Rabu, 02 Juli 2008

pengajar abadi


Orang jawa bilang, orang hidup biasanya berdasarkan 2 hal, anggitan dan cathetan. Cita-cita ato klo mo ekstrim mimpi dan ingatan atau pengalaman. Cita-cita kita yang menjadi inspirasi setiap apa yang kita kerjakan dan pengalaman yang mengajarkan bagaimana untuk berbuat dan mencapai cita-cita itu.

Memang benar adanya klo ada pepatah yang mengatakan "Pengalaman adalah guru hidup yang paling baek". Betapa pengalaman lah yang bisa membuat kita lebih bijaksana, yang membantu kita memutuskan suatu hal. Ga bisa dipungkiri bahwa setiap kita membuat sebuah keputusan tentu kita biasakan buat mengingat2 kembali pengalaman kita yang sekiranya berhubungan dengan apa yang akan kita putuskan tersebut. Kita tentu ga pengin jatuh pada lubang yang sama. Kita tentu ga pengin mengalami kesulitan karena masalah yang sama. Pengalaman lah yang membuat kita menentukan jalan mana yang akan kita pilih. Gampangnya gini, kita pernah kesasar ketika melewati jalur A, ketika kita tiba di persimpangan itu lagi, tentu kita ga akan milih jalur itu lagi kan?

Dulu setelah ndaru lulus, ada 1 pertanyaan yang menjadi permenungan ndaru, menjadi ikan kecil di kolam yang besar, atau menjadi ikan besar di kolam yang kecil? Menjadi orang yang paling pinter di sebuah institusi kecil, ato menjadi orang bego (yaaaa..ga bego sih..pengetahuan standard lah) di institusi besar. Dan jawaban dari pertanyaan itulah yang mengantar ndaru terdampar di sebuah daerah pengeboran minyak yang sepi dan sedikit gersang. Tapi terlepas dari kondisi daerah yang sepi ato suka ga sukanya ndaru disitu, banyak pengalaman dan ilmu yang ndaru dapet disitu, yang sekarang bisa ndaru pake di t4 kerja ndaru yang baru. Inilah bukti bahwa pengalaman adalah pengajar yang paling baek. Karena kadang kita ga mampu buat mendengar orang laen membagi kebaikan ke kita.


1 komentar:

MISKAMERS mengatakan...

mmm...sebelumnya salam kenal nih, boleh ya ngasih comment, kalo menurut aku semua peristiwa hidup (termasuk didalamnya adalah pengalaman) datang pada diri kita karena kita sendirilah yang menghendaki, segala peristiwa atau pengalaman kita saat ini terjadi karena sebelumnya pernah hadir atau terlintas dalam benak pikiran kita, baik itu secara sadar maupun gak sadar. Pernah dengar dejavu? ya kurang lebih seperti itulah prosesnya. Jadi kalo ada ungkapan "kamu adalah apa yang kamu pikirkan", atau kalo bahasa kitab sucinya "terjadilah padamu menurut imanmu" itu betul, karena apa yang kita pikirkan & yakini saat ini pasti akan terjadi entah cepat atau lambat dalam bentuk peristiwa atau pengalaman hidup. Jadi hati2lah dengan apa yang kamu pikirkan, karena itu pasti terjadi.