Rabu, 23 Juli 2008

menunda kemarahan


Pada suatu masa, pas ndaru masih umbelan dan suka maen di kali, ndaru suka banget nyari kepiting dikali bareng temen2 n sodara2 ndaru. Banyak sekali kepiting kapiran di kali blakang rumah opung waktu ndaru kecil dulu. Caranya gini..Kami memakai tali yang ujungnya diiketin batu kecil. Trus kami deketin ujung lai yang ada batunya itu ke deket kepiting gemuk yang lagi nangkring di pinggir kali, berkali2 kami ayun2kan tu tali hingga akhirnya tu tali di cepit ma si kepiting, karena marah waktu santainya kami ganggu. Setelah kecepit, kami angkat tu kepiting dengan mudah ke sebuah kaleng bekas sarden yang berisi aer mendidih yang kami rebus sebelonnya. Dibawah kaleng ada api kecil yang kami buat dari jerami kering yang kami dapet dari sawah sekitar sungai. Akhirnya Si kepiting yang marah udah pindah ke kaleng berisi aer mendidih itu. Dan setelah beberapa waktu, warnanya jadi merah dan siaplah kepiting rebus a la ndaru..hihihi asik kan?

Kepiting itu jadi korban santapan kami karena kegeraman dan kemarahannya kami ganggu saat santai dia pake tali dan batu. Kita liat sering sekali melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan, menghadapi masalah, kehilangan peluang, kehilangan jabatan, bahkan kehilangan segalanya karena : MARAH .

Jadi ketika kita menghadapi gangguan, entah itu kerikil kecil ato batu besar, hadapilah dengan bijaksana. Redam kemarahan sebanyak mungkin. Hindari suasana yang sekiranya membuat tensi naek. bersiul misalnya, atau nonton kartun *klo s4*. Cuci muka biar wajah kita sedikit adem dan emosi kita turun. Karena apa yang akan kita hadapi besok adalah hasil dari pertimbangan dan sikap kita hari ini.

Tidak ada komentar: