Rabu, 02 Juni 2010

Miss Simelekete

Sebenernya, nDaru sudah dari duluh sebel setengah mati sama konsep ajang mis-misan, dari Miss Universe lah, Miss World, Miss Timbuktu, Miss Uganda, Miss kempis laennya. Gara-gara nonton Miss Indonesiya semalem di tipi, nDaru jadi keingetan sebel nDaru yang ituh. Ya memang, kalok Anda punyak duwit, silaken mau bikin kontes mis ato mister. Mbikin ajang seperti ituh memang hak tiap manusiya dan bagian dari budaya jugak, tapi yang bikin nDaru sebal adalah standar yang diciptakan untuk diberikan kepada seorang perempuan yang berhak dipanggil “Miss”. Dan, maap Ndaru musti bilang kalok standar yang dibikin ituh konyol!


Lhaaa, gimana endak konyol cobak. Standar yang dipakek untuk menilai kontestan mis-misan adalah tiga be: brain, beauty, dan behavior. Eh, katanya yang terakhir inih ada satuh be yang laen. nDaru lupa be apa, tapi ya mesti be yang bagus, endak mungkin brewokan ya..hihihihihi. Sayangnya, beauty yang ditentukan sama panitiya adalah mereka yang bertubuh bongsor seperti cagak listrik, berambut panjang, dan punya alis yang ditato. Cobak Anda liyat, apa ada kontestan mis-misan yang bertubuh bantat, gemuk, jerawatan atok punyak pipi bitol ß chubby total? Endak to.

Laluh, masalah brain, panitiya bilang kontestan diharuskan punyak wawasan yang luas dan mampu menghadapi tiap persoalan dengan semart. Cobak Anda liyat gaya embak-embak ituh menjawab pertanyaan dewan juri. Mereka lebih mirip kayak orang menghapal teori yang sedang beretorika tanpa melihat konteks pertanyaan dengan cerdas. Ha terus brain yang dimaksud yang seperti apa.


Masalah behavior inih jugak endak kalah bikin geregetan. Behavior semacem apa yang seharusnya dimiliki oleh Miss Indonesiya yang katanya mewakili profil perempuan Indonesiya sejati begituh. Apakah yang bisa lenggak-lenggok di panggung, terus menyunggingkan senyum sampek bibirnya kering, ato yang bicaranya mendayu-dayu lucu? Ada yang dengan bangga dari awal sampek akhir ngomong terus pakek Bahasa Inggris, padahal ditanyanya pakek Bahasa Indonesia. Apa terus kelihatan keren kalok bisa ngomong Bahasa Inggris? Lha katanya ituh ajang Miss Indonesiya, masak endak merasa malu malah ngomong pakek bahasanya kumpeni. Seharusnya, Miss Indonesiya ituh ya berbahasa Indonesiya, ato malah lebih bagus ngomong pakek bahasa daerah.


nDaru jadi inget omongan si Jumi, temen nDaru yang endak kalah sebal dengan fenomena orang-orang norak yang ngrasa keren kalok Berbahasa Inggris. Harusnya Miss Indonesiya ituh ya Indonesiya sekali, bisa Bahasa Indonesiya, tahu persoalan Indonesiya apa, bisa bahasa daerah, kenal sama budaya negrinya sendiri, bukan mereka yang kelihatan wah karena blesteran dan nggambleh pakek boso londo. Ituh napa nDaru ikutan mangkel dengan hasil pemilihan Miss Indonesiya tahun lalu. Bukannya mau mendiskriminasi orang ya, lha tapi Miss Indonesiya kok ngomong Bahasa Indonesia aja endak bisa dan harus dibantu penerjemah. Ya ampun, Gusti!


Laluh, Miss Indonesiya ituh yang seperti apa? Kalok ajang ituh bertujuan untuk mencari profil yang bisa menggambarkan dan mempromosikan Indonesiya banget, ya mbok standarnya ditinjau ulang. Ajang mis-misan semacam ituh malah banyak mendiskriminasikan perempuan. Kalok Anda bertubuh tinggi, pinter make-up, bisa Bahasa Inggris, dan lebih lagi blesteran, kinclong lah pokoknya, Andalah yang bisa jadi calon Miss Indonesiya. Tapi, kalok Anda ituh endak suka dandan, bertubuh pendek, dari ndeso sana yaaaa endak bisa jadi Miss Indonesiya. Anda mungkin bakal bilang bahwa tulisan ini hanya pelampiasan dendam nDaru yang endak bisa ikutan ajang2 mis2an..Ya ndak pa2 kalok anda mikir seperti itu. Mungkin memang benar adanya, tapi anda musti inget, banyak lagi wanita2 indonesia ini yang lebih jelek dari nDaru, yang lebih pendek dari nDaru, dan lebih siyal dari nDaru, dan nDaru yakin mereka banyakan yang ndak ikutan ajang itu daripada yang ikutan.


Yah, nDaru toh sadar. Ajang mis-misan ituh endak jawuh dari fenomena bisnis yang memajang perempuan sebagai alat penarik perhatian publik. Makanya, mis-misan simelekete!

23 komentar:

mas stein mengatakan...

dulu salah seorang senior saya pernah nanya, "kenapa gambar di komik-komik jepang itu matanya selalu bulet lebar?"

kata senior saya karena itu ekspresi dari keinginan mereka memiliki sesuatu yang ndak mereka punya.

saya pikir kontes-kontes itu juga agak mirip ceritanya, selain motif bisnis tentunya. sesuatu yang ndak dimiliki oleh kebanyakan wanita indonesia akan membuat penilaian semakin tinggi, kulit putih, tubuh langsing nan sekseh, boso linggis, hidung mancung, termasuk mungkin isi kepala yang agak-agak kurang. *mlipir*

nDaru mengatakan...

@ Mastein,
Lha itu makannya..mis-misan semacem itu bukan malah memperkaya khasanah budaya kita, tapi cenderung menjerumuskan untuk "wannabe" minded

Dewa Bantal mengatakan...

Haha... memang bener semua komplainmu ini. Indonesia ya Indonesia. Mewakili Indonesia. Karena ini adalah pemilihan simbolisasi indonesia didalam seorang Wanita.

Bukan mencari menteri / putri pariwisata, maupun menteri luar negeri >.<

Tapi sedih memang, sekarang sudah bukan jaman kebaya lagi, melainkan G-string dan thong... -_-;

freak dreamer mengatakan...

hahahhaha setubuh dah sama Ndaru
Miss Indonesia adalah yang bisa menggunakan minimal 10 bahasa daerah, selain bahasa Indonesia itu sendiri. Dan ujian pengetahuannya, suruh bandingin mana yang budaya asli Indonesia dan mana yang comotan dari luar negeri. Trus kudu bisa nyanyi ato nari lagu-lagu dan tarian-tarian daerah.

Asik kali ya kalo kriteria pemilihannya begitu. Yang nonton juga bisa ikutan pinter sama budaya negeri sendiri. Dan negara tetangga gak akan semena-mena lagi nyolong budaya kita nan kaya itu...

Unknown mengatakan...

ndak usah sedemikian frustasi kalok ndak bisa ikutan, Mbak. Hihihi... becanda...

Mungkin kita perlu mbikin kontes tandingan, misalnya: Miss Ndeso. Eh, kalok pake "miss" ya memang harus pakek boso linggis ya? Ya sudah, kita ganti judulnya: "Mbak Ndeso"

Hihihihi... ini hanya becanda loh. Jangan dimasukin di hati. Daku ndak mangsud menyindir syapa pun. Tapi kalo pun ada yg tersindir, maafkan daku ya?

Salam.

nDaru mengatakan...

@dewa bantal
lha iya..simbah saya dulu ndak pakek itu g-string ma thong..makanya saya bilang miss indonesia ini sama sekali ndak mewakili indonesia banget

nDaru mengatakan...

@ Del
jangan 10 lah del..kesian..9 aja deh gak usah banyak2

@ Bang Dewo
Sampeyan mbok bikin, kan sampeyan tajir

Unknown mengatakan...

baik miss ato putri indonesia,,emg sebaiknya ngerti budaya indonesia :) -setuju!

lalu knp bisa bahasa inggris jadi nilai plus?

miss indonesia, nantinya akan mewakili indonesia di ajang miss world

sedangkan putri indonesia, nantinya mewakili indonesia di ajang miss universe..

wahai teman,, ingatkah kalian tragedi Nadine Chandrawinata ketika interview Miss Universe 2006,, dengan bahasa inggris yang pas2an? saat itu juga seantero indonesia dan (mungkin) dunia mencela dia.

apakah pihak penyelenggara miss&putri indonesia lantas hanya adem ayem? tentu mrk juga kebakaran jenggot dan bikin rules lebih ketat lagi toh? mengantisipasi kesalahan yang sama tak akan terulang.. :)

kalo aku sih ngeliat ajang2 itu lumrah aja,, ada kesempatan buat cewe2 itu unjuk diri,,dan prosesnya itu ngga semudah seperti yang kita lihat dilayar kaca..
mewakili indonesia di kancah internasional? itu prestasi lho,,ngga semua bisa.

semua orang sedang belajar.. dan ga ada yang sempurna^^

nh18 mengatakan...

Baru tadi pagi baca kolom suatu harian di Ibukota ...
tentang Miss yang baru saja dilantik ...
yang nervous saat ditanya bahasa Inggris ...

Komentar saya ?
mmm ... gimana ya ...
no comment saja deh ...

Salam saya

nDaru mengatakan...

@ Aristiya
Lho...Bisa berbahasa inggris itu sah2 saja, bagus malah...karena bagemanapun juga, itu bahasa internasiyonal yang lebih banyak dipakek di dunia daripada bahasa indonesia..Tapi, mbok makeknya bahasa inggris ituh yang pas. Lha baru ajang Miss Indonesia, ditanyak pakek bahasa indonesia kok jawab pakek bahasa inggris. Kalok embaknya ngikut Miss World lha silakan ngomong pakek bahasa inggris. Sekalipun tar Miss Indonesia ituh jadi wakil di ajang Miss World, substansi penyelenggaraan Miss Indonesia sendiri seharusnya lebih edukatip dari yang udah2. Ajang begitu memang lumrah2 saja kok, bahkan perlu jugak. Tapi apa kriterianya ndak terlalu melenceng? Diatur biar lebih Indonesia gitu..Soalnya saya belon pernah liyat orang papua asli menang di ajang ini..ato saya yg kurang apdet ya?

@nh18
Yang jadi Miss Indonesia sekarang ituh yang jawab terus pakek Bahasa Inggris ndak? Saya ndak ngikut sampek akhir je.

jabon/jabon mengatakan...

bagus dong kalo missnya bisa bahasa londo, tapi harus kuasai dulu bahasa daerah indo karena ajangnya miss indo...!!

alumni darul amanah mengatakan...

nggak taw dech bU'.. sebenarnya apa yang bener-bener di cari dari ajang miss-missan itu..??

tary mengatakan...

wahhhh sepakat sist, sama apa yg kamu tulis, sepertinya ajang seperti ini nggak ada gunanya.

orange float mengatakan...

malahan saya berpikir apa sih kontribusi miss indonesia itu bagi indonesia, apa hanya sekedar menghadiri kegiatan kemanusiaan dan apakah kehadirannya sebuah keterpaksaan atau memang murni kepedulian dia

nDaru mengatakan...

@ jabon
bagus lagi kalok dia jg bisa bahasa creole
@alumni
DUIDH pak DUidh...itu kan bisnis yang lmayan aduhai, liyat aja hadiyahnya
@Tary
ada mbak, mengisi slot tipi suwasta yang kosong karena sinetron kejar tayangnya blon slese diedit
@orangefloat
setuju mbak, saya jugak endak yakin kalok dia mau ngelap ingus anak2 di pinggir jalan tanpa sorot kamera

chocoVanilla mengatakan...

Perkenalkan, saya Miss Komunikasi th. 2001 (hihihihi.... tersipu malu).

Masalahnya Jeng, biasanya kecantikan itu berbanding terbalik dengan kecerdasan :lol: (maap... maap... buat yang cantek-cantek)

Asop mengatakan...

Gak bisa dipungkiri, kontes Mis-misan kayak gitu masih populer di kalangan wanita. Kenapa ya? :?:

nDaru mengatakan...

@mbak choco-V
welkam tu de janggel MisKOM 2001 :p
wehehehehehehehe...untung saya ndak mengklaim diri saya cantek. Kalok kata kaos Joger, BAHENOL, BAdan HEboh Otak Nol. anomali yang menarik neh hehe

@kang Asop
Aktualisasi diri kang, manusia pada dasarnya dikaruniai sifat eksibionist, pengin pamer atas pencapaian yang dia dapet, sekarang kalok para cowok dapet 2 jam luang, apa yang mereka kerjain? ke bengkel, ngulik komputer,motret2..naaa hasilnya dipamerin ke orang bisa kan?ikut kompetisi modifan motor ato balapan misalnya.na kalok cewek, dikasih 2 jam free..kira2 kmana? ke salon, nonton film cengeng..*ini saya bicara general ya..bukan kasus khusus kek saya, kalok saya dikasih 2 jam free saya lebih milih ngulik piston saya biar dapet kompresi gede daripada pedikur*...na ajang miss-missan inilah yang jadi objek pamer atas hobinya itu..begono

Kutus Kutus Herbal, Bali mengatakan...

Ade... (nDaru)
sebegitu sewotnya dirimu cermati itu, he.he.he... yang sabar ya de...
dunia itu mungkin lebih tepat ke promosi kecantikan, masih belum ke essensi profil wanita indonesia.

Kufikir tadi aku mau comment ttg rencana nikahmu, eh. malah liat tulisan ini ya udah nulis ini dulu.

Ditempatnya mbak Ulan ada sedikit keraguan atas rencanamu, kenapa ? Aku jadi inget tulisan ku dulu ttg bahasan itu.

Bila nDaru mau bisa kau dapatkan di emailmu nanti.

kita tukeran alamat blog ya de... ini punyaku = http://obrolanblogger.blogspot.com/

jabat erat buatmu, makasih.
salam - satrio

Unknown mengatakan...

hihihi...
cuma bisa senyum senyum mbaca ini...
tapi setuju bgt, mbak...
mendingan jadi miss-tar a.k.a penggaris ajahh...hahaha...
bdw salam kenal yahh, mbak.. ;)

warm mengatakan...

dari judulnya aja ketauan,
miss ..
jadi aturan yang mana dipakai tentu sudah harap maklum, bukan ?

devieriana mengatakan...

kenapa saya nggak mau ikut ajang miss-miss'an? soalnya udah pasti menang. Jadi ya sudahlah saya kasih ke yang lain aja..kasian kalo nggak ada kegiatan.. *dikeplak* :D

Ada posistif & negatifnya. Sebagai seorang duta bangsa, ya idealnya (menurut mereka) ya harus yang sempurna. Sempurna itu tolok ukurnya apa aja? ya sesuai sama standar yang mengadakan acara :))

nDaru mengatakan...

@Pak Satrio
Wah..rencananya masih jauh kok pak..hehe OK pak..saya sudah meluncur ke TKP (Tempat Kanvas Pemikiran)

@Eyha
Asal bukan mistar gawang aja..kejedot bola terus :D

@warm
woooo...iya ya..saya malah ndak ngeh etimologisnya

@jeng Devi
Wuik...ngasih kesempatan yang lebih jelek ya jeng?...jadi standard-nya kekmana dong?