Selasa, 08 Juli 2008

Pembimbing Sejati


Di kantor ndaru, ada sebuah jendela kaca yang lumayan besar. Na, beberapa hari ini tirai penutupnya lagi kena giliran pembersihan, jadi tu jendela ga ada tirainya. Kemaren abis ndaru balik dari venue JobFair, ada seekor capung yang berusaha buat keluar dari tu jendela. Tu capung keknya ngotot banget pengin keluar ke taman dibalik jendela itu. Berulang-ulang tu capung terbentur kaca yang meski ga keliatan karena sangking beningnya tapi tetep ga bergeming sedikitpun. Kadang dia berhenti sejenak dan berusaha lagi menembus tu jendela. Trus karena kasian, ndaru tangkep tu capung dan melepaskannya lewat ventilasi diatas jendela.

Tu capung lmayan beruntung karena ketemu ndaru. Coba dia ketemu ma anak kecil yang hobi maenan capung, pasti udah dikasih kertas lah, di masukin toples ato dibunuh. Ato seandainya dia ga bertemu sapa2, ndaru ga yakin tu kaca bisa pecah terkena terjangan tu capung, yang ada si capung mati kecapekan nubrukin kaca.

Dalam hidup ini kita sering terjebak situasi kek yang dialami si capung tadi, berputar pada suatu persoalan yang bahkan kita ga bisa mengidentifikasinya dengan jelas namun kita sadari keberadaannya. Si capung tadi pastinya ga tau benda apa yang menghalangi dia dari dunia yang ditujunya. Kitapun sering kekurangan pengetahuan atau mungkin ga dong sama sekali persoalan yang sedang dihadapi maka kita tidak akan pernah memecahkannya dengan tuntas. Tahu-tahu waktu sudah habis, umur sudah tuntas, tak ada lagi yang tersisa...

Buat memecahkan masalah dengan efektif kita memerlukan pengetahuan tentang hakikat masalahnya. Namun ada saatnya semua sumber yang kita kenal tidak menyediakan informasi yang kita inginkan. Saat itulah kita memerlukan sumber dari segala sumber informasi dan pengetahuan yaitu TUHAN. Kita memerlukanNYA untuk keluar dari pusingan atau kemelut persoalan yang tiada kunjung selesai.

Banyak orang bilang bahwa ketika kita susah, kita jadi deket ma yang diatas, dan keknya emang udah selayaknya kek gitu. Yah minimal kita masih inget Tuhan pas kita susah, daripada ga samasekali. Ga ada alasen untuk bersikukuh bertahan pada kekuatan ego diri yang lemah dan sering buta atau ga bisa lihat banyak hal. Dalam hal ini pemecahan masalah yang efektif ternyata memerlukan kerendahan hati dan meminimalkan ego diri. Keyakinan diri yang berlebihan dan menihilkan pertolongan Tuhan akan mendorong munculnya kesombongan. Sebaliknya kepasrahan tanpa usaha juga keknya jadi kelihatan males dan sikap pasif individu. Kesungguhan buat berusaha dan penyerahan diri secara sadar dan adalah sikap keknya ideal. Selalu berharap bahwa Tuhan akan menolong kita, sambil kita tetap mengayuh sampan hidup kita.


Tidak ada komentar: