Jumat, 30 Januari 2009

it's my life


Once, I woke up in the morning and realized that, literally, I was in the place I belonged to. I was okay, that was the simple sentence to describe what happened, compared with others who sometimes did not understand what they were doing right there. At least, I did many things that I really wanted, I dressed in such 'style' that represented me as me my self, I chose the people around whom I was comfortable with. What should've I beg more? I felt that I owned my own life, without any moral responsibility of doing others' wants and ethical obligatory of respecting others' idealism. Oh, I still remembered such sentences, "Finish your study soon then go to Company A, it is definitely great for you", or "Find the guy who does not only provide you a bunch of love but also such guarantee of prosperous life". Yet, they were just like wind blowing high and I didn't feel any of them.

Whatever it takes to be the real I am, however, I do understand that I cannot live alone, with my own way. I still have my labels, as daughter, labor, friend, sister, grandchild, and wife (perhaps in the next five years). And, each label requires each effort. As me myself, for instance, I think it is okay to take a rest on Saturday because I am completely exhausted after a hard week of working. But, because of the label as part of family, I have to attend a family gathering that, fortunately, has nothing to do with the meaning of family itself. I do not understand who they are, even I know many of them do not behave as family member.

Sometimes we have to take such responsibility of the labels though we do not like doing it. Instead, again sometimes, certain condition puts us in a confusing life where we cannot do anything else except those that are labeled as 'things-to-do'. Life, perhaps, has much more surprise than we thought when we were still a child. Sometimes, we do not know what we are doing, and many of us doubt the path we have chosen, yet we remain silent because we still do not know what we should do. Ironically, sometimes we have to do certain things that we do not understand, yet we keep working on them, because we just need to do those things. Consequently, we worry all of the things we are working on, question their essences, and wait for the result.

Perhaps, I worry too much. Perhaps, I doubt too much. Yet, I believe they are just part of the process I'm living with. And, I do believe that I have to live with the labels and those unwanted conditions, doubt, worry, question, and confusion to make me believe in what I am coping with. I don't know what will happen later, but I learn to believe and I learn from I believe.

Kamis, 29 Januari 2009

dreaming is not a crime


Wuehehehe..akhirnya dengan sedikit modifikasi dan japu2 :p, setelah ngendon di folder draft slama beberapa bulan, ndaru posting juga ne artikel. Dulu ndaru gak yakin mo posting neh artikel, takut dianggep anak bawang n kekanak-kanakan. Tapi beberapa hari ini ndaru ngobrol via YM tercinta dengan seorang sohib ajaib. Setelah lebih dari 1 tahun kita sharing2 dan crita2, ternyata baru ketahuan klo sebenernya kita punya hobi yang sama yaitu mantengin anime dan baca komik. hihihihi.

Seperti kita ketahui bersama bahwa bagi banyak orang, membaca komik itu kerjaan n hobi anak kecil. Dan seandainya pun komik dewasa, kita dituntut buat menganggap komik itu cman hiburan kala jutek n bete doang. Apapun yang terjadi di komik itu adalah khayalan dan gak bakal terjadi di dunia nyata. Jadi setelah baca komik kita dituntut buat menginjakkan kaki dan kembali ke dunia nyata dan melupakan apa aja yang terjadi di komik yang kita baca. Emang sih itu gak sepenuhnya salah. Bagaimanapun juga komik tak ubahnya cerpen ato novel, hanyalah cerita khayalan sang penulis ato sang komikus. Terkhusus untuk komik, kejadian2 pada cerita komik itu hanya ada di dunia mimpi. Bagaimana mungkin Doraemon menyimpan begitu banyak barang di sebuah kantung yang cman sebesar dompet wanita, bagaimana mungkin manusia bisa hidup di planet Mars dan bikin kota seperti Venesia disana.

Orang kadang lupa, bahwa sesuatu yang besar itu dimulai dari mimpi, dari khayalan dan imajinasi gila. Jauh seblon Apollo 11 tunggangan Neil Armstrong dkk parkir di bulan, Si Flash Gordon udah goes to the moon duluan, alias pergi ke bulan, klo gak salah, menurut paman wikipedia, tu komik rilis tahun 1934. Jauh sebelon handphone yang ada teknologi 3G, April O'Neil klo ngobrol ato kontak2an ma para Kura2 Ninja udah pake alat yang bisa liat jidat masing2. Ini bukti klo sebenernya komik yang identik dengan dunia mimpi dan imaji gak cman sekedar hiburan nggacor doang. Tapi bisa menjadi sumber inspirasi buat hidup yang lebih baek. Ndaru sendiri jg pernah ngalamin dapet inspirasi abis liat Deunan Knute. Waktu itu ada masalah dengan server t4 ndaru kerja, na tyata --walo sedikit di dramatisir-- si Deunan punya masalah yang sama dengan ndaru, di anime itu ditunjukan kekmana mengatasi problem tu server, alhasil, tentunya dengan penyesuaian di dunia nyata, ndaru jg bisa meng-online-kan balik tu server.

Emang sih, kata temen ndaru yang asli Malang, menjadi penulis komik, ato bisnis di bidang perkomikan gak bakal bisa jadi milyarder. Blon ada di dunia ini pengusaha komik yang kekayaannya bisa menyaingi Bill Gate ato Li Jiangsu. Paling mentok kek Om Stan Lee ato Fujiko F. Fujio. Tapi lihatlah karya2 mereka, menjadi penghiburan --klo gak mau disebut sumber inspirasi-- buat orang banyak. Dulu pas kuliah, ketika temen2 ndaru rame2 pada bisnis pulsa, ngasih les ato ikutan MLM sebagai side-job mereka. Ndaru memilih buat buka kios persewaan komik. Penghasilannya gak seberapa, dalam 1 bulan, keuntungan yang didapet paling cukup buat bayar pegawai n beli komik baru, sewa kios+bayar listrik aja masih nombok, sampai akhirnya kios rubuh kena gempa. Tapi minimal impian ndaru kesampaian, karena dulu kecilan ndaru cman dapet jatah 1 komik/bulan, itu aja tiap minggu musti nyuci mobil babe dulu. Impian ndaru kesampaian buat borong komik, sekali beli 20 biji hehehe.

Jadi klo kata ndaru sih, gak usah takut dibilang kek anak kecil gara2 maniak anime ato baca manga, toh banyak pelajaran yang kita dapet dari sana. Bagaimana sebuah komik bisa menyentuh kehidupan kita. Emang sih kita gak bisa kek Kenshin, masak kemana2 mo bawa parang, yang ada kita dianggep sarap, ato menjadi kuat seperti Deunan Knute n temennya Brearios yang separuh cyborg. Ato bisa minta alat2 unik nan canggih seperti Nobita. Tapi dari cerita2 itu toh banyak esensi yang bisa kita petik, menjaga perdamaian dengan tepo sliro dan kebersamaan kek di cerita Kenshin misalnya, ato nilai perjuangan dan persahabatan kek di cerita Apple Seed, ato ngerti bahwa dengan alat canggih pun masih perlu kebijaksanaan untuk memakainya, kek di cerita Doraemon. Ato menjadi bijak dan tekun kek di komik karya Kho Ping Ho. Nilai dan pesan di komik jauh lebih bisa dipegang daripada sinetron Indonesia yang critanya gak jauh2 dari brantem, rebutan harta, rebutan cowo'/cewe'. Cman judulnya aja yang kadang catchy cman critanya gak nyambung. Klo analisa bapaknya si Del, wong setting di sekolahan kok gada adegan belajarnya. Wagu!!..Mungkin ndaru bakal di cap sebagai orang yang gak cinta produk dalam negri. Tapi boleh dong memilih hiburan yang gak menyesatkan dan lebih berbobot :p

gambar di culik dengan paksa dari sini lho

Selasa, 20 Januari 2009

investasi sikap



Beberapa hari ini, ada sodara ndaru dari Surabaya yang ngacir dari rumah trus nginep di rumah ndaru, cukup lama, jdi lmayan buat temen ngobrol klo malem hari :p. Ya mungkin istilah ngacir terlalu kasar ya..tapi sodara ndaru ini lagi mencari suasana baru, lagi tetirah kata orang jawa. Dia 3 tahun lebih muda dari ndaru, jadi cukup dewasa buat bisa menimbang sendiri mana yang baek dan mana yang jelek. Kami berdua sama2 anak bontot, bedanya, sodara dia cman satu, dan sama2 cewe'. Si kakak udah kerja di sebuah LSM yang cukup bergengsi, dengan gaji yang lmayan tinggi, dan kedudukan yang lumayan mentereng. Sementara sodara ndaru ini masih bertempur buat menyelesaikan skripsinya.

Dari obrolan ndaru ma dia, ndaru bisa nangkep klo ne anak lagi gak mood ma suasana rumah. Posisinya sebagai anak bontot dan sama2 cewe' sering diperbandingkan dengan sang kakak. Mungkin gak secara frontal, tapi dari perlakuan kedua ortunya ma mereka berdua, jelas banget bahwa papa dan mamanya punya perlakuan yang berbeda ma dua orang ini. Ditambah lagi akhir2 ini sang kakak lebih bisa menunjukan "kesuksesannya." Sang kakak bisa membelikan papa mamanya sandal dan sepatu yang bagus, bisa bantuin beli rumah, dan yang paling mutakir, si kakak ini dengan --maap-- sedikit pongah sanggup membayar semua pengobatan dan biaya rumah sakit, ketika kakek mereka di opnam di RS.

Hari demi hari, waktu demi waktu, sodara ndaru ini merasa makin jenuh dengan perlakuan beda yang ditunjukkan oleh papa dan mamanya. Soal pacar, sang ortu fine2 aja ketika sang kakak memilih orang yang tampangnya kek kernet metromini jurusan Priok-Ps. Senen, --ya emang ya penampilan emang gak bisa dijadikan tolok ukur pribadi seseorang, tapi klo penampilan itu mengganggu orang disekitarnya jg keknya perlu dipikir lagi-- Sementara, pacar sodara ndaru ini, terbilang "normal" maksudnya penampilan gak aneh2, seiman, dateng dari kluarga yang baek. emang sih bukan dari keluarga yang mentereng, eh ditentang abis2an ma ortunya, dengan alesn yang gak masuk akal.

Yaaaaa...ndaru sih cman bisa bilang,kadang ortu kita gak objektip dalam membimbing dan memperlakukan anak2nya, jadi klo boleh ndaru bilang, si adek mo beliin barang2 yang lebih hebat daripada sang kakak, dia akan tetep menjadi "2nd kiddo" buat ortunya. Gak jauh beda sih ma ndaru, kadang ndaru diperbandingkan ma sodara2 ndaru yang laen. Si Jati itu gini lho ru, Si Budi itu gitu ru, Si Cosmas itu gini ru, si Abdi itu gono Ru, kok kamu engga'. Gitu kadang mami dan babe suka mengkritisi apa yang ndaru kerjain dengan membandingkan ndaru ma sodara ndaru yang laen. Ketolongnya sih sodara ndaru banyak n beda kelamin. Sementara sodara ndaru ini cman 2 bersodara, udah gitu sama2 cewe'. Jadi perbandingannya bakal lebih gede dari ndaru.

Menjadi anak bontot emang kadang gak asik, selain kadang kita dapet barang lungsuran dari kakak2 kita, nasib jg kadang membawa kita pada situasi dimana apapun yang kita kerjain hanya akan menjadi nomor 2 buat ortu, hanya karena kita telat laer belakangan, kadang kita dihakimi hanya menjadi potokopi dan gak bakal menjadi sebaik apa yang udah dibikin ma kakak2 kita. Na disinilah ndaru pengin bilang bahwa toh kadang kita gak bisa berinvestasi materi, tarohlah klo membelikan sesuatu ke ortu itu investasi ya. Kita Cman bisa ber investasi sikap. Ini lho pribadi ndaru, beda ma Budi, Abdi, Cosmas, Jati. Ini lho ndaru, yang mungkin mbambung, ndableg, tengil, bandel, pemberontak, tapi toh ya ini ndaru. Tanpa mengesampingkan ortu yang udah membesarkan dan memelihara kita dari orok, ato ngojok2in kita buat benci ke ortu, kita toh bertumbuh dengan kepribadian kita masing2. Mungkin mpe Kodok bermetamorfose jadi Kingkong orang gak bakalan bisa ngerti apa yang menjadi keyakinan kita, tapi ya biar aja. Toh penghakiman terakhir tetep ada pada Dia yang diatas, yang emang mempunyai kuasa atas hidup dan mati kita.




Jumat, 16 Januari 2009

Relasi


Selama seperempat abad ndaru berziarah di dunia ini, banyak sekali orang yang ndaru temuin. bejibun dah, ada yang cman numpang lewat, ada yang cman numpang kenalan di bus, ada juga yang emang bener2 mampir di kehidupan ndaru dan menjadi kenangan di hidup ndaru, begitu banyak relasi yang ndaru jalani. Namanya juga makhluk sosial, dimana2 selalu bersosialisasi hehe. Ibarat koneksi jaringan, relasi manusia juga membutuhkan konektor, dan alat2 yang bisa mempererat hubungan mereka. Media untuk ber-relasi ini juga tentunya bermacam2. Klo di jaringan internet kita mengenal yang namanya wireless, LAN, broadband dkk. Relasi manusia juga medianya macem2. Ada yang berinteraksi secara langsung, face to face, ada yang lewat telephone ato komunitas2 tertentu, dan yang paling mutakhir adalah relasi lewat internet a.k.a. cyber.

Pada awalnya, manusia cman berinteraksi secara langsung, jaman Majapahit dulu mana ada orang chatting. Coba Gajah Mada itu bisa chatting, pasti dia bisa invasi sampai ke Timur tengah, ato P. Diponegoro pasti bisa menang lawan Belanda klo bisa beli infra-red google di e-bay. Pak Dirman dulu pasti gak usah susah2 gerilya klo pasukannya disuruh latian conter strike dulu. Cyber world adalah wahana untuk mengekpresikan diri, seperti halnya menulis ato nyanyi.
Situs2 interaktif seperti Friendster, Facebook, KapanLagi, Myspace, Meebo sudah menjadi trend dan gaya hidup untuk bersosialisasi di "dunia lain."Curhat2 dan kenalan2 yang dulu cman bisa dilakukan secara langsung, sekarang bisa di per-simpel lewat cyber. Bahkan cari jodohpun bisa lewat cyber.

Bukannya mau sinis, toh ndaru kadang juga menerima curhat2 lewat PM dan kiriman email. Banyak juga yang curhatan ini dateng dari orang yang cman ndaru kenal lewat cyber dan blon pernah ketemuan. Dan dari curhat2an versi cyber ini ndaru banyak mendapat "sesuatu" yang kepake buat ndaru sendiri. Mulai soal cinta, sampai pada masalah kehidupan sehari2. Semua toh bisa menjadi pelajaran yang berharga buat ndaru. Ya emang sih kadang kita ketemu orang yang menyebalkan dan cman mo mojokin ndaru dengan petuah2 mereka. Tapi toh kata orang china yang ndaru lupa namanya --ne ndaru dapet dari temen cyber ndaru yang asli malang--"bahkan kadang kita belajar sesuatu yang penting dari musuh kita" :p

Rabu, 14 Januari 2009

Tirakat


Orang jawa punya banyak sekali kebiasaan unik, salah satunya adalah kebiasaan tirakat, ato melek di malem hari. Biasanya orang yang lagi punya kepenginan ato lagi terlibat masalah yang pelik, mereka bangun di malam hari trus berdoa. Banyak kesaksian yang kemudian menyebutkan bahwa ketika berdoa di malam hari --apalagi klo mau keluar rumah, di teras misalnya n memandang ke langit--terkabul keinginannya. Di agama ndaru, ada sebuah kebiasaan juga, untuk berdoa di malam hari, sekitar pukul 1.00 s/d 4.00 dini hari. Hampir sama kek apa yang ada di kebiasaan orang jawa.

Entah ini hanya mitos ato memang benar adanya, *ya secara, berdoa pan bisa dimana aja kapan aja, toh Tuhan gak tidur jadi masih bisa denger doa kita kapan aja* tapi, berdoa di malam hari itu biasanya lebih khusyuk, suasana yang sepi dan khidmat, dan klo beruntung kita bisa melihat langit cerah penuh bintang --klo pas musim ujan susah--membuat kita lebih deket ma yang diatas. Jauh dari hiruk pikuk dan ramai duniawi. Kita dibawa pada suasana tenang dan ayem.

Manusia hidup toh pasti gak lepas dari apa yang namanya masalah dan situasi gak menyenangkan, suasana yang bikin kita BT n males ngapa2in. Na, mungkin pas malem gini jg kita bisa sejenak rekreasi dan menata pikiran kita. Pas banget buat minum teh sambil menata jidat. Diem sejenak dan menyerahkan semua kepada penyelenggaraan-Nya. Setelah selama sehari kita mikir kerjaan dan hal2 yang mungkin gak asik buat dikerjain. Malem kekgini bisa buat menyendiri, waktu yang bener2 buat kita sendiri. Mungkin tadi siang kita dihakimi karena tonggosnya gigi kita, karena poto kita jelek, ato karena tatanan rambut kita gak match ma sepatu kita. Na, keknya bagus neh klo malem2 gini, kita nyepi sejenak dan mensyukuri apa yang udah kita dapet, dan gak ngedengerin opini orang soal penampilan fisik kita.

Senin, 12 Januari 2009

Sabar


Salah satu resolusi ndaru di tahun 2009 ini adalah menjadi lebih sabar. Mungkin simpel ya, tapi toh weeee..butuh niat yang bener2 gede dan tentunya kesabaran itu sendiri hehe. Kata orang kan orang sabar dikasihi Tuhan. Ndaru pengin mencoba buat lebih deket pada-Nya, lewat jalan lebih sabar ini, secara, ndaru bukan pendoa yang baek, bukan devoter yang baek, jadi yaaaa..mungkin dengan lebih sabar, ndaru bisa lebih menghayati kebesaran-Nya.

Tak bisa dipungkiri bahwa kita hidup di dunia ini selalu bertemu dengan orang. Kita sebagai makhluk sosial jg dituntut buat berinteraksi dengan orang2 itu dan membentuk sebuah kelompok ato komunitas. Na, gak jarang kita ketemu dengan orang2 yang biasanya menguji sampai dimana titik nadir kesabaran kita dan membuat kita gak nyaman, alhasil, kita yang musti ngalah dan bersabar. Klo menurut jidat ndaru, kondisi kekgini sih mungkin disebabkan karena kita punya pandangan dan cara hidup yang berbeda. Na, perbedaan ini yang gak jarang bikin kita gak nyaman. Contohnya gini, buat sebagian orang, memberikan info kontak kepada orang laen tanpa minta ijin ke yang bersangkutan itu gak papa. sementara, orang laen cukup terganggu dengan fenomena itu. Ato, buat sebagian orang, mengenalkan orang ke orang laen itu gak papa, sementara ada orang yang lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang laen apa adanya, gak musti lewat orang ke3 dan seterusnya.

Bahkan dengan orang yang gak kita kenalpun kita musti bersikap sabar, maren ada bapak2 naek megapro yang nyelonong ndaru di antrean pom bensin. Trus kmaren lusa ada xenia yang dengan enaknya klakson2 ndaru karena pas dia nyalip didepan ada mobil dan minta ndaru minggir dulu. Dan masih2 banyak suasana2 serupa yang tentunya mungkin pernah temen2 alami. Dan kita cman bisa bilang SABAR.

Gak jarang juga kita ketemu ma orang yang menurut pendapat umum emang menjengkelkan. Mengkomentari kita secara negatif, memojokkan kita dengan ide2 dan pendapat2 konyol, dan kemudian ngeloyor gak bertanggungjawab. Ato ketemu orang yang pinter ngeles, orang yang punya segudang alesan buat menutupi kegilaan dia dan bener2 membuat kita jengkel dan tampak konyol. Dan gak jarang orang2 kek gitu kita temui cman di dunia cyber. Dunia yang cman maya. Mereka2 ini seolah2 tahu kita dan merasa begitu dekat dengan kita,hanya karena kita sering berinteraksi dengan mereka di dunia maya. Hanya karena mereka pernah liat foto kita di situs pertemanan. Dan hanya2 yang laennya.

Gak jarang juga kita ketemu dengan orang yang merasa mempunyai hak untuk mencampuri kehidupan kita, merasa punya hak untuk berkomentar negatif (lagi), merasa punya hak untuk menentukan siapa yang harus jadi temen kita, dan siapa yang bukan, bahkan merasa punya hak untuk menjodoh2kan kita dengan orang laen. Menghakimi kita dengan idealisme mereka, dan memaksa kita untuk melalui rel yang sama dengan rel yang mereka lewati.

Hidup itu unik, gak ada orang yang mempunyai jalan hidup yang sama. Apa yang menurut kita baek kan blon tentu buat orang laen baek juga. Keknya klo setiap orang punya pemikiran kekgini, bakal banyak orang yang bisa jadi sabar deh..hehe, cman kok keknya belon ya, jadi yaaaaaaa....selamat mencoba menjadi orang sabar.


Rabu, 07 Januari 2009

single fighter


Sometimes, we wake up in the morning with no one else to share with, but only obstacles. Sometimes, we have to spend all of our energy only to solve the problems that actually do not belong to us, but we have to be there. Sometimes the problems drive us all of the time, and we realize that we are only busy of getting out of them without any single time to take care of ourselves. Sometimes, just sometimes, we do not remember the last time we could laugh loudly. We forget how to be ourselves as the world demands us too much.

Yes, this place is a restless world where we cannot stay silently. Once we enter it, no turning back then. We have to move, we have to jump, we have to run, we have to do so many things, because those are the only things enabling us to stand still. There is no guarantee that when we do A we will get A later, or when we are good we will earn goodness. On the contrary, there is much surprise there and we have to be ready.

Perhaps, at the first time we think that we have a perfect life. But, we find later that the people around us are not as good as they are, that the job is not as easy as we see, that we cannot handle certain things, that we have to loose certain people, that we cannot do something, that we are alone, that the one we love sometimes cannot love us like we want; that everything can always go wrong.

We have done everything later, but sometimes, we cannot be the winner, but the looser. But, at least, we have done our best. At least, we have courage to get involved in and finish all of the games. At least, we stay, not run away. And at least here we are passing through all those rough roads. And here we are, ready for the next stage

Selasa, 06 Januari 2009

Resolusi oh resolusi


Yupz. welcome to 2009, tahun kerbau menurut penanggalan China. Pasti dong udah pada bikin resolusi --baru tau tyata resolusi tu beda jauh ma resoles :p-- Cita2 dan kepinginan2 atawa target2 yang kita pengin capai di tahun baru ini. Meski rada2 bau konyol dan selenge'an, ndaru jg punya lah resolusi buat tahun baru ini, ya mungkin konyol n bau2 butuh keajaiban, tapi toh yaaaa...lmayan buat nambah2 semangat klo pas kerja, kan ada tuh kata orang yang bilang klo kita kerja trus punya motivasi, kerjanya lebih semangat n seru. Tapi toh yaaa....ndaru gak mau disetir ma resolusi ndaru, lebih baek santai2 saja lah, dapet ya sukur, gak dapet yaaaa....jadiin aja resolusi buat taon belakangan hehe.

Jika kita bikin resolusi, pasti dong kita jg bikin evaluasinya. Mana yang belon kepegang, mana yang mungkin udah punjul ato lebih dari yang kita harapkan. Ato bahkan malah semakin jauh dari resolusi yang kita bikin? Kadang kejadiannya kekgini, kita bikin sebuah resolusi di tahun 2001 misalnya, eh kewujudnya di tahun 2012, ya gpp kan? daripada kewujud di tahun kingkong?

Kebanyakan orang, membuat resolusi mereka berdasarkan tolok ukur materi, misalnya, taun eni gue mo punya mobil alphard, tahun ini gue mo punya pesawat jet pribadi, dkk. Ato klo gak tahun eni gue pengin merit ma artis dangdut. Kadang semua serba "GUE".Pernah gak bikin resolusi yang menyangkut pembangunan mental dan emosi, ato demi masyarakat yang lebih baek..ciyeeeh bahasa ndaru..tahun ini gue mo berbuat baek ke 1000 orang di sekitar gue, tahun ini gue mau chatting dengan gaya yang normal2 aja, gak nipu dan gak bikin komentar negatip ke chatter laen<---------cyber banget yak?? Hehe, entu cman contoh aj. Ya mungkin gak sebesar itu ya, tapi minimal ayo lah kita sedikit "menggeser" resolusi kita, biar orang laen jg kebagian. :)

--karena kehidupan ini seperti buku, setiap hari adalah satu lembar halaman yang berisi pengalaman untuk dipelajari, petualangan untuk diceritakan, dan banyak hal untuk di pelajari--