Kamis, 10 Juli 2008

Birthday: one year closer to the death


Setiap orang tentulah merayakan hari ulang tahunnya, secara itu adalah peringatan dimana dia melihat dunia buat pertama kalinya. Banyak cara buat ngerayain hari spesial ini, ada yang berpesta2 mpe tekor, ada yang ngerayain pake makan bareng di panti asuan*biar dikira solider dan dermawan*. Ada yang ngarepin kado dari orang yang dikasihi *ngarep.co.id*. Yang jelas, diantara semua hari dalam 1 tahun, pastilah ne hari yang paling istimewa melebihi hari2 lainnya.

Tapi pernahkah kita sedikit bermenung dan mikir, bahwa setiap kita merayakan ulang tahun, itu artinya kita semakin dekat dengan kematian? secara, siklus alami manusia kan lahir--->hidup*entah brapa lama*--->mati. Ada orang yang dikasih umur panjang, tapi ada pula yang cman dikasih umur pendek. Kapan kematian datang juga masih menjadi teka-teki terbesar manusia. Siapa yang bisa menebak hari dan jam kematian kita? *kecuali orang2 yang divonis hukuman mati*

Sedari kecil pas kita ultah, pasti dong orang tua kita doain kita biar jadi orang yang berguna, jadi orang sukses, dan macem2 yang baek2. Seiring pertumbuhan pikiran kita mampukah kita merubah doa itu? Menggeser subjeknya menjadi orang laen. Mampukah kita menjadi BERKAT buat orang laen. Bukan saja menjunjung tinggi harkat diri sendiri, tapi kekmana bisa membuat orang2 di sekitar kita menjadi nyaman. Karena ndaru yakin sebagai orang berTuhan toh kita ngarepin nantinya setelah kita mati, kita dapet tempat disono. Mampu menjadikan setiap langkah kita menjadi anugerah buat sesama. Mampu menjadikan hari ulang tahun ini untuk merenungi KEMATIAN yang emang menjadi pasangan KELAHIRAN. Dulu babe ndaru pernah cerita, dia bertugas di sebuah daerah konflik buat membersihkan ladang ranjau. Kekmana dia melihat temen2 se-kompinya ada yang tewas menginjak ranjau. Setelah balik dia selalu ngomong filosofi berjalan diantara ranjau itu pas banget ma misteri kematian. Betapa setiap langkah kita bisa menjadi yang terakhir. Mungkin saja blog yang ndaru posting kali ini menjadi blog yang terakhir ndaru posting, atau blog terakhir yang temen2 sekalian baca. Ini ndaru bukannya pengin nakutin lho, tapi emang kekgitulah kehidupan manusia ketika berhadapan dengan misteri kematian.

Nilai kita sebagai manusia bukan kekmana kita game over *mati*, melainkan kekmana kita hidup; bukan apa yg kita dapet, tapi apa yg udah kita kasih; bukan apa pangkat kita, melainkan apa yg telah kita bikin dengan tugas yg diberikan Tuhan kepada kita. Itu kenapa kita ga harus takut pada kematian, seandainya emang kita udah ngerasa menjalankan tugas yang Tuhan berikan ke kita, kita boleh menyambut kematian itu dengan kepala tertegak.

*Nascentes morimur-From the moment we are born, we begin to die*
Cicero

Tidak ada komentar: