Jumat, 07 Agustus 2009

Antara Maya dan Nyata

Wah, gak terasa, ne bloh udah mencapai 1 tahun lebih. Isinya masih amburadul dan hanya sebagai t4 menyampaikan uneg2 saja. Sebagai catatan, sebenernya nDaru pengin banget membuat sebuah blog yang isinya poto2 jepretan nDaru, tapi kemudian urung, males ma duplikator, sebenernya gak pa2 ya dipake asal ada nama penjepretnya. Dulu poto2 jepretan nDaru pernah nDaru muat di Frenster, tapi nDaru hapus karena tiba2 nongol di blog seseorang dan ngaku2 tu poto hasil jepretan beliau yang punya blog. Mangkenye, mending pada dateng ke rumah, silakan liat poto2 nDaru di album atawa CD yang nDaru bikin. Itu kenapa smpai sekarang, nDaru masih ngotot yakin bahwa para aktivis dunia cyber itu berkepribadian ganda. paling engga' itu terjadi pada nDaru. Sejak dikenalkan pada dunia per-chatting-an di chatt tool mIRC nDaru sudah menyimpulkan bahwa dunia mIRC itu penuh dengan kebohongan dan manipulatif. Novel yang paling nyanthol di jidat nDaru, karangan Agatha Christie, juga menyatakan begitu dalam kisah Tragedi Tiga Babak (Three Act Tragedy), bahwa orang bisa menciptakan sebuah tokoh sebebas-bebasnya di dunia tulisan.

Dunia cyber internet memfasilitasi kita2 buat "membalas dendam" apa yang kita benci dan gak didapet di dunia nyata. Kata guru BK nDaru dulu pas SMA, beberapa aspek krusial dalam komunikasi untuk mengetahui pribadi seseorang adalah nada bicara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Hal2 itu bisa menunjukkan tingkat kedalaman dan kematangan psikis seseorang, meskipun gak sepenuhnya ya, tapi toh itu adalah titik penting dalam komunikasi, yang celakanya malah gak didapet di internet, memang sekarang marak cam 2 cam chatt, tapi keknya gak semua dari kita bisa mendapat fasilitas ini, terkait dengan besaran bandwidt yang memang dibutuhkan cukup besar.

Itu membuat setiap chatter bisa bersembunyi di balik karakter yang dia ciptakan dan ia perankan di setiap tulisan-tulisannya. Contoh kecil katakanlah, penggunaan kata sapaan. Hanya dengan menyebut diri sendiri dengan “saya”, rasa yang didapat berbeda jauh dengan jika memakai “aku”, apalagi “gw”. Kata ganti “saya” akan membuat tulisan menjadi terkesan santun dan sopan, tetapi sisi negatifnya, jauh dari kesan akrab. Kek baca buku sekolahan aja. Saya pergi ke sekolah bersama teman-teman.

Jadi yaaaaaaaaa begitulah, gak selalu tulisan — apalagi di internet — yang mencerminkan keadaan sesungguhnya seseorang di dunia nyata. Andrea Hirata berulang kali menyatakan bahwa meski buku Laskar Pelangi diilhami dari kisah masa kecil beliau, tapi sekian persen dari cerita disitu adalah fiksi se fiksi2nya. nDaru mungkin memang pernah jengkel, pernah kecewa berkali-kali, tetapi apakah suasananya sedramatis apa yang nDaru tuliskan di sini? Mungkin iya, mungkin pula kagak. Tetapi kalau bolehlah sekali nDaru jujur tentang tulisan nDaru sendiri, keadaannya gak separah itu. nDaru masih bisa cengengesan riang gembira seperti anak kecil yang baru saja diberi Play Station dan Need for Speed pertamanya. nDaru hanya memerlukan sebuah tempat untuk berkeluh kesah ketika gelombang kekecewaan dan kejengkelan menyergap nDaru. Dan energi melankolis itu nDaru salurkan di sini sambil melatih untuk menulis. Daripada nabokin orang kan? ;P

Tidak ada komentar: