Rabu, 22 September 2010

Grown Up


Pernah nonton pelemnya Adam Sandler? Pasti pernah ya. Na, kalok yang terbaru ini? Itu lho yang judulnya Grown Up. Awal nemu pelem itu di rental pelem lengganan nDaru, nDaru langsung nyomot dan setel begitu nyampe rumah. Ndaru lumayan tertarik dengan bintang2 yang ikut ndagel di situ, ada Chris Rob, Salma Hayek, trus Rob Schneider. Seperti apa to kolaborasi Adam Sandler dan bintang2 itu? Lha, ternyata setelah nonton, nDaru ndak berhenti ngakak sampek guling2.


Tapi, ndak cuman itu saja kok. Di tengah pelem nDaru jugak ngrasa terharu, mikir, dan sampek akhirnya merefleksikan lagi apa yang sudah nDaru kerjain. Soalnya, pelem2nya Adam Sandler ini sekalipun bikin ngakak dengan lelucon yang jorok tapi masih sopan daripada joroknya pelem2 Indonesiya, tetep ada satu dua dan tiga hal berharga yang mbikin nDaru mengangguk2kan kepalanya. Oh..iya ya, ternyata emang waktu bersama keluarga itu lebih penting ketimbang promosi jabatan. Itu pesen ada di pelem Click. Terus, di Long Fellow Deeds, nDaru belajar bahwa temen2 sejati mendukung kita dalam suka maupun duka sekalipun kadang kita menyakiti mereka tanpa sadar. Selalu ada hal2 hangat dan menyenangkan yang membuat kita rindu kebersamaan. Nah, pelem2 itulah yang istilahnya Juminten brought to mind, mbikin nDaru melihat lagi keseluruhan hidup ini dan menemukan hal sepele yang ndak disadari begitu penting.


Dalam pelem itu deceritakan kalok Lenny Feder (Adam Sandler) adalah seseorang yang sukses dan ndak pernah gagal. Di jaman kecil dia bintang basket di lapangan. Tiga puluh tahun kemudian, dia jadi agen artis Hollywood yang handal, kaya, punyak istri cuantik, Roxanne Chase-Feder (Salma Hayek) dan keluarga yang mapan secara finansial. Temen2 satu tim basketnya dulu, Eric punya bayi 4tahun masih netek emaknya. Lalu Kurt yang jadi bapak rumah tangga sementara istrinya sibuk. Terus Marcus masih single dan tidak mau berkomitmen. Dan, yang terakhir si Rob yang tiga kali menikah dan gagal, ndak kenal anak2nya, lalu jatuh cinta terhadap wanita yang jauh lebih tua. Karena pelatih basket mereka dulu, Coach Buzzer ninggal, mereka ketemu lagi di pemakamannya. Lalu mereka sepakat untuk mengulangi masa kecil mereka dengan menyewa sebuah rumah di tepi danau dan tinggal disana bersama2 selama akhir pekan. Naa, disini mulai seru ni ceritanya.


Si Lenny berusaha mengajarkan anak2nya untuk menyukai alam dan mau menyapa orang laen, ndak cuman maen PS dan sms-an terus. Naaa, ini mbikin nDaru sadar untuk ndak terlalu berkutat dengan dunia maya, dari ngeblog, pesbukan, ceting, dkk. Awal dulu nDaru nulis blog, nDaru cuman punyak tujuan untuk menuangkan segala gagasan nDaru soal sesuatu. Dan, nDaru akui kadang nDaru terjebak emosi untuk terus menuangkan segala cerita di blog. Padahal, ngobrol dengan orang2 terdekat lebih nyaman daripada nulis di blog. Memang sih, ngeblog itu asik. Tapi, nDaru mulai nyadar bahwa blog cuman tempat untuk membagi pemikiran tentang hal2 yang umum saja, hal pribadi dan bahkan emosi terdalam ndak perlu dituangkan di blog. Dan, kalok nDaru pikir2 lagi, dari sekian banyak waktu yang dialokasikan buat ngeblog dan surfing di internet, berapa yang sudah terlewat hanya cuman buat nongkrong bareng temen sambil cerita, telpon Mami yang pasti pengen tau kabar anak bontotnya, ato ndatengin tetangga sebelah yang selama ini memaklumi kelakuan Tukul dkk.


Sekarang banyak orang betah nongkrong di depan leptop untuk ceting dan pesbukan. Ada bahkan yang update status dari pagi sampek malem, kayak ndak ada hari tanpa pesbuk. Eskpresi yang ditampilkan di apdetan jugak macem2. Ada yang nyindir kelakukan temennya, ada yang ngungkapin cinta disana, ada jugak yang curhat sedih. Kalok diliyat2 lagi, apa ndak rugi kalok kita mengungkapkan segalanya di layar komputer? Kalok ndak suka sama kelakuan orang, kan lebih enak ketemu dan ngomong dari hati ke hati. Kalok kita ngungkapin cinta, kayaknya jugak lebih dalem bilang langsung daripada cuman memajang tulisan. Pun dengan ceting. Ndaru mikir ngobrol dengan orang secara langsung akan lebih melegakan karena kita bisa denger langsung maksud dia, mengklarifikasi apa yang perlu dilakukan, dan menatap matanya. Naaa..ketiadaan kontak fisik semacam ini yang bikin Kurt sama istrinya, Dianne jadi rada jawuh.


Bicara. Itu yang mbikin Lenny, Kurt, Rob, Marcus, dan Eric menemukan kembali hidup mereka. Lenny akhirnya bilang ke istrinya kalok sudah membatalkan dateng ke fashion show di Milan supaya bisa mbikin keluarganya menghargai danau daripada kehidupan high level. Eric ngaku kalok dia bukan pemilik perusahaan perabotan, dia ndak mau temen2nya tau dia nganggur. Kurt bicara jujur kalok dia sudah kehilangan sapaan istrinya. Marcus ngomong kalok dia sebenernya hampa karena sendiri. Dan, Rob ngaku kalok dia makek toub. Ketiadaan komunikasi, sibuk dengan kerjaan, dan ego mbikin mereka pengen tampil sempurna, tapi akhirnya mereka nyadar kalok mereka cuman butuh jujur dan saling mengerti.


Pelem itu jugak ngajarin nDaru bahwa hidup bukan persoalan menang sepanjang waktu. Lenny sengaja ndak nyetak skor akhir di pertandingan basket lawan musuhnya dulu di SD St. Marcus supaya musuhnya yang dulu kalah itu ngrasain menang sesekali dan supaya anaknya, Greggie ngrasain kalah dan berusaha, ndak cuman ngisep ketek bapaknya terus yang notabene bisa nyediain apapun buat dia. Dari situ nDaru belajar bahwa kadang kita musti nerima apa adanya kita, yang mungkin di mata orang lain biasa2 saja. Kadang kita dipaksa iri sama orang lain yang terlihat ngejreng, tapi itulah yang sebenernya membuat kita belajar mengakui keunggulan orang lain dan menerima apa adanya kita.


Pada akhirnya, Gloria, istrinya Rob bilang, “Life can be difficult sometimes. It gets bumpy. But with family and kids..and things not going exactly like you planned, but that’s what makes it interesting. In life..the first act is always exciting. The second act..that’s where the depth comes in.” Dan kata2 itu yang menjawab tantangan dari coach Buzzer di awal pelem,”I want you to play life like you played that game today, so when the final buzzer of life goes off… you’ll have no regrets.” Menjadi juara dalam hidup yang sebenar-benarnya, juara yang bukan hanya memenangkan pertandingan dangkal memamerkan gaya hidup, tapi juga memenangkan pertandingan sejati: menghargai diri sendiri tapi tetep mengalahkan ego dan kesombongan kita sendiri.

12 komentar:

guratanpikirku mengatakan...

Menjadi Juara hidup sering direkatkan pada ukuran saya LEBIH dari sesuatu or seseorang . Hidup dalam jalan pedang bukan berarti seberapa banyak musuh yang bisa kita jagal, menjadi tidak terkalahkan melainkan menjadi bukti dan tanda bahwa ketepatan dan ketajaman pedang dalam memisahkan kepala dari badan dan membelah badan bukanlah kemenangan sejati. Menjadi hidup (bukan juara) ataupun Jalan pedang sebetulnya menjadi bertumbuh dalam sesama yg sunggguh terjamah, tersentuh, konkret dalam perjalanan harian hidup kita.

Arman mengatakan...

keliatannya bagus ya... boleh juga nih ditonton.... :D

Arman mengatakan...

eh iya mau komen soal ceting jadi lupa. hehehe...

yah semua hal itu pasti ada plus minus nya. tinggal kita sebenernya sebagai pengguna gimana supaya hal2 itu menjadi plus point.

ceting itu sebenernya banyak membantu lho menurut gua. karena gak setiap saat kita bisa menelpon secara langsung atau bahkan ketemu secara langsung kan?

contohnya dulu waktu masih long distance ama esther. modalnya ya ceting. telp cukup seminggu sekali. kalo tiap hari telp ya bisa bangkrut. hahaha.

atau sekarang pun kita tiap hari masih ceting. pas jam kantor! hahaha. soalnya kalo pas jam kantor telp2an terus kan ketauan dong ya... gak enak kan ama bos :P. kalo ceting kan gak tau. hahaha. jadi gua bilang fasilitas ceting itu bagus karena itu bikin kita lebih bisa berkomunikasi dengan orang2 secara intens.

tapi ya tentunya kalo udah di rumah ya kita gak ceting2an lagi lah. ya ngomong langsugn dong ya. hahahaha.

gua sih tetep merasa kemajuan teknologi itu lebih banyak puls nya daripada minus nya. balik lagi gimana kita yang memanfaatkan aja.. :D

eh iya nulis di blog juga banyak manfaat kok. bukan berarti kalo nulis di blog trus kita gak mau ngobrol ama orang2 lain kan... porsinya ada masing2. nulis ya tetep nulis, ngobrol ya tetep ngobrol. nulis lebih karena tulisannya itu tersimpan kan. selain buat kenangan, kalo perlu nyari2 tau info yang lama kan tinggal search aja. kayak barusan kemaren ini ada temen yang perlu nyari dokter anak di singapur, kebetulan kita dulu pas andrew masih umur 1 th pernah bawa ke dokter di singapur. tapi gile aje udah 4 th yang lalu mana kita inget nama dokternya siapa? nah untungnya kan ditulis di blog... jadi tinggal search, dapet deh. bisa membantu temen jadinya kan... :)

nDaru mengatakan...

@Guratanpikirku
wah ngeri..jalan pedang

@Bang Arman,
Bagus bang..cekidot deh..ceritanya asik kok, naaa soal teknologi percetingan ini ya...saya setuju kok bahwa sebenernya banyak plusnya daripada minusnya, ceting, social networking..semua toh dirancang oleh pembuatnya dengan tujuan untuk MEMPERMUDAH relasi sosial kita dengan orang laen. Tapi kan makeknya juga musti bijak ya keknya..bukan semua2 dihantam rata pakek cyber, saya endak menggeneralisir bahwa semua orang kekgitu.. Hanya kok banyak oknum yang saya lihat akhir2 ini "membengkokkan" 7an mulia dibikinnya teknologi komunikasi yang saya sebutin tadi, menjadi semacam pelarian dari dunia nyata.

Jadi....kalok menurut saya yaaaa...gunakanlah semua dengan seimbang dan bijak..saya toh tanpa ceting ato ngeblog juga mungkin bakal keteteran, secara saya sukak lupa naroh HP :p

dina mengatakan...

kayanya seru tuh film

ais ariani mengatakan...

memenangkan pertandingan sejati: menghargai diri sendiri tapi tetep mengalahkan ego dan kesombongan kita sendiri.

iyah, dan nyata nya memang itu lah musuh terberat dalam hidup ini. bukan begitu nDar?
hehehehhehe...

jadi penasaran sama pilem ini. kek nya seru yah nonton pilem ini ama temen - temen. teknologi kan seperti dua sisi mata uang yah,

hmph....

Fir'aun NgebLoG mengatakan...

review filmx menrik bgt tuch... jadi penasaran pengen nonton :p hehehe

Bukan Teroris mengatakan...

klo aku tuch paling suka nonton pelem" action yg banyak adegan" panasnya.... api kaleee... :D

chocoVanilla mengatakan...

Nampaknya seru, niy, nanti tak nyari picidinya deh. ee tapi Adam sandler itu sukak jorok kalok maen pelem yak?

nDaru mengatakan...

@ Dina,
ho'oh seru, tapi ada beberapa adegan dan dialog fulgar, tapi gak porno kok

@Ais,
Kadang saya aja memble, bisa nulis, ngerjainnya ehem ehem..hihihi

Yup..dan disitulah menariknya, duit kalok cuman 1 sisi doang kan gak laku

@Fir'aun,
silakan ditonton

@Bukan teroris,
Saya jugak demen pelem gebuk2an, tapi sekali2 nonton pelem ringan lah

@Cho2-V
Iya sih, dia suka mbikin adegan fulgar, tapi masih sesuai konteks kok

Anonim mengatakan...

Wah... mbacanya ndak kuterusin. Lha ternyata diceritain jalan critanya. Pdhl daku blum nonton & mo nyari DVD-nya.

Sorry ya? Komennya jadi curhat. Hihihi...

nDaru mengatakan...

@Bang Dewo,
kan cuman cuplikannya