Kamis, 12 Juni 2008

pulang



Pernah ga mengalami suatu masa dimana kita pengin banget balik ke masa lalu? Ada seorang temen ndaru yang, yaaa..klo boleh ndaru bilang sih, mempunyai kisah hidup yang unik, dan lumayan panjang di usianya yang masih relatif muda. Orang ini pernah dibilang "he was born naughty"karena kelakuan dia yang dari kecil udah tengil banget. Tapi toh semua yang dia alami dulu menjadi pelajaran hidup dan menjadikan dia orang yang lebih baik.

Dia udah nuakal banget dari TK, brantem dengan temen udah menjadi makanan sehari2, berkasus dengan guru dan temen di sekolah udah ga heran lagi, dan orangtuanya menjadi langganan dipanggil kepsek. menginjak remaja dia mulai kenal drugs dan alkohol. Sebenernya ne anak pinter, terbukti ketika SMA dia s4 ikutan olimpiade fisika dan juara sampai tingkat propinsi(ga jelek kan, buat ukuran orang tengil?). Ada kejadian unik pas dia ikutan Olimpiade orang2 berotak encer ini, jadi pas jam 8 dia harus ikutan olimpiade fisika, jam 6 pagi dia baru dijemput dari kantor kepolisian, karena malemnya ikut2an tawuran. Masa2 kuliah juga dijalani dengan hal2 yang berbau2 kenakalan remaja kekgitu..Belon sampai selesai, dia bekerja di sebuah TV swasta nasional yang lmayan mentereng di jakarta. Kenakalannya udah mulai berkurang, ya minimal brantemnya udah ga sesering dulu, tapi kehidupan Jakarta telah mengubah karakter dan perilakunya menjadi jauh lebih buruk.

Sampai pada suatu saat, Tuhan berkenan menegur dia, ne anak sakit di jakarta, dan dia ga punya sodara deket disana, dan pulanglah dia ke kampung. Dan pada saat itulah dia sadar akan jalannya yang keliru. Dia kmudian memutuskan buat slesein kuliahnya, dan sekarang bekerja di kampung halamannya.

Mungkin sebagian dari kita pernah bahkan sering mendengar kisah2 pertobatan kek gitu..Tinggal kekmana kita mampu mengambil "sesuatu" dari kisah2 itu..Banyak yang ndaru dapet dari orang ini, tentang bertahan hidup, tentang menghargai orang..memanusiakan manusia, dan ga memandang rendah orang hanya karena dia miskin, hanya karena dia berbeda jenis kelamin ma kita. Dan juga tentang keyakinan bahwa kita selalu punya kesempatan buat "pulang", menyadari bahwa kita salah dan memulai semuanya dari awal lagi. Setiap kita sebenarnya punya "second shoot"..kesempatan kedua, tinggal mampukah kita mengikis keangkuhan kita dan mengakui kesalahan yang telah kita perbuat..tidak perlu minta maaf secara verbal sebenernya, asal kita mau merubah sikap dan berusaha memperbaiki kesalahan, itu merupakan bahasa maaf yang paling dahsyat.

Tapi di sisi lain..Mampu dan maukah kita memaafkan? Bisakah kita membuka hati untuk orang yang menyakiti kita? atau tetap memendam kebencian ma orang2 itu?Mungkin boleh kali ya kita "sedikit waspada" tapi toh seiring berjalannya waktu dan dia mampu membuktikan klo dia bener2 berubah ya kenapa engga'?

Tidak ada komentar: