Senin, 21 Maret 2011

Gonggongan Si Jojon

Namaku Jojon, bukan pelawak yang terkenal dengan kumis a la Hitler-nya itu lho, nama kumplitku Johnny Mikhaelo Pettrovic. Aku anjing kampung biasa yang nunut ngeyup di sebuah rumah mepet sawah kepunyaan seorang pecinta anjing. Di rumah ini aku endak sendiri, disamping si empunya rumah yang wajahnya kece itu, aku tinggal bersama 3 anjing lainnnya. Yang tertua adalah Broder Tukhul, lalu Broder Molen dan seekor anjing titipan yang laen yang namanya sok sok kayak bule Prancis. Sementara ini aku tinggal bareng disini karena tempat tinggal asliku di sebuwah vihara di lereng merbabu endak gitu kondusip dan mendukung pertumbuhan tulang belakangku. Jadi beberapa hari yang lalu itu, kedua kaki belakangku sama sekali endak bisa buwat gerak, jangankan buwat jalan, wong dicubit disitu aja endak kerasa je. Kata dokter aku kekurangan kalsium, tapi itu beberapa hari yang lalu, sekarang aku udah baekan kok, udah bisa maen sama temen2ku bertiga itu.

Sudah ya, itu soal jati diriku. Yang mau aku gonggongin disini bukan soal aku kok, tapi anjing titipan yang satu lagi itu. Pertama pas ketemu aku itu jiyaan, kesane dia itu sombong, sok kuwasa, sok yang punyak rumah, padahal penghuni berkaki 4 yang resmi berKTP sini kan cuman Bro Tukhul sama Bro Molen. Tapi kemudian setelah kami melewati beberapa malam bersama, akhirnya kami akrab dan sukak saling curhat soal masa lalu kami.

Dia banyak cerita soal majikan aslinya yang kata dia mahasiswi pasca sarjana di sebuwah perguruan tinggi suwasta nan kondang misuwur di republik ini. Dia itu disamping wajahnya endak terlalu kece, dia jugak sok modis dan sukak eksis di duniya maya. Di semuwa jejaring sosiyal, kalok kata temenku yang asli mbantul itu bilangnya socmed, majikan dia ini punyak akun semuwa. Termasuk mesin ngobrol jarak jawuh alias chatting MIG 33. Kalok yang itu aku agak2 endak mudeng wong tauku ya sebatas tulang sama sop balung bikinan si empunya rumah ini. Temenku itu dititipken disini juga karena relasi majikannya dengan adeknya yang punyak rumah ya itu majikan sementaraku itu. Katanya dia mau mudik dan dititipken disini cuman 1 minggu, e sekarang udah 3 bulan endak diambil2.

Kalok kata dia, hidup disini jawuh lebih nyaman dan lekker daripada tinggal di rumah majikan aslinya, disamping bisa dolan2 dan lari2 karena disini endak banyak perabotan, makanan juga terjamin. Apalagi soal kesehatan, dia punyak kelainan di matanya aja dipreksain ada apa, lalu ketika dia mabok superpel aroma apel yang dia kira jus, malem2 dia dibawa ke ndokteran biar ndapet perawatan, wes to kalok kata dia, hidup di sini sama di tempat majikannya itu bagaikan hidup di surga dan di neraka. Lha bagemana endak to. Disana itu katanya sempit, sering ditinggal2, udah gitu kadang masuk kandang yang cuman berukuran cuwilik banget. Jadi endak bisa bebas kayak disini. Dan kadang lagi kalok pacar majikannya yang goblok itu dateng, dia sukak dicuwekin. Ha bagemana endak goblok to, wong sekolah S1 aja udah 7 tahun endak selese2 kok. Kalok endak goblok ya pethuk.

Dan aku mbuktiin ucapan temenku tadi bener adanya, waktu itu entah kena setan apa, pacar majikan temenku itu dateng njemput temenku tadi. E ternyata bener jugak, kalok diliyat dari tampangnya, kayaknya memang masuk golongan yang hanya berpangku tangan menunggu harapan yang tidak pasti, ini kata mas Toni Blank yang sukak aku tonton di sela2 kesibukanku nyarik2 kutu dibadanku sendiri. Katanya pacarnya, itu majikan temenku itu endak bisa dateng karena bisulan ato apa gitu, aku endak gitu jelas, soale aku ya masih blajar bahasa manusia. Yawes, lalu temenku itu diambilnya, sedih rasanya kehilangan sahabat sepencarian kutu itu, rasanya kayak dulu waktu aku ditinggal bapak sama simbokku karena rumah tempat mereka tinggal itu sudah penuh anjing. Sampek sekarang aku masih sedih kalok inget temenku itu.

Yang aku herankan itu soal itu lho, toto kromo dan unggah ungguh ala jawa dan tentunya parameter yang menunjukkan bahwa majikannya temenku itu salahsatu anggota civitas akademika dari sebuah almamater yang kondang, kok agak aneh, ha la piye to? Kata Bro Molen, temenku itu dititipken ya dia endak permisi mau nitip, e pas ngambil kok ya dia nyuruh orang. Apa emang adat manusia begitu ato aku yang terlalu manusiawi ya? Padahal dulu kata Bro Molen, dia sempat dititipken di penitipan anjing, itu sehari 30ribu je, lha kalok dia disini 3 bulan lebih njur kalok dihitung rupiah2an berapa itu? Belon sepatu jogging punyak si pecinta anjing yang digigiti sama temenku itu, rusak sol sepatunya gripil gripil karena dikunyah2. Terus dulu temenku kabur malem2 ya dicariin hujan2 sampek di RT seberang. Lalu jaket necisnya yang dikencingi terus risletingnya dibikin dol itu. Imbalannya dia malah nulis setatus di facebook njelek2in si pecinta anjing itu. Aku yang anjing aja kroso kok kalok sebenernya setatus itu ditulis buat si pecinta anjing itu, ee dia ngelak katanya endak buat si pecinta anjing. Tapi OKlah..kalok pembaca sekalian mau bilang aku HOAX karena endak bisa nunjukin bukti setatus facebook itu, apalah daya seekor anjing, jangankan punyak akun facebook, wong koneksi internet aja ya nebeng ndoro. Tapi apa ya sopan, setelah kebaekan ndoro sementaraku itu ngrumati temenku itu dengan sepenuh hati balesannya cuman sepenggal SMS? Nek aku manusia aku pasti dateng, ngucapin makasih secara langsung, lalu njelasin kenapa bisa segitu lama endak bisa ngambil anjingku. Lalu ngoceh bentar, baru tak ambil peliharaanku itu. Entahlah…mungkin aku yang terlalu hiperbolis, ato emang majikannya temenku itu yang bener2 sarapnya terganggu, lagian aku itu ya cuman anjing kampung. Dan ini juga cuman gonggongan anjing kampung yang endak terlalu penting buat dibaca

15 komentar:

Ina mengatakan...

kayaknya majikannya perlu digigit dulu baru sadar kali.

nDaru mengatakan...

@Ina,
dia endak pingsan kok In

mas stein mengatakan...

ngomel saja kok nyuruh anjingnya tho mbak. hehehe

nDaru mengatakan...

@ Mastein,
Dia kan saya kasih makan tiap hari..Tak suruh ya harus mau

Anonim mengatakan...

Wakakaka...
Anjinge bisa ngomel panjang lebar. Bagaimana ndoronya ya?

nDaru mengatakan...

@ Bang Dewo,
lho..malah pendiam ndoronya itu

Heru Purwanto mengatakan...

omelan anjingnya pasti merdu ya? hahahaha

nDaru mengatakan...

@ Heru,
yaa...daripada sempritan pulisi

jumialely mengatakan...

Setahun jumialely [dot] com, dengan penuh penghargaan saya ucapkan Terima Kasih karena sahabat sudah pernah Menorehkan jejak cinta di rumah maya saya. I love You

Anonim mengatakan...

wuuiihh..hebat bgt anjingnya bisa ngomel yah.. :D

dhila13 mengatakan...

wuuih.. angjing ngomel? :D

jumialely mengatakan...

gonggongan anjing kampung itu kadang bisa mengguncang dunia loh mbak e :D

kata siapa ndak penting :)

chocoVanilla mengatakan...

Nek aku sing nitip pasti pas ngambilnya sambil tak bawain martabak sama jeruk sekilo. Ha itu aja gak sebanding kok sama perawatan yg 3 bulan itu :D

kang ian mengatakan...

hahaha andai semua anjing bs menggonggong ky si jojon n menuliskn unek2nya di blog :D

Anonim mengatakan...

bisaan aza y,.........heheheh
salam