodara-sodara yang di Mentawai itu? Dimana mereka ketika sodara-sodara di Meguwo mengeluh endak punya BH dan celana dalam?


Dia dan sodara-sodaranya ini endak butuh ketua DPR yang bisanya cuman mbikin pernyataan yang nganyelke dan bikin mangkel. Apalagi anggota-anggotanya yang cuman bisa molor mirip babi kewaregen pas sidang membahas kepentingan rakyat, tapi nanar berbinar ketika membahas keperluan jidat dan perut mereka sendiri. Siapa diantara mereka yang datang ke sini dan membuatkan tenda untuk sodara-sodaranya yang belum kebagian tempat untuk istirahat. Siapa diantara mereka yang datang kesini ikutan menanak nasi sarapan jatah rangsum buat sodara-sodara yang nunut ngeyup di Stadion Maguwo itu? Ada? Apa matanya yang kelilipen abu vulkanis jadi endak bisa liyat?


Dia sedang membersihkan safety glass yang dia pakai setiap dia naik membantu evakuasi korban, agar matanya bisa melihat dengan jelas ditengah hujan abu yang membutakan mata,mungkin ketika seorang wakil bupati nunggu Taxi bandara yang mau membawanya piknik ke Jembrana. Mungkin ketika Pak Gubernur nganu itu menunggu pesawat yang akan membawanya ke Berlin, dia sedang berlari menuju mobil evakuasi sambil menyeret kantung jenazah atau menginjak pedal gas mobil, beradu cepat dengan awan panas yang mengintimidasinya. Mungkin ketika sodara-sodaranya sedang berjuang menahan hajatnya karena harus antri menggunakan WC, Gayus Tambunan sedang sibuk memilih rambut palsu biar bisa nyaru dan nonton pantat seksi Petenis Rusia itu.


Petang ini, sayup-sayup dia mendengar pidato Presiden USA sambil nggebyuri kaca mobil tua warisan bapaknya yang sudah mulai usang. Biar besok pas dibawa naek lagi bantu-bantu evakuasi endak terlalu ngeres. Cat-nya sudah endak se-kempling presidential cadilac limo-nya Mr. Barrack Obama yang tadi ditumpangi menuju istana, bahkan endak ada apa-apanya dibanding sedan Mercedes-Benz S600-nya Pak Be Ye yang ber-plat RI 1, yang kalok jalan bisa ngebut tanpa ada yang berani nyalip. Siapa coba yang berani nyalip konvoi itu? Bisa-bisa jidatnya bolong ditembak paspampres dengan tuduhan percobaan pembunuhan presiden. Dia melihat pidato 2 presiden itu di setasiun tipi yang sama dengan yang selalu meng-update berita tentang Merapi, tapi entah kenapa, hampir sepanjang siang ini, endak terlihat lagi update tentang Merapi di tipi itu. Tapi ya sudahlah, siapa butuh masuk tipi dengan memamerkan luka bakar di wajah? Masyarakat yang lain juga biar bisa merehatkan mata dari pandangan sekitar merapi yang terlihat tandus dan berdebu itu, berganti dengan sebuah gala dinner yang glamor dan prestisius. Berganti dengan ulasan Mr. Obama yang fasih mengucapkan kata “Bakso, Nasi Goreng, Terima Kasih” lumayan kan, bisa menjadi kebanggaan dan cerita buat anak cucu nanti, bahwa seorang presiden negara besar bisa ngomong “SATE” dengan fasih.


Dia tidak anti dengan Mr. Obama, sedikit kagum malah. Kalok boleh membandingkan, sepertinya, gaya mempresiden Mr. Obama sedikit lebih merakyat daripada Pak Be Ye. Tapi sepertinya kalok dia ndapet undangan audiensi dengan Mr. Obama, dia akan bilang “Maaf, saya endak bisa dateng, mau ngurus sodarane saya yang lagi ngempeng urip di Maguwo. Wakil sama Pak Be Ye saja deh” Halah, siapa juga yang mau ngundang relawan dekil seperti dia? Sambil menyiulkan lagunya R.E.M. yang dinyanyikan ulang sama penyanyi seksi Andrea Corr dan sodara-sodaranya

If you're on your own in this life, the days and nights are long,
When you think you've had too much of this life to hang on

Well, everybody hurts sometimes,
Everybody cries. And everybody hurts sometimes
And everybody hurts sometimes. So, hold on, hold on
Hold on, hold on, hold on, hold on, hold on, hold on
Everybody hurts. You are not alone

Selasa, 09 November 2010

Sudah Tuli?

Sumpah! Kalok punya bogem pelacak, pasti sudah nDaru kirim ke gedung DPR sana biyar gedungnya ambrol sekaliyan. Akhir2 ini, nasiyonalisme nDaru memang sedang diuji. Lha gimana endak to, kelakuan pejabat2 negara tercinta ini kok lama2 ndak masuk akal. Belon lagi, sama yang kek disebut sama salah satu setasiun telepisi, para pejabat kita jadi miskin nurani, tuli, dan buta melihat keadaan rakyatnya. Di tengah banyak bencana, bukannya berempati dan bergerak cepat, malah asyik sendiri.



Ini contohnya. Begitu gempa dan tsunami menerjang Mentawai, ketua dewan perwakilan rakyat yang terhormat malah menyalahkan masyarakat yang tinggal disana. Katanya pulau2 di Indonesiya itu masih banyak. Sudah diberitahu kalok situ daerah rawan gempa dan tsunami, lha kok masih nekad tinggal disana. Jadi ya sudah resiko kalok kena tsunami. Wheladalah, gemblung tenan bapake kuwi! Oke, kalok mereka disuruh pindah, memang pemdanya sana mau membiayai kepindahan ratusan ribu orang itu? Jangan lupa, Mentawai sebelum kena tsunami itu adalah daerah wisata yang indah dan khas, yang sering banget dikunjungi sama wisatawan, terutama wisatawan asing. Lha, pajaknya kan masuk kas daerah juga to? Itu jugak buwat gaji pejabat daerahnya jugak to? Pastinya juga buat nggaji ketuwa DPR yang tadi mbikin pernyataan itu, mbok ya mikir pakek jidat sampeyan yang klimis itu to pak ketua,dari berapa persen gaji sampeyan yang cukup buat idup sebulan orang se-bantaran kali code itu, pasti asalnya dari hasil pendapatan sektor pariwisata Mentawai sana itu.



Kalok menurut Cocot kencono nDaru, mereka yang mau tinggal di pulau2 terluar di Indonesiya itu justru lebih patriotis daripada pembayar pajak yang sering di iklanin di tipi itu. Soalnya merekalah aset berharga yang bisa dipakek sebagai claim kalok pulau itu milik Indonesiya. Dulu, jamannya rebutan Pulau Sipadan dan Ligitan, Malaysia menang gara2 ada warganya yang tinggal di situ. Lha, kalok mereka yang tinggal di pulau2 terluar disuruh pindah, apa sudah siyap kalok pulau2 itu direbut oleh negara tetangga? Nanti DPR menyalahkan Menlunya lagi, ribut lagi.



Aneh memang pola pikir bapak satu itu, sampek nDaru mikir ini bapak isi kepalanya apa ya? Dan, dia jugak endak kepikiran buat dateng kesana dan nengok korban bencana. Eh, malah anggota2nya pada setudi banding diijinkan saja. Alasannya adalah kunjungan kerja rutin. Kunjungan kerja yang seperti apa? Apa yang esensial dari setudi2 bandeng eh banding itu? Seperti yang ditulis oleh wartawan seniyor Bre Redana di harian Kompas hari Minggu kemarin, 7 November 2010, kita sepakat ndak percaya kalok anggota2 DPR yang setudi banding ke Yunani itu pulang2 nanti jadi Socrates. Ato kalok setudi banding ke Universitas Harvard, mereka bisa berpikir visioner dan rendah hati seperti Dr. Arief Budiman. Yang ada cuman mereka pulang makek T-shirt bertuliskan Universitas Harvard. Jadi, intinya hasil setudi banding itu ndak jelas. Silakan bersetudi banding, tapi lihat situasi dong dan bikinlah setudi banding yang edukatip, bukan yang asal2an.



Masalah penanganan bencana jugak membuat gregetan. Pejabat2 terkesan gagap, kaget, dan bingung sendiri dalam menangani para pengungsi dan kebutuhan2 mereka. Sepanjang pengetahuan nDaru menyaksikan langsung proses penanganan bencana di Merapi, hampir semua ditangani oleh orang2 yang rela dan terketuk hatinya buat membantu sesamanya yang lagi sekeng, nDaru endak liyat itu ibu2 anggota DPRD ikutan masak, bahkan ketika kemarin Pak BeYe dateng ke Jogja, para mentrinya semua pada wangi dan bajunya kinclong, mirip orang mau jagong manten.



Dari segala banyak gregetan melihat tingkah pejabat2, satu hal yang membuat nDaru trenyuh. Di tengah bencana ini, rakyat Indonesiya itu tabah dan kuat. Banyak pihak yang mbikin posko pengungsi secara mandiri, ndak ngandelin pemerintah. Apapun dikerjakan sendiri, dari ngurus penginapan, makan, sampek ke kebutuhan sehari2 para pengungsi. Mahasiswa2 Juminten banyak yang jadi relawan dan ndak tidur buat nolongin para pengungsi. Belum lagi, relawan yang ada di medan depan bersama Kopasus dan TNI, jugak tim medis yang rela ninggalin rumah buat merawat para korban. nDaru yakin mereka ndak mikir saya nolong orang yang punyak kitab suci sama ndak dengan saya, apalagi menyalahkan mereka yang tinggal di lereng Merapi secara Merapi itu sudah pasti aktip, tapi mereka bekerja dengan hati nurani. Ini bukti bahwa rakyat Indonesiya sendiri lebih pinter dari pejabatnya yang berpakean necis dan bermobil mewah.

Selasa, 19 Oktober 2010

Ah...waktu masih berlari

Dulu, jaman nDaru masih mengabdi di Kampus Nganu, nDaru pernah nulis artikel ini, tentang waktu yang kayaknya kok berjalan cepet bener. Dan sekarang, nDaru kok ya masih berada pada ide yang sama..Seperti ngos-ngosan mengejar waktu, padahal kalok dipikir, sekarang nDaru berpredikat sebagai pengangguran tak terlihat, eh ato terlihat menganggur ya? Pokokmen udah endak punyak kerjaan yang bisa ngisi KTP sama NPWP lah.

Sesudah resign dari kerjaan lama nDaru, jelas pola hidup dan jadwal sehari-hari nDaru berubah total. Dulunya sih kepikirannya bahwa kalok udah endak ngantor dari jam 8 sampek jam 4, nDaru gak musti buru-buru di jalanan, jadi bisa mandi full dan bisa pakek bathtub baru ngutang di kamar mandi sambil baca majalah. Bisa tidur nyenyak yang lamaaaaaaaaa banget sampek brasa pusing. Dan kenikmatan kenikmatan duniawi lain yang nDaru udah bayangkan ketika terakhir kali packing dan membawa pulang barang-barang nDaru dari kantor lama.


Tapi kok setelah beberapa bulan, tetap saja waktu itu berlari, Baru saja nDaru mandiin 3 anjing nDaru hari Minggu, eh kok tiba-tiba udah Minggu lagi, dan ini udah Selasa. Waktu cepat sekali berlalu, kadang meninggalkan kita yang masih terengah-engah menjalaninya. Seperti baru kemaren nDaru pindahan ke kota kecil ini. Eh tahu-tahu, banyak banget rumah dan toko-toko baru terbangun di sepanjang jalan yang nDaru lewatin pas ngantor dulu, menutupi sawah-sawah menghijau dan asri yang terlihat pas pertama kali dateng.


Dan, ternyata banyak sekali hal yang kadang kita lewatkan, Molen, anjing nDaru yang dulu cuman sebesar kepalan tangan orang dewasa, sekarang sudah seukuran anak kambing bandot yang tambun, tanpa nDaru pernah nyadar melihat prosesnya. Kita endak diberi kuasa untuk memutar waktu, padahal buat sebagian orang, waktu seperti numpang Ferrari 056-nya Schumacher yang endak mau menunggu kita. Tapi berbahagialah, sebab banyak orang yang juga endak tau mau ngapain dengan waktu yang mereka punya

Rabu, 06 Oktober 2010

Inang

nDaru mencintai negara ini dengan sungguh2. Menurut nDaru, negara ini bener2 kaya dalam segala hal, hanya memang mungkin agak salah urus, jadi yaaaaa.....agak sedikit kacau gini deh. Salah satu kekayaan negeri ini adalah kekayaan musik, dari Sabang sampek Merauke punyak ciri khas sendiri2. Ada 1 lagu Tapanuli yang sampek sekarang masih nDaru inget, dulu opung nDaru biasa nyanyi ini kalok lagi nidurin sepupu2 nDaru yang dititipkan bareng nDaru di Sigumpar, Toba Samosir sana. Kampung indah tempat nDaru ngenger, menghabiskan masa kecil nDaru. Mau nyanyi?! ini ada liriknya, kalok pengin nDaru iringin, silakan klik widget sound cloud disamping ituh...Monggo!


I N A N G

Inang...
boasa ma tangissonon mu
sude sitaonokki
...

Inang...
boasa ma sai solsolan mu
sude sidangolokki
sude halungunokki
...

Arian nang bodari
ale Inang...
ilum sai maraburan
...

Sibaran lapa-lapa
ale Inang...
U nang be sai solsoli
...

Inang...
sai tangiakkon au inang da
boru mu na dangolon
...

Inang...
apusi ma ilum inang da
sude hutaon do i
pasonang ma roham


Biar nyanyinya bisa pakek penghayatan, silakan baca terjemahan Bahasa Indonesiyanya:


Bunda...
mengapa ditangisi
semua perjalanan hidupku
...

Bunda...
mengapa disesali
semua kepedihanku
semua kesedihanku
...

Siang dan malam
duhai Bunda...
air matamu bercucuran
...

Takdir kehidupanku yang tiada taranya
duhai Bunda...
jangan lagi disesali
...

Bunda...
do'a kan aku selalu, Bunda
putrimu yang merana ini
...

Bunda...
hapuslah air matamu, Bunda...
Semua itu aku terima

object height="81" width="100%">


Kamis, 30 September 2010

More than Meets the eye

"..Kowe ngono penak yo Ru, iso nonton F1 neng Singapore barang.."

Itulah sepenggal frase yang dilontarkan seseorang ketika nDaru pulang nonton F1 di kampung sebrang itu. Artinya kalok dalam bahasa Indonesiya kurang lebih gini "Kamu enak ya Ru, bisa nonton F1 ke Singapore segala" Sederhana ya?! Tapi buat nDaru itu nganyelke alias menyebalkan, sama ketika seseorang bilang "Kowe ngono sugih..diwarisi bapakmu warnet, mobil, bla...bla...bla.." Hayo..sampeyan pasti juga pernah melontarkan pernyataan yang hampir sama idenya kekgitu..ya to?? Kadang mungkin maksudnya memuji, tapi jatohnya kalok dirasa-rasa lagi kok kek mau bilang, hidup elu enaaaaak bener gada susah2nya.

nDaru emang kranjingan sama hal2 yang bau2 ban sama deru mesin kekgitu, itu kenapa nDaru nabung receh buat mbeli tiket pesawat sama tiket masuk circuit sejak lamaaaaa banget. Orang juga endak tau kalok nDaru pas ke Singapura nDaru nggembel, dari Changi ke Marina Bay nDaru jalan kaki. Terus, abis nonton balapan, nDaru nongkrong di kafe di Marina Bay yang buka 24 jam, nunggu penerbangan pulang nDaru jam 9 pagi. Aer mineral aja nDaru bawa dari rumah mbeli dari superkampret di depan komplek

Emang nDaru dapet warisan warnet+mobil dari babe, tapi kerahiman babe itu juga musti nDaru bayar dengan memutar otak kekmana warnet bisa terus jalan, ditengah gempuran modem2 murah meriah dan benwit hampir gratis dari provider2 internet. Emang nDaru dapet warisan mobil segede gajah, tapi itu juga musti nDaru bayar dengan ngirit2 dan nabung2 dari penghasilan nDaru buat servis tu mobil biar tetep bisa jalan, belon lagi aliran solarnya yang mirip keran blangwir.

Dulu, nDaru sempet iri sama Juminten yang kerjaannya abis ngajar bisa nongkrong bahkan ikutan temen2 sekantor nDaru dulu manjat-manjat tower. Belon kalok ada dines ke luar, Juminten udah disiapin mobil kinclong + sopir dan pulang masih disangoni dan lebih banyak dari nDaru. Tapi, nDaru ndak tau kalok Juminten sebel karena otaknya dibatasi untuk berkreasi. Kreatip dikit disebut sok tau dan ndak bisa kerja sama. Akibatnya, dia memilih ngabur ke unit nDaru dan ngerjain hal lain.


Jadi yaaa, kita cenderung buat melihat sesuatu cuman dari permukaannya saja. Oh, dia makek celana Lea. Tapi, kan kita ndak tau kalok orang itu mesti nabung tiga bulan dan ndak makan ayam goreng cuman buat mbeli clana itu. Ato si anu punyak leptop baru merk Apple. Eh, ternyata leptopnya hasil mbabu selama 5 taun.


Hidup itu kata orang Jawa, sawang sinawang kok. Jangan buru-buru menghakimi bahwa hidup orang lain lebih mudah dari kita cuman karena selembar pakean yang nempel di tubuhnya ato cuman karena tiket masuk sirkuit balap.

Rabu, 22 September 2010

Grown Up


Pernah nonton pelemnya Adam Sandler? Pasti pernah ya. Na, kalok yang terbaru ini? Itu lho yang judulnya Grown Up. Awal nemu pelem itu di rental pelem lengganan nDaru, nDaru langsung nyomot dan setel begitu nyampe rumah. Ndaru lumayan tertarik dengan bintang2 yang ikut ndagel di situ, ada Chris Rob, Salma Hayek, trus Rob Schneider. Seperti apa to kolaborasi Adam Sandler dan bintang2 itu? Lha, ternyata setelah nonton, nDaru ndak berhenti ngakak sampek guling2.


Tapi, ndak cuman itu saja kok. Di tengah pelem nDaru jugak ngrasa terharu, mikir, dan sampek akhirnya merefleksikan lagi apa yang sudah nDaru kerjain. Soalnya, pelem2nya Adam Sandler ini sekalipun bikin ngakak dengan lelucon yang jorok tapi masih sopan daripada joroknya pelem2 Indonesiya, tetep ada satu dua dan tiga hal berharga yang mbikin nDaru mengangguk2kan kepalanya. Oh..iya ya, ternyata emang waktu bersama keluarga itu lebih penting ketimbang promosi jabatan. Itu pesen ada di pelem Click. Terus, di Long Fellow Deeds, nDaru belajar bahwa temen2 sejati mendukung kita dalam suka maupun duka sekalipun kadang kita menyakiti mereka tanpa sadar. Selalu ada hal2 hangat dan menyenangkan yang membuat kita rindu kebersamaan. Nah, pelem2 itulah yang istilahnya Juminten brought to mind, mbikin nDaru melihat lagi keseluruhan hidup ini dan menemukan hal sepele yang ndak disadari begitu penting.


Dalam pelem itu deceritakan kalok Lenny Feder (Adam Sandler) adalah seseorang yang sukses dan ndak pernah gagal. Di jaman kecil dia bintang basket di lapangan. Tiga puluh tahun kemudian, dia jadi agen artis Hollywood yang handal, kaya, punyak istri cuantik, Roxanne Chase-Feder (Salma Hayek) dan keluarga yang mapan secara finansial. Temen2 satu tim basketnya dulu, Eric punya bayi 4tahun masih netek emaknya. Lalu Kurt yang jadi bapak rumah tangga sementara istrinya sibuk. Terus Marcus masih single dan tidak mau berkomitmen. Dan, yang terakhir si Rob yang tiga kali menikah dan gagal, ndak kenal anak2nya, lalu jatuh cinta terhadap wanita yang jauh lebih tua. Karena pelatih basket mereka dulu, Coach Buzzer ninggal, mereka ketemu lagi di pemakamannya. Lalu mereka sepakat untuk mengulangi masa kecil mereka dengan menyewa sebuah rumah di tepi danau dan tinggal disana bersama2 selama akhir pekan. Naa, disini mulai seru ni ceritanya.


Si Lenny berusaha mengajarkan anak2nya untuk menyukai alam dan mau menyapa orang laen, ndak cuman maen PS dan sms-an terus. Naaa, ini mbikin nDaru sadar untuk ndak terlalu berkutat dengan dunia maya, dari ngeblog, pesbukan, ceting, dkk. Awal dulu nDaru nulis blog, nDaru cuman punyak tujuan untuk menuangkan segala gagasan nDaru soal sesuatu. Dan, nDaru akui kadang nDaru terjebak emosi untuk terus menuangkan segala cerita di blog. Padahal, ngobrol dengan orang2 terdekat lebih nyaman daripada nulis di blog. Memang sih, ngeblog itu asik. Tapi, nDaru mulai nyadar bahwa blog cuman tempat untuk membagi pemikiran tentang hal2 yang umum saja, hal pribadi dan bahkan emosi terdalam ndak perlu dituangkan di blog. Dan, kalok nDaru pikir2 lagi, dari sekian banyak waktu yang dialokasikan buat ngeblog dan surfing di internet, berapa yang sudah terlewat hanya cuman buat nongkrong bareng temen sambil cerita, telpon Mami yang pasti pengen tau kabar anak bontotnya, ato ndatengin tetangga sebelah yang selama ini memaklumi kelakuan Tukul dkk.


Sekarang banyak orang betah nongkrong di depan leptop untuk ceting dan pesbukan. Ada bahkan yang update status dari pagi sampek malem, kayak ndak ada hari tanpa pesbuk. Eskpresi yang ditampilkan di apdetan jugak macem2. Ada yang nyindir kelakukan temennya, ada yang ngungkapin cinta disana, ada jugak yang curhat sedih. Kalok diliyat2 lagi, apa ndak rugi kalok kita mengungkapkan segalanya di layar komputer? Kalok ndak suka sama kelakuan orang, kan lebih enak ketemu dan ngomong dari hati ke hati. Kalok kita ngungkapin cinta, kayaknya jugak lebih dalem bilang langsung daripada cuman memajang tulisan. Pun dengan ceting. Ndaru mikir ngobrol dengan orang secara langsung akan lebih melegakan karena kita bisa denger langsung maksud dia, mengklarifikasi apa yang perlu dilakukan, dan menatap matanya. Naaa..ketiadaan kontak fisik semacam ini yang bikin Kurt sama istrinya, Dianne jadi rada jawuh.


Bicara. Itu yang mbikin Lenny, Kurt, Rob, Marcus, dan Eric menemukan kembali hidup mereka. Lenny akhirnya bilang ke istrinya kalok sudah membatalkan dateng ke fashion show di Milan supaya bisa mbikin keluarganya menghargai danau daripada kehidupan high level. Eric ngaku kalok dia bukan pemilik perusahaan perabotan, dia ndak mau temen2nya tau dia nganggur. Kurt bicara jujur kalok dia sudah kehilangan sapaan istrinya. Marcus ngomong kalok dia sebenernya hampa karena sendiri. Dan, Rob ngaku kalok dia makek toub. Ketiadaan komunikasi, sibuk dengan kerjaan, dan ego mbikin mereka pengen tampil sempurna, tapi akhirnya mereka nyadar kalok mereka cuman butuh jujur dan saling mengerti.


Pelem itu jugak ngajarin nDaru bahwa hidup bukan persoalan menang sepanjang waktu. Lenny sengaja ndak nyetak skor akhir di pertandingan basket lawan musuhnya dulu di SD St. Marcus supaya musuhnya yang dulu kalah itu ngrasain menang sesekali dan supaya anaknya, Greggie ngrasain kalah dan berusaha, ndak cuman ngisep ketek bapaknya terus yang notabene bisa nyediain apapun buat dia. Dari situ nDaru belajar bahwa kadang kita musti nerima apa adanya kita, yang mungkin di mata orang lain biasa2 saja. Kadang kita dipaksa iri sama orang lain yang terlihat ngejreng, tapi itulah yang sebenernya membuat kita belajar mengakui keunggulan orang lain dan menerima apa adanya kita.


Pada akhirnya, Gloria, istrinya Rob bilang, “Life can be difficult sometimes. It gets bumpy. But with family and kids..and things not going exactly like you planned, but that’s what makes it interesting. In life..the first act is always exciting. The second act..that’s where the depth comes in.” Dan kata2 itu yang menjawab tantangan dari coach Buzzer di awal pelem,”I want you to play life like you played that game today, so when the final buzzer of life goes off… you’ll have no regrets.” Menjadi juara dalam hidup yang sebenar-benarnya, juara yang bukan hanya memenangkan pertandingan dangkal memamerkan gaya hidup, tapi juga memenangkan pertandingan sejati: menghargai diri sendiri tapi tetep mengalahkan ego dan kesombongan kita sendiri.

Senin, 06 September 2010

Mudik Pakek Motor


Hari2 sudah mendekati Lebaran, nDaru sukak merhatiin jalanan yang makin rame aja deh dong..Kebanyakan adalah para mudiker dari kota2 besar menuju tanah kelahiran mereka masing2..nDaru mo ngasih tips sedikit deh buat para bikers yang nekat naek motor buat mudik. Sebenernya ini cuman repost sih, tapi yaaaaa lmayan lah buat sedikit sangu naek motor


Pakai Helm Ini wajib buat pengendara motor, pakailah helm yang mahal, yang busa2-nya sampai menekan kepala kita dan terasa sumpek, tapi klo jalan pasti nyaman. Kepala adalah bagian tubuh yang berharga. disitu ada otak buat mem-prosesor-i tubuh kita, dan yang gak kalah penting adalah wajah kece dan tampan kita :p..gak mau dong wajah kita jadi bendas, gara2 mencium aspal. Untuk dalam kota, cukup helm half face yang dilengkapi kaca, tapi untuk bepergian mudik yang rata2 tentu saja jauh, ada baeknya pake yang full-face, karena pasti kita bakal menggeber motor lebih kenceng daripada pas kita jalan deket. Ngalahin kehilangan duidh taroklah 400 rebu tapi aman, sekaliyan menyamarkan kalok wajah situ jelek :p

Jaket dan Celana Panjang Jaket jelas melindungi kulit kita dari terik matahari dan angin yang menerpa, klo gak pengin kena paru-paru basah. Apalagi kalok jalan malem. Pakailah jaket dengan warna yang cerah, sehingga ketika bermotor di malam hari mudah terlihat oleh pemakai jalan yang laen. Jika perlu, tempeli punggung atau helm dengan stiker fosfor yang akan menyala ketika terkena sorot lampu. Celana panjang berfungsi melindungi kaki kita dari kerikil yang mungkin terbang ke kaki, cipratan aer, ato melindungi betis mulus anda dari knalpot ketika memarkir motor.

Kenali kendaraan anda Apa yang dilakukan motor waktu menerpa angin? Kecepatan berapa maksimal ia stabil waktu menikung? Se-pakem apa rem belakang? Se-spontan apa rem depan? Berapa jarak aman untuk mengerem? Supra nDaru, misalnya, dari hasil modifikasi karburator dan penggantian piston dengan ukuran yang lebih besar,oversize kalok orang bengkel bilang, dia bisa digeber sampai kecepatan 120 Km/jam, (lmayan kan buat motor berumur hampir 10 tahun?) Tapi agak melayang ketika digenjot di kecepatan 100 km/jam, shockbreaker YSSnya memungkinkan nDaru bisa menikung di kecepatan 40 km/jam dengan nyaman. Beda lagi ketika ndaru pake F1ZR, hanya dalam hitungan detik di track lurus nDaru bisa mengakslerasi kecepatan F1ZR dari posisi diam hingga kecepatan 140 Km/jam, Tapi ketika menikung, nDaru musti turun di kecepatan 20Km/jam karena shockbreakernya masih bawaan pabrik. Dengan mengenali sifat-sifat motor,Kita bakal tahu bagaimana titik-titik berkendara dengan aman bersamanya.

Berkendara dengan Kecepatan Normal Berapa kecepatan normal itu? nDaru yakin setiap orang relatif, misalnya, nDaru anggap kecepatan 70 km/jam itu normal di jalanan yang sepi (waktu SMA angka ini ada di titik 100 km/jam). Tapi Ndaru kira semua akan bersetuju jika kecepatan aman berkendara motor itu 40 km/jam - 50 km/jam di jalanan dengan arus lalulintas yang moderate.

Konsentrasi Meski hampir semua jidat bisa naek motor, jarang ada orang yang bisa konsen liat dijalanan setiap saat, kadang ndaru aja masih meleng ke kiri dan ke kanan klo pas lewat di jalan yang banyak obyek menarik buat dilihat. Pas balik liat kejalan tiba2 ada nenek2 nyebrang ato rombong bakso nylonong. Jangan terlalu banyak mengambil asumsi, terutama ketika di tikungan, di sela-sela mobil, atau waktu mo nyalip. Keadaan yang terlihat aman bisa berbalik secepat kilat dan di saat itu kita hanya punya waktu sepersekian detik untuk menyelamatkan nyawa.

Patuhi Rambu Lalu Lintas Sebenarnya ya, rambu lalu lintas itu — sekonyol apapun — dirancang untuk mengatur arus lalu lintas dan membuat arus itu aman. Selalu ada peringatan batas aman berkendara, dan selalu ada alasan kenapa di sana-sini ada rambu gak boleh brhenti, gak boleh parkir, dan gak boleh belok. Meskipun sepertinya rambu lalu lintas di sini telah berubah fungsi, adalah ide yang gak jelek buat tetap mematuhinya.

Jangan Mudah Emosi Ini mungkin yang paling berat. Di jalanan memang mudah sekali untuk naik darah. Melihat ada yang geber-geber gas di lampu merah saja sudah panas dan sudah pasang posisi mirip Carlos Checa. Ato di blong semena2. Mengalahlah pada begundal jalanan yang potong bebek angsa sana-sini. Para begundal itu suatu saat akan berakhir di rumah sakit dengan lengan patah.

Membawa Jas Hujan Ini penting banget kalok kehujanan di jalan, memang sih mending kalok hujan istirahat dulu menunggu hujan reda, dan disarankan banget kalok hujannya edan-edanan lebatnya, disamping jalan licin, jarak pandang juga kacau. Meskipun cuaca terlihat cerah, dan di tipi dikasih tau kalok endak bakal ujan, mending jaga2 deh, lebih baik punya tapi ndak butuh daripada butuh malah endak punya.


Waspada dengan Mobil dan Bus Selalu jaga jarak aman, baik ketika di depan, belakang, atau samping. Jangan deket2. dari pengalaman nDaru nyetir Nissan Terrano Kingsroad hibah dari babe, -ne mobil lumayan gede.- nDaru tau kondisi sekeliling hanya mengandalkan pandangan mata dan tiga spion. Spion kiri, spion kanan, dan cermin di tengah. Selebihnya insting dan perasaan yang bermain. Oleh karena itu, ada titik-titik yang tak terlihat oleh nDaru klo pas nyetir yang bahasa kerennya blind spot.Naa...dari sini, ndaru bisa tau dimana2 saja posisi yang gak kelihatan oleh mata sopir. Di samping lampu sein (kanan-kiri) dan tepat di belakang mobil dalam jarak kurang dari 1 meter.

Ketika akan memotong mobil, pastikan keadaan aman. Jaga jarak aman. Lewati mobil dengan cepat. Jangan memotong terlalu pendek dan mendadak, apalagi langsung mengerem ketika sudah ada di depan mobil. Jangan sekali-sekali berada terlalu lama di sisi depan Bus ato truk yang anda dahului , karena tempat itu paling tidak terlihat sopir. Kalau si mobil bergeser, Anda akan langsung kena tubruk.

Sekian tips dari nDaru, semoga bermanfaat, dan Selamat Mudik

Kamis, 02 September 2010

Mingsih Soal Perseteruan dengan Negeri Tetangga Lho!!

Semalem, sebagian besar penduduk negara ini pasti ikutan sibuk ndengerin pidatonya presiden mengenai komentar beliau menanggapi isu anti Malesiya yang saat ini santer banget jadi bahan perbincangan dan perdebatan. Lha...setelah ndenger langsung dari Pak Presiden, banyak masyarakat yang menganggap bahwa pidato itu endak tegas, endak ada wibawanya, endak ada nada ancamannya...dan sebagenya, bahkan 10 menit sebelon nDaru nulis postingan ini, di Metro TV Pak Permadi bilang "Mas Bambang kurang tegas, emosional dan endak rasiyonal.........." ya pokoknya beliau kecewa lah sama pernyataan sikap Pak Presiden. Di TV Oon, eh TV One, J Kristiadi juga lagi ngobrol soal Malesiya ini. Mungkin, kalok disurvey, penduduk republik ini bakal memilih opsi perang melawan Malesiya, dan dengan semangat bakal treak "GANYANG MALAYSIA!!!"



Well, memang sepertinya terlihat nasiyonalis dan patriotis banget deh, sebagian penduduk republik ini. Kalok dibandingin diatas kertas, Pasukan TNI aktip yang dipunyai Indonesia jelas lebih banyak, begitu juga dengan sistem persenjataan, Indonesia juga punya kuwantitas lebih banyak, ndak tau yang rusak dihitung apa endak. Pokokmen, soal sumber daya militer, Indonesia lebih unggul lah. Itu belum dihitung kalok rakyat Indonesia ini diikutsertakan dalam kampanye GANYANG MALAYSIA ini, tentu saja dengan mengabaikan keengganan mereka kalok disuruh jadi sukarelawan menjaga perbatasan di Entikong ya.



Tapi tunggu dulu, meski Malesiya kalah jumlah sumber daya militer, dia itu punyak konco kenthel di sebuah persekongkolan bertitel FPDA(Five Power Defence Agreement). disitu bercokol negara2 macam Britania Raya, Australia, Singapura, Selandia Baru, dan Malesiya sendiri. Mereka punyak kesepakatan bahwa jika 1 diantara mereka diserang, yang laen bakal mbantuin. Dari sini muncul pertanyaan, apa sampeyan rela, jika nanti bener2 perang, rumah sampeyan hancur kena tomahawk-nya Australia? Apa sampeyan iklas jika ibu sampeyan kena peluru yang dilepaskan dari F-15E Strike Eagle punyak RAF? Selat selat kita bakal dipenuhi Frigate2 Australia macam HMAS Darwin yang sanggup menghancurkan sebuah gedung hanya dengan sekali mencet tombol. Apa sampeyan pernah membayangkan kengerian ini?



Jujur nDaru memang setuju kalok kita memang mengkampanyekan GANYANG MALAYSIA, kek jaman babe nDaru dulu. Tapi sekarang kan jaman sudah modern, ada dong cara buat mengGANYANG MALAYSIA dengan cara yang lebih elegan. Misalnya, di bidang olah raga, Timnas Indonesia menggulung Timnas Malaysia dengan skor...mmmm...brapa ya??? Taroklah 1 pemaen nyumbang 1 goal..11 goal tanpa balas. Lalu di olahraga Badminton, Simon Santoso nyempalke boyoke Muhd Hafiz Bin Hashim, pingsan setelah di smash jidatnya sama Simon di Thomas Cup.


Atau di bidang perikanan, mintak para insinyur di IPB buat mbikin ikan2 pada balapan renang ke perairan Indonesia, jadi di Laut Malesiya ndak ada ikannya sama sekali, sehingga para nelayan malesiya pada kukur2 bathuk endak dapet ikan. Lalu dana 1,6 Triliyun yang mau dibuat gedung baru DPR itu di realokasikan buat mbikin pusat perbelanjaan di sekitar Entikong sana, sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi di sana bisa naek dalam waktu singkat. Kalok perlu mbikin perjudian legal disana, sehingga banyak orang pada bukak usaha disana, jadi perbatasan itu endak sepi. Lha kalok rame kan ketahuan kalok Malesiya sukak nggeser pathok perbatasan. Ini sebenernya kenapa malesiya itu sukak usil di perbatasan


Na, kalok di Kalimantan itu rame, kan ndak perlu tuh ngirim2 TKI ke Malesiya, kerja di Kalimantan saja otomatis usaha mereka seret wong kebanyakan pekerja di Malesiya itu sodara2 kita. Kalok seret usahanya kan devisa turun. Pengangguran meningkat, lha bisa bubar sendiri itu negara malesiya.


Jadi, perang ya perang..tapi kita kan endak perlu jadi orang bar-bar. Banyak orang mengutuk dan sukak nyalah-nyalahin birokrasi, tanpa mau melihat apa sebenernya yang membikin birokrasi itu salah. Banyak orang yang nyalah2in presiden karena endak tegas menyikapi perseteruan ini. Padahal anaknya disuruh kerja ke Malesiya biar cepet kaya di kampung. Ayo dong it takes two tango dude!!! Kalok rakyatnya udah bener, kan nanti ketahuan sendiri sape yang salah? Ya to?..Jangan sedikit2 mau nyerbu ke malesiya. Piye mau nyerbu negara orang kalok sodara sendiri ya di serbu? Jangan2 nanti kalok beneran perang malah bacok2an sendiri hanya karena yang disamping sampeyan kitabnya laen.


konco kenthel=teman akrab
nyempalke boyok=mematahkan tulang punggung



Jumat, 27 Agustus 2010

Nasionalisme Setengah Mateng

Beberapa hari ini kalok sampeyan liyat berita, pasti ngerti kalok sekelompok orang di negara kita ini lagi santer mau bertikai dengan negara tetangga kita yang ngakunya serumpun itu. Ada yang mbengok2 "Ganyang!!!......Serang!!!...Serbu" ada yang nekat nglemparin e'ok ke gedung kedubes negara serumpun itu, ada pula yang getem-getem emosi sambil mbakar n nginjek2 benderanya negara itu. Pokokmen heboh dan terlihat bernasiyonalisme banget deh.


Kalok nDaru sih, pengin ndatengin Menlu negara tetangga yang kemaren nggambleh di tipi soal dia yang udah ndak sabar sama ulah orang-orang itu. Lha kalok dia cuman digituin aja bilang ndak sabar, kita yang seriiiiiiiiing banget diusilin dan dihina-hina, diinjek-injek harga diri bangsa kita  sama mereka itu apa ndak simbah buyutnya sabar<--ini sangking sabarnya to. Datengin aja menlunya terus diajak tukaran, debat kusir soal siapa yang paling rese', nanti kalok luput sabarnya yaaaa....hyat dhiyesss sedikit lah.


Tapi kok nDaru terus noleh ke negara kita tercinta ini. Yang katanya baru saja ulang tahun ke 65 kemerdekaannya. nDaru malah jadi malu ati. Malah sempat terbersit, apa memang negara ini pantes dihina2. Lha piye to? Presiden cuman satu aja kok ya ngeluh terus. Pejabat2nya korupsi. Rakyatnya banyak yang mbrengkele aliyas susah diatur. Banyak anak muda yang sukak lagu melayu mendayu2 cengeng ndak mutu, daripada nyanyi lagu Gundul-Gundul Pacul, Sajojo, ato lagu daerah laen. Jangankan lagu daerah, lagu perjuangan aja banyak yang ndak apal. Banyak anak muda yang malah ndak apal lagu Indonesia Raya, bandingkan dengan rakyat negeri tetangga itu yang meski lagu kebangsaannya njiplak lagu Terang Bulan, tapi pada apal di luar kepala. Lalu bandingkan lagi tingkat kesadaran berlalu lintas antara sodara2 sebangsa kita dengan warga negara cules itu. Di KL, orang mau antre bang jo, orang mau tertib mentaati rambu-rambu. Mbuang sampah juga pada tempatnya. Lha kalok di negara kita? Jangankan tertib lalu lintas, SIM aja nembak.  Buang tisu ato bungkus makanan juga dengan santai saja di jalanan.


Kesimpulannya.....Kalok mau ngganyang, mau nyerbu, mau nyerang negara rese' itu ya ayo ayo saja..Ha tapi mbok ya ngilo githoke dewe dulu.