Selasa, 02 Juni 2009

Berkendara dengan Aman (Belajar Bijak di Jalan Part 2)


Kmaren nDaru melayat ke temen kantor nDaru, anaknya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis di daerah Magelang. Motornya nabrak trotoar dan menghantam tiang telepon. Sehari sebelumnya, nDaru besuk kadang katut, alias tetangga nDaru di rumah sakit, dengan penyebab yang sama, tapi beda lokasi kejadian. nDaru sempat ngobrol sebentar ma dokter yang merawat si tetangga, dia bilang, anak muda yang patah tulang gara2 kecelakaan kendaraan bermotor sudah kek sinetron saja, rutin, sering banget kejadian. Tadi malem si dokter ini baru selesai mengoprasi tangan kiri seseorang, paginya nyusul si tetangga ndaru ini ke sono.

Balik sekitar 5-6 tahun yang lalu, di sebuah siang yang terik, di kawasan rimbun Bambu Apus, Jakarta Timur, tangan kiri temen ndaru juga musti di gips karena disruduk sebuah Toyota Kijang di jalan raya Halim PK, yang lempeng dan sekilas mirip sirkuit Estoril Portugal. Tulang tangan kirinya retak karena gak kuat menahan berat badannya yang segede bayi kingkong.

Atau sekitar 4 tahun yang lalu, di sebuah sore yang mendung, menjelang ujian tengah smester, F1ZR nDaru sukses menabrak sebuah Suzuki New Shogun yang tiba-tiba belok ke kiri tanpa memberi lampu aba2 terlebih dahulu. Lutut kiri ndaru mencium aspal jalan raya di depan pabrik gula Gondang, Klaten. Tempurung lutut musti dibongkar. Praktis hampir 2 bulan nDaru kuliah pake tongkat. Bekas luka di lutut mpe sekarang jadi peringatan buat ndaru agar tetep WARAS jika naek sepeda motor.

Hampir setiap hari, dari nDaru pertama dapet SIM, nDaru banyak pake sepeda motor. Dalam sehari, rata2 1 jam ndaru habiskan di atas jok kuda besi itu. Dari situlah nDaru tau, bahwa banyak banget pengendara sepeda motor yang menganggap bahwa jalanan itu adalah maket sirkuit Hockenheim. Apakah anda salah satu dari pengendara itu? Kalo iya, tunggulah saatnya anda mengaduh kesakitan, entah karena jatuh, atau ditubruk pengendara laen, semoga gak gegar otak ato game over.
Klo nDaru boleh "menghakimi", jalanan di Indonesia ini adalah jalanan paling berbahaya di dunia, betapa tidak, kita udah berusaha se-tertib mungkin, se- hati2 mungkin, eh ketumbuk ma orang laen yang jalan se-enak jidat. Mengikuti rambu dan tata tertib bukanlah jaminan keselamatan, tapi paling enggak yaaaa bisa mencegah dan mengurangi resiko lah. Peercaya deh, bahwa aspal hitam dan pembatas jalan bukan lawan yang sepadan buat badan kita.

Pakai Helm
Ini wajib buat pengendara motor, pakailah helm yang mahal, yang busa2-nya sampai menekan kepala kita dan terasa sumpek, tapi klo jalan pasti nyaman. Kepala adalah bagian tubuh yang berharga. disitu ada otak buat mem-prosesor-i tubuh kita, dan yang gak kalah penting adalah wajah kece dan tampan kita :p..gak mau dong wajah kita jadi bendas, gara2 mencium aspal. Untuk dalam kota, cukup helm half face yang dilengkapi kaca, untuk bepergian keluar kota, ada baeknya pake yang full-face, karena pasti kita bakal menggeber motor lebih kenceng daripada pas kita jalan deket.

Jaket dan Celana Panjang
Jaket jelas melindungi kulit kita dari terik matahari dan angin yang menerpa, klo gak pengin kena paru-paru basah. Celana panjang berfungsi melindungi kaki kita dari kerikil yang mungkin terbang ke kaki, cipratan aer, ato melindungi betis mulus anda dari knalpot ketika memarkir motor.

Kenali kendaraan anda
Apa yang dilakukan motor waktu menerpa angin? Kecepatan berapa maksimal ia stabil waktu menikung? Se-pakem apa rem belakang? Se-spontan apa rem depan? Berapa jarak aman untuk mengerem? Supra nDaru, misalnya, dari hasil modifikasi karburator dan penggantian seker dengan kuantitas mesin yang lebih besar, dia bisa digeber sampai kecepatan 120 Km/jam, (lmayan kan buat motor berumur hampir 10 tahun?) Tapi agak melayang ketika digenjot di kecepatan 100 km/jam, shockbreaker YSSnya memungkinkan nDaru bisa menikung di kecepatan 40 km/jam dengan nyaman. Beda lagi ketika ndaru pake F1ZR, hanya dalam hitungan detik di track lurus nDaru bisa mengakslerasi kecepatan F1ZR dari posisi diam hingga kecepatan 140 Km/jam, Tapi ketika menikung, nDaru musti turun di kecepatan 20Km/jam karena shockbreakernya masih bawaan pabrik. Dengan mengenali sifat-sifat motor,Kita bakal tahu bagaimana titik-titik berkendara dengan aman bersamanya.

Berkendara dengan Kecepatan Normal

Berapa kecepatan normal itu? nDaru yakin setiap orang relatif, misalnya, nDaru anggap kecepatan 70 km/jam itu normal di jalanan yang sepi (waktu SMA angka ini ada di titik 100 km/jam). Tapi Ndaru kira semua akan bersetuju jika kecepatan aman berkendara motor itu 40 km/jam - 50 km/jam di jalanan dengan arus lalulintas yang moderate.

Konsentrasi
Meski hampir semua jidat bisa naek motor, jarang ada orang yang bisa konsen liat dijalanan setiap saat, kadang ndaru aja masih meleng ke kiri dan ke kanan klo pas lewat di jalan yang banyak obyek menarik buat dilihat. Pas balik liat kejalan tiba2 ada nenek2 nyebrang ato rombong dawet nylonong. Jangan terlalu banyak mengambil asumsi, terutama ketika di tikungan, di sela-sela mobil, atau waktu mo nyalip. Keadaan yang terlihat aman bisa berbalik secepat kilat dan di saat itu kita hanya punya waktu sepersekian detik untuk menyelamatkan nyawa.

Patuhi Rambu Lalu Lintas

Sebenarnya ya, rambu lalu lintas itu — sekonyol apapun — dirancang untuk mengatur arus lalu lintas dan membuat arus itu aman. Selalu ada peringatan batas aman berkendara, dan selalu ada alasan kenapa di sana-sini ada rambu gak boleh brhenti, gak boleh parkir, dan gak boleh belok. Meskipun sepertinya rambu lalu lintas di sini telah berubah fungsi, adalah ide yang gak jelek buat tetap mematuhinya.


Jangan Mudah Emosi

Ini mungkin yang paling berat. Di jalanan memang mudah sekali untuk naik darah. Melihat ada yang geber-geber gas di lampu merah saja sudah panas dan sudah pasang posisi mirip Carlos Checa. Ato di blong semena2. Mengalahlah pada begundal jalanan yang potong bebek angsa sana-sini. Para begundal itu suatu saat akan berakhir di rumah sakit dengan lengan patah.


Waspada dengan Mobil dan Bus

Selalu jaga jarak aman, baik ketika di depan, belakang, atau samping. Jangan deket2. dari pengalaman nDaru nyetir Nissan Terrano Kingsroad hibah dari babe, -ne mobil lumayan gede.- nDaru tau kondisi sekeliling hanya mengandalkan pandangan mata dan tiga spion. Spion kiri, spion kanan, dan cermin di tengah. Selebihnya insting dan perasaan yang bermain. Oleh karena itu, ada titik-titik yang tak terlihat oleh nDaru klo pas nyetir yang bahasa kerennya blind spot.Naa...dari sini, ndaru bisa tau dimana2 saja posisi yang gak kelihatan oleh mata sopir. Di samping lampu sein (kanan-kiri) dan tepat di belakang mobil dalam jarak kurang dari 1 meter.

Ketika akan memotong mobil, pastikan keadaan aman. Jaga jarak aman. Lewati mobil dengan cepat. Jangan memotong terlalu pendek dan mendadak, apalagi langsung mengerem ketika sudah ada di depan mobil. Jangan sekali-sekali berada terlalu lama di sisi depan Bus ato truk yang anda dahului , karena tempat itu paling tidak terlihat sopir. Kalau si mobil bergeser, Anda akan langsung kena tubruk.


gambar di ciduk dari sini


1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih postingan anda, sangat bermanfaat sekali, terutama bagi saya pengendara motor pemula. Sekali lagi makasih lho...